Pembagian Hadis Maqbul (I)*

Google Image
Oleh: Mustapa Ahmad
 
Hadis Maqbul terbagi kepada dua, Sahih dan Hasan. Hadis Sahih terbagi kepada Sahih Lizatihi dan Sahih Lighairi. Sedangkan Hadis Hasan terbagi kepada Hasan Lizatihi dan Hasan Lighairihi.

1. Hadis Sahih Lizatihi (الحديث الصحيح لذاته)

Menurut bahasa hadis shahih lizatihi yaitu lawan dari saqim (lemah atau sakit). Secara istilah yaitu: “Hadis yang sanadnya tersambung dari awal sanad hingga akhir, rawinya disifati tamamadh dhabti (kuat hafalannya) dan adil, serta tidak ada syadz yang masuk ke dalamnya atau pun illah.”

Syarat–syarat hadis sahih lizatihi yang disepakati oleh para Ulama :

1. Bersambungnya sanad.

2. Rawi yang adil.

3. Rawi disifati dengan tamamud dhabti.

4. Terbebas dari syadz.

5. Terbebas dari illah.

Selain ada syarat–syarat yang disepakati oleh para Ulama ada juga syarat-syarat yang mana para Ulama khilaf di dalamnya yaitu sebagai berikut:

1. Rawi Hadis Sahih Lizatihi harus masyhur dengan tuntutan (memiliki riwayat tambahan untuk memelihara atau menjaga tsiqqah atau kuatnya rawi).

2. Hadis Sahih itu tidak dikenal dengan riwayatnya saja akan tetapi juga dapat di kenal dengan banyak yang menghafal, mendengar serta memahami.

3. Rawi harus mengetahui bahasa Arab , kosakatanya juga sinonim-sinonimnya.

4. Rawi harus faqih (mengusai ilmu fikih).

Urutan kitab hadis Sahih berdasarkan susunan yang di tulis Para Imam Muhaddis:

1. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam sahih mereka yang disebut dengan Muttafaqun Alaih (Hadis yang terdapat pada Imam Bukhari dan Imam Muslim).

2. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tanpa Imam Muslim disebut dengan Sahih Bukhari.

3. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam sahihnya tanpa Imam Bukhari disebut dengan Sahih Muslim.

4. Hadis yang sesuai pada syarat Imam Bukhari dan Muslim dan belum dikeluarkan mereka berdua juga tidak salah satu dari keduanya.(Hadis–hadis yang diriwayatkan oleh perawi hadis yang mana hadis itu tidak disebutkan dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim akan tetapi memenuhi syarat-syarat dari keduanya).

5. Hadis yang sesuai pada syarat Imam Bukhari tanpa Imam Muslim (Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh perawi hadis yang mana hadis itu tidak disebutkan dalam Sahih Bukhari akan tetapi memenuhi syarat Imam Bukhari).

6. Hadis yang sesuai pada syarat Imam Muslim tanpa Imam Bukhari (Hadis–hadis yang diriwayatkan oleh perawi hadis yang mana hadis itu tidak disebutkan dalam Sahih Muslim akan tetapi memenuhi syarat Imam Muslim).

7. Hadis yang diriwayatkan oleh para Imam Muhaddis dalam sahih mereka tanpa Imam Bukhari dan Muslim dan tidak salah satu dari keduanya.

Adapun tujuan mengetahui urutan kitab-kitab sahih ini adalah untuk memastikan dalil-dalil yang lebih rajih (lebih kuat) ketika terjadi khilaf.

2.Hadis Sahih Ligharihi

Pengertian hadis sahih lighairihi adalah, hadis yang asalnya hasan lidzatihi. Namun karena ada hadis yang semisal dengannya atau lebih kuat darinya dengan jumlah yang banyak maka berpindah derajatnya dari hasan lidzatihi ke sahih lighairihi. Disebut Sahih lighairihi karna sifat sahihnya tidak datang dari dzat-nya tetapi datang dari jalan atau cara yang lain.

Sebagai contoh :

حديث محمد بن عمرو عن أبى سلمة عن أبى هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : لولا أن أ شق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة

Muhammad bin Amru adalah seorang yang terkenal dengan jujur dan mulia tetapi hafalan beliau tidak dhabid (kuat hafalan) sehingga para Imam Muhaddis melemahkan riwayat beliau karena lemahnya hafalan beliau. Sebagian ulama lainnya menguatkan riwayat beliau karena kemuliaan beliau dengan sifat–sifat terpuji, maka berpindahlah derajat riwayat beliau dari hasan lidzatihi ke derajat sahih lighairihi. Wallahu A’lam. 
 
*Disarikan dari kitab “Buhus fi Ulumil Hadits, Karangan Prof. Dr. Al-Khusyui Al-Khusyui Muhammad Al-Khusyui. Dosen Ulumul Hadis wa Ulumihi, Universitas Al-Azhar.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top