Wanita Emang Cengeng, Tapi...


 “Tidaklah mau aku kabarkan kepada kalian tentang suatu yang paling baik dijadikan bekal seseorang. Wanita yang baik (shalihah). Jika dilihat ia menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya dan jika meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (HR. Abu Daud dan al-Nasa’i).
Hadis di atas menggambarkan wanita dengan kesungguhan menerapkan nilai-nilai islam yang indah dalam menghadapi hidup fatamorgana. Demi mendapatkan kesenangan hakiki di dunia maupun akhirat.
S
ecara kodrat, kaum hawa sangat beruntung. Dianugerahi fitrah dari pada penciptannya, salah satunya adalah rasa malu yang lebih dominan dibandingkan kaum pria. Namun, ironisnya kini banyak sekali wanita yang justru merasa malu dan berusaha menjauhkan dirinya dari rasa malu tersebut. Sehingga terlalu banyak dijumpai saat ini kaum hawa yang mengedepakan rasa percaya dirinya yang terlalu berlebihan sampai merendahkan martabatnya sendiri. Rasulullah Saw, pernah melewati seorang laki-laki Anshar yang mencela sifat malu saudaranya. Lalu  Rasulullah bersabda: “Tinggalkan dia. Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.”

Selain malu, wanita juga dianugrahkan rasa yang begitu peka dan halus terhadap keadaan.  Dalam bahasa sehari hari dikenal dengan perasaan sensitif. Terkadang seseorang harus sangat berhati-hati ketika terlibat pembicaraan dengannya. Wanita mudah sekali meneteskan air mata secara diinginkan ataupun tanpa alasan, ibarat sebuah barang antik wanita pun amat mudah tergores dan rapuh.

Saat Allah menciptakan wanita, Dia membuat wanita  menjadi sangat penting. Allah menciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh beban dan isinya. Walaupun bahu itu cukup lembut dan nyaman untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur. Mungkin juga tidak berlebihan, jika kita mengatakan masa depan generasi suatu bangsa dan umat ini salah satunya ada dalam genggamannya.

Wanita adalah penopang segala generasi. Allah menekankan kepada wanita untuk terus melaksanakan tanggung jawab yang berat tersebut semaksimal mungkin. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh istri-istri nabi dan wanita lain sesudah mereka. Wanita-wanita itu telah mencatat sejarah dengan tinta harum akhlak serta rasa bangga terhadap agamanya. Siapa yang tidak kenal dengan sosok wanita luar biasa seperti Khadijah ra? Siapa yang tidak kagum dengan wanita semulia Aisyah? Mereka adalah simbol wanita Islam.

Sekilas mengenai kedudukan wanita. Betapa bedanya kedudukan wanita sebelum dan sesudah islam. Di mata bangsa Yunani kuno, wanita sangat dilecehkan. Sampai- sampai mereka mengklaim sebagai najis dan kotoran dari hasil perbuatan syetan. kondisi wanita pada saat itu begitu sengsara dan memprihatinkan. Begitu juga di zaman Romawi orang-orangnya memiliki semboyan cukup terkenal “Wanita Itu tidak punya ruh.” Kaum wanita mengalami berbagai siksaan yang kejam. Kemudian wanita di mata orang Hindu, ditegaskan, ”Sesungguhnya kesabaran tertentu, angin, kematian, neraka, racun dan ular itu tidaklah lebih jahat ketimbang wanita.” Sementara golongan orang Yahudi yang menganggap anak perempuan itu martabatnya sama seperti pelayan. Jadi, ayahnya berhak untuk menjualnya dengan harga murah sekalipun. Masih banyak lagi dari bangsa-bangsa lain yang memberikan penderitaan dengan kekejaman yang diperbuat terhadap makhluk lembut ciptaan Sang Khalik Allah Swt.

Berikut pengakauan bangsa Eropa bernama Guostav Loubon tentang pengaruh islam bagi kaum wanita. Dia  mengatakan, “Sungguh islam telah memberi pengaruh yang positif bagi peningkatan harkat kedudukan kaum wanita. Apa yang disumbangkan islam itu jauh lebih banyak daripada apa yang diberikan oleh undang-undang Eropa. Dia mencoba mengungkapkan apa yang selama ini disimpan dan disembunyikan oleh mereka dari sebagian bangsanya. Allah Swt berfirman, “Dalam  hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya.” (Al-Baqarah:10).

Wanita Muslimah di tengah-tengah masyarakat dipandang, Islam telah menepatkan kedudukan yang tinggi dan terhormat, satu kedudukan yang dapat menjaga martabat, kemanusiaan, dan kesuciannya, karena sebenarnya wanita itu adalah indah.

Allah berikan wanita perasaan peka dan kasih saying untuk mencintai semua anaknya. Walaupun sang anak kerap melukai perasaan hatinya. Dengan perasaan itu pula memberikan kehangatan kepada anak-anaknya yang ingin tidur, sentuhan lembutnya member ketenangan. Diberikan pula kekuatan untuk membimbing suaminya melewati kegetiran dan menjadi pelindung baginya. Bukankah tulang rusuk suami yang menjadi pelindung hati dan jantungnya wanita?

Dan akhirnya Allah berikan air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Allah berikan kepada wanita, agar dapat digunakan di mana saja dia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata itu adalah air mata kehidupan.

Tulisan Tgk. Oki Mutia Ratu, Lc.
Sudah pernah dimuat di Buletin el-Asyi.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top