Fenomena Kebangkitan Islam

Runtuhnya kerajaan Islam Turki Usmani seabad yang lalu, mengantarkan Islam ke gerbang masa yang paling kelam dalam sejarahnya. Umat Islam bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, selalu menjadi objek deskriminasi serta bahan praktek para pemimpin diktator.
Berangkat dari sejumlah fenomena yang sedang terjadi sekarang ini, banyak kalangan yang mempertanyakan, apakah ini merupakan awal dari kebangkitan Islam, atau malah akan menambah nilai keterpurukan Islam?

Ya, inilah masa kebangkitan Islam. Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan dari Huzhaifah ra. mengatakan bahwa umat Islam akan hidup dalam lima fase kepemimpinan.
  • Fase Al-Nubuwwah
  • Fase Khulafah Al- Rasyidin
  • Fase Mulkan 'Addhan  atau kepemimpinan raja-raja yang menggigit, seperti Daulah Bani Umayyah, Daulah Bani Abbasiah dan yang terakhir Kesultanan Turki Usmani.
  • Fase Mulkan Jabbariyyan/pemimpin-pemimpin diktator ( masa sekarang).
  • Fase 'Ala Minhaji Rasulillah/masa kebangkitan Islam yang terakhir kali.
Sangat menarik rasanya jika kita melirik lebih dalam fakta-fakta yang  sedang terjadi belakangan ini seperti konflik pemerintahan timur tengah, perang Paletina, bencana alam, aliran sesat dan gejolak komunitas muslim di belahan dunia Barat serta perkembangan ekonomi di  negara-negara Islam. Guna untuk lebih menguatkan opini tentang kebangkitan Islam di abad 21.

Konflik Pemerintahan Timur Tengah

Konflik ini ditandai dengan turunnya masyarakat Tunisia ke jalan-jalan meneriakkan kebebasan dari kediktatoran pemerintahan Zine Abidin bin Ali. Peristiwa itu bermula ketika seorang warga Tunisia nekat membakar diri setelah barang dagangannya disita oleh polisi setempat dengan alasan tak berizin.

Kedigdayaan Bin Ali telah berlangsung selama 24 tahun. Di bawah kekuasaaannya ia menekan berbagai organisasi yang berpotensi mengancam kekuasaannya, bahkan pernah memenjarakan 30.000 aktivis Islam yang olehnya dianggap sebagai pembangkang. Ia juga melarang kebebasan berpendapat serta membatasi ruang gerak pers.

Tak sampai sebulan setelah reformasi yang terjadi di Tunisia, pesan reformasi  Tunisia direspon oleh rakyat Mesir. Awalnya masyarakat Mesir merasa ragu dengan apa yang mereka perjuangkan, karena ketatnya pengawasan dari pemerintahan Husni Mubarak. Tak tangung-tangung, Husni Mubarak juga  memenjarakan sekitar seribu demonstran yeng terlibat pada hari-hari pertama demonstrasi.

Ternyata perjuangan mereka tidak hanya sampai di situ. Adalah Ahmad Baradei yang menjabat sebagai peneliti atom di PBB, memberikan suntikan semangat yang sangat berarti bagi rakyat Mesir. Gelombang demonstrasi pun tak bisa di bendung lagi. Akhirnya pada tanggal 11 Februari 2011, presiden Husni Mubarak terpaksa meletakkan jabatannya yang telah berumur 30 tahun.

Setelah keberhasilan Tunisia, kemudian Mesir, negara-negara Arab dan Afrika Timur lainnya terinspirasi untuk mengakhiri masa mulkan jabariyyan yang telah berlangsung bertahun-tahun, seperti Yaman, Suriah, Bahrain dan Libiya.

Lengsernya para pemimpin otoriter di negara-negara Arab dan Afrika, bisa kita tafsirkan sebagai akhir dari babak kepemimpian mulkan jabbariyyan dan merupakan awal dari kebangkitan Islam. Kekosongan pemerintahan pasca reformasi di Timur Tengah memberikan ruang bagi partai-partai Islam untuk tumbuh dan berkembang membentuk suatu kekuatan untuk kembali membangun negara dengan asas Islami.

Aliran Sesat

Aliran sesat di Indonesia sekarang ini bak jamur yang tumbuh di musim hujan. Ia tumbuh dan berkembang tanpa mendapatkan hambatan yang berarti. Kurangnya iman dan tingginya tingkat intervensi asing merupakan sebab utama tersebarnya aliran-aliran sesat (red, aliran setan) tersebut.

Maraknya pemberitaan tentang Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dan berbagai aliran sesat lainnya harus bisa menjadi alaram pengingat bahwa perlunya para mubaligh untuk memperkuat para laskarnya dengan kekuatan iman.

Dalam skala lokal, di Aceh sekarang juga sedang dihebohkan dengan ajaran sesat yang banyak menyita perhatian publik, yaitu Millata Abrahah. Aktivis- aktivis aliran sesat tersebut tidak hanya menyambangi para masyarakat awam saja, tapi juga kaum terpelajar mahasiswa dan mahasisiwi yang kurang pasokan konsep iman. Tak tanggung-tanggung, mereka menggedok para pengikutnya dengan uang tunai sebesar lima belas juta per bulan.

Lahirnya ajaran-ajaran sesat tersebut membuat kaum muslimin lebih memperhatikan tetang agama Islam itu sendiri. Berbeda dengan masa-masa sebelumnya, Islam seolah sudah menjadi barang biasa dan tak perlu terlalu banyak menyita perhatian. Semakin bertambah perhatian umat Islam terhadap Islam bertambah pula pendalaman umat Islam terhadap hakikat-hakikat Islam yang seharusnya sudah dari dulu diperhatikan. Ini menjadi titik tersendiri untuk membawa Islam ke gerbang kebangkitannya.

Palestina

Konflik Palestina bak hujan yang tak kunjung reda. Ledakan misil, teriakan sang istri yang kehilangan suaminya, sang anak yang kehilangan ayah dan ibunya, isakan para gadis yang dicabut kehormatannya seolah menjadi nyanyian rohani penjemput kematian. Tapi itu bukan tak akan berakhir.

Banyak negara yang telah mendukung musnahnya Israel dari negeri Al-Aqsa tersebut. Bahkan para penduduk Israel sendiri mengecam serangan yang dilancarkan oleh pemerintah mereka. Pasalnya serangan balik dari pasukan Palestina sangat meresahkan penduduk Israel sendiri yang tak jarang mengakibatkan jatuhnya korban sipil.

Akhir-akhir ini, Israel menjadi ketakutan setelah kehilangan kawan setianya, yaitu Mesir. sejak turunnya presiden Husni Mubarak, dikabarkan hubungan kedua negara ini menjadi kurang serasi, bahkan dikabarkan putus. Suplai minyak ke Israel sudah dihentikan, dan itu berakibat sangat fatal bagi Israel. Karena mereka sangat bergantung pada suntikan minyak dari Mesir.

Mayoritas Muslim di Negara Barat

Meski dicap sebagai produsen teroris, Islam di Barat mengalami perkembangan yang pesat. Di Amerika latin misalnya, menurut hasil survei terakhir pada tahun 2006, jumlah penduduk muslim mencapai 300.000 jiwa. Sementara di Inggris jumlah penduduk muslim tercatat 1.8 juta orang atau tiga persen dari total warga Inggris yang berjumlah lebih kurang 60 juta jiwa. Ini merupakan perwujudan atas kebenaran Islam itu sendiri.

Isu Islam semakin hangat diperbincangkan di Barat. Pertanyaan demi pertanyaan tentang Islam pun terus bermunculan hingga banyak melahirkan penelitian dan analisa, mulai dari seminar, talkshow, simposium hingga riset ilmiah.

Melemahnya kekuatan Israel dan bertambahnya kekuasaan Palestina, serta maraknya pertumbuhan komunitas muslim di Barat ini membawa kita pada mimpi untuk membebaskan Palestina dan pembebasan negara-negara tersebut. Banyak hadis yang meriwayatkan bahwasanya ketika Imam Mahdi dibai'at akan terjadi peperangan antara pasukan Imam Mahdi yang berpusat di Palestina dengan para penentang Imam Mahdi dari Jazirah Arab, Iran, Roma dan Hindia. Pada masa inilah umat Islam akan mendapatkan kembali kejayaannya yang terakhir kali, sekaligus menjadi penutup dari umur dunia ini.

Pertumbuhan Ekonomi Islam

Krisis ekonomi yang terjadi di negara-negara Barat dua tahun terakhir membuat beberapa perusahaan besar gulung tikar, bahkan perusahaan sekaliber Lehman Brothers pun ikut terseret ke lembah kebangkrutan akibat arus kapitalisme yang mereka buat sendiri. Sementara itu di belahan dunia lain, negara Islam Turki tercatat sebagai negara dengan tinggkat kelajuan ekonomi tertinggi. Perbankan-perbankan, serta institusi-institusi keuangan lainnya yang berbasis syariah tetap berdiri tegar ketika perbangkan-perbangkan konvensional runyam di terkam krisis ekonomi. Kegemilangan seperti ini sudah lama tidak kita jumpai semenjak runtuhnya pemerintahan Islam Turki Usmani.

Ini jelas menggambarkan bagaimana Islam mulai menampakkan taringnya dalam kancah internasional. Jadi tidaklah ngaur ketika kita mengatakan bahwa ini adalah masa kebangkitan Islam.

Penting untuk kita ketahui posisi suatu zaman, supaya kita bisa beradaptasi dengannya. Dari hadis di atas kita bisa paham bahwa bahwa kita berada di fase yang ke empat yaitu fase mulkan jabbariyyan. Fase dimana pemerintah memaksakan kehendaknya kepada rakyat. Dengan demikian pemerintah akan melupakan perintah-perintah Allah yang seharusnya diaplikasikan.

Fase ini mirip denga fase nubuwwah ketika nabi Muhamad saw. berada di Mekkah. Kaum muslim yang minoritas kerap menerima deskriminasi dan penindasan dari penguasa pada masa itu. Namun dalam suasana yang mencekam itu, setidaknya ada tiga sifat para sahabat yang patut kita contoh untuk menjalani hidup di masa sekarang ini, yaitu sabar, istiqamah dan tafaul/positif thinking.

Untuk menyambut fase kelima, yatu fase dimana akan tegak kembali kekhalifahan Islam, kita perlu menyiapkan diri. Sebuah negara Islam tentu membutuhkan seorang pemimpin yang kokoh akidahnya, qadhi yang handal, pendidik yang berkualitas, juga para pejabat yang harus selalu membenahi diri dengan suplemen islami.

Kita tidak mau jatuh yang ke dua kalinya. Bila kita tidak mampu memikul kepemimpinan dengan baik, tidak mustahil kepemimpinan itu akan direbut oleh mereka yang jahil dan tidak mau menerapkan hukum Islam. Pepatah Aceh mengatakan "bek pula lada wate trok kapai", artinya segala sesuatu mesti kita persiapkan dari sekarang, bukan malah sebaliknya "boh jok boh beulangan, wate trok taboh nan."

Anda pasti tau tentang makna hadis yang mengatakan bahwa kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Seluruh umat Islam memikul tugas ini, tidak hanya mereka yang sedang berada di atas saja, tapi kita juga.

Selaku Mahasisiwa Al-Azhar seharusnya kita tidak menyia-nyiakan waktu dan merasa kita tidak bertanggungjawab atas beban ini. Kita adalah cita-cita orang tua dan harapan masyarakat Aceh. Mampukah kita memenuhi tagggung jawab ini? Kalau bukan kita, siapa lagi?

Tulisan Tgk. Husni Nazir
Ketua Pendidikan Keluarga Mahasiswa Aceh 2011-2012
Sudah pernah dipublikasikan di El-Asyi

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top