Bu Kulah Hiasi Perayaan Maulid di Kairo

Bu Kulah KMA
Kmamesir.org. 29/01/2015. Dalam rangka mengulang tradisi, mengagungkan nabi, peringatan maulid Rasulullah Maulid Nabi Muhammad Saw. kembali dilaksanakan. Kali ini Bu Kulah menjadi menu utama.

Setiap bulan Rabi’ul Awal menampakkan dirinya rasa kerinduan anak Aceh dirantau terhadap kampung halamanya pun muncul. Merayakan maulid bersama keluarga, melihat barisan orang-orang sekampung memangkul idang dan dalong (hidangan) menuju menasah, tandan pisang ayam bergantungan dipagar dan sudut-sudut meunasah, anak-anak berlarian mondar-mandir kegiringan sambil mendengar lantunan dike molod, menjadi memori molod yang tak terlupakan. Sungguh suatu perayaan ulang tahun yang selalu dinantikan dan dirindukan.

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir, yang selaku wadah seluruh Mahasiswa dari Tanoh Rincong di negeri para ambiya pun tidak ketinggalan ikut merayakan hari lahirnya manusia terbaik. Sekaligus mengobati kerinduan para pengejar ilmu di negeri gurun akan suasana maulid di nanggroe.

Hal penting yang dipersiapkan panitia dan berkesan bagi semua pengunjung adalah sajian hidangan Bu Kulah (nasi dibungkus daun pisang berbentuk piramida). Bu Kulah merupakan cara istimewa menyajikan hidangan kepada tetamu terhormat atau pada momentum sakral. Seperti hidangan untuk para raja dan rombongan pada masa kerajaan Aceh tempo dulu, bawaan dari menantu untuk mertuanya pada kunjungan hari raya, hantaran tujuh bulanan, dan juga kemasan kenduri pada perayaan maulid Nabi Saw.

Keistimewaan itu pula yang hadir di Meuligoe Aceh pada Kamis, (29/1). “Sudah 4 tahun tidak melihat, apalagi merasakan Bu Kulah”, kesan salah seorang pengunjung, “nyoe baroe hie molod dan puas teuh” (ini baru benar-benar mauli dan memuaskan), lanjut anggota KMA lainnya.

Memang menghadirkan Bu Kulah untuk negeri padang pasir semisal Mesir bukanlah hal mudah. Masalahnya bukan pada nasi dan bagaimana meng-kulah-kannya, tetapi daun pisang yang sangat sulit didapatkannya. “Untuk kali ini kami mencarinya sampai ke Thantha”, kisah Al-Qhazali, salah seorang panitia. Thantha sebuah kota propinsi dengan jarak tempuh 2 jam kenderaan dari kota Kairo.


Walaupun sudah jauh-jauh ke propinsi mencarinya, namun belum mencukupi kebutuhan untuk semua peserta yang hadir. Sehingga sebagian tamu tidak mendapat bagian Bu Kulah. Namun demikian, kehadiran Bu Kulah yang berjumlah seratusan kulah (bungkus) di hadapan peserta maulid sudah cukup untuk mengisi kerindungan akan maulid bersama ummi dan abi di kampung.(ASM)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top