Dzalimkah Al-Azhar?


Redaksi
Wake up bro ! benteng Azhar kembali meninggi, saban hari terus meninggi. Nah, taukah kita, ujian untuk kenaikan tingkat sudah dekat. Nah, sudah saatnya bagi kita yang masih berselimut tebal untuk bangun, membasuh muka. Kemudian membuka lembara-lembaran mukarar (diktat).

Info yang beredar, ujian akan dilaksanakan sekitar pertengahan bulan Mei, walaupun sebagian yang lain mengatakan besar kemungkinan akhir bulan lima. Dan sebagian yang lain berpendapat awal bulan Juni. Namun yang harus kita sadari adalah, ujian di depan mata.

Bagi mbak-mbak, cutda-cutda KMA, jangan termenung lagi. Walaupun dimata kalian dunia sedang berputar lambat (slow motion) tapi tidak demikian dengan dunia nyata. Apa lagi musin ujian, waktu terasa mulai mengejar dengan pisau dapur di tangan, jadi berhati-hatilah. Jangan sampai tertusuk pisau dapur ini, sakitnya melebihi putus cinta (joke).

Organisator, olahragawan, pegiat kajian dan rihlah. Alangkah baiknya, berhenti sejenak untuk memuluskan cita-cita luhur yang diniatkan dari kampung nan jauh dimata. Walaupun waktu tak terasa lama bagi kita, tapi yakinlah, akan sangat lama bagi orang tua yang menanti.

Bangun dari sekarang, jangan sampai nanti kita berteriak Azhar dhalim, gak ada toleransi dan terlalu memilah milih!

Al- Azhar tidak zalim

Jika kita tersadar dari sekarang, yakinlah Azhar terlalu tasamuh (memberi banyak sekali kemudahan) bagi mahasiswa ajnabi (non-Mesir). Bukankah duktur memberi tahdidan sebelum ujian, bukankan Al-Quran tidak diujiankan 30 Juz. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut Azhar berharap kita tidak tertekan dan mampu melewati ujian tersebut, namun sebaliknya kita belum tersentuh untuk memegang diktat dan terus berleha-leha.

Azhar zalim berkumandang keras, seakan azhar betul-betul berbuat seperti itu. Padahal jika azhar menerapkan sistem yang sama untuk semua mahasiswa. Akan sedikit sekali mahasiswa luar  yang bisa lulus naik tingkat.

Sebaiknya kesadaran akan hal-hal seperti ini kita pelihara dari sekarang, supaya diakhir Agustus-September suara “Azhar itu dzalim” tidak keluar asal-asalan dari mulut kita. Jika yang mengatakan seperti itu bukan mahasiswa Azhar, mungkin dapat dimengerti. Karena beliau tidak pernah merasakan hangatnya bangku kuliyah kita.

Tapi jika mahasiswa azhar sendiri yang mengeluarkan pernyataan seperti itu, maka perlu dipertanyakan kembali dengan barometer apa dia mengeluarkan statement. Sekali lagi, bangku kuliyah masih hangat dan luang untuk kita tempati. Keep spirit, Jak kuliyah, jak belajar!
Rabbuna yunajjahna! Amin

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top