Grand Syekh Serukan Rekonsiliasi antara Para Ulama



Kmamesir.org. 23/2/2016. Imam Akbar, Prof. Dr. Ahmad Thaib pada pertemuan Senin kemarin (22/2) dengan Majelis Ulama Indonesia menyerukan rekonsiliasi dan toleransi antar ulama, meninggalkan perbedaan dan fanatisme negatif antar mazhab. Dalam hal ini beliau memuji Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mampu menyatukan semua mazhab yang ada di dalam satu majelis.

Pada pertemuan tersebut beliau juga mengajak para ulama menyebarkan Islam moderat yang mengajarkan hidup saling berdampingan dan saling menerima satu sama lain.

Warisan turats Islam mengajarkan kita budaya menerima perbedaan sebagaimana yang telah dipraktikkan oleh para sahabat dan tabi’in. Mereka tidak memutus hubungan antara satu dan lainnya jika saling berbeda, tidak mengajarkan budaya memfasiqkan, mengkafirkan, dan membid’ahkan seperti yang umum dilakukan saat ini. Tentunya hal ini meniscayakan perpecahan dan pertumpahan darah antar kelompok agama seperti yang terjadi di beberapa negara Arab.

Imam Akbar menjelaskan bahwa mazhab-mazhab yang membawa perpecahan selalu memiliki dukungan materi dan moral yang melimpah untuk memecah belahkan umat Islam.

Beliau menekankan bahwa Al-Azhar adalah lembaga pertama yang menyeru untuk saling memahami antar pengikut mazhab yang berbeda.

“Ramadhan yang lalu kami telah mengundang para pembesar ulama Sunni dan Syiah untuk datang ke Al-Azhar dan mengeluarkan larangan saling membunuh antar dua kelompok ini, walaupun hal ini masih terjadi di kalangan Syiah.

Syiah sendiri tidak bisa dinyatakan kafir jika masih memegang prinsip-prinsip dasar Islam dan tidak mendustai Al-Quran dan Sunnah. Yang harus kita ingat mereka adalah muslimin seperti kita. Memang ada beberapa golongan Syiah yang mengingkari perkara-perkara yang diyakini dan disepakati oleh umat muslimin, seperti: mencaci sahabat, menyakini turunnya risalah kepada selain Nabi Muhammad Saw, mendanai kelompok dalam menyebarkan perpecahan umat, dan hal ini tidak diterima oleh Islam," ungkap beliau.

Dalam kesempatan tersebut beliau juga menjelaskan bahwa kurikulum Al-Azhar masih mendidik para siswanya menjunjung tinggi prinsip Islam yang moderat.

Pertemuan ini dihadiri oleh Dr. Ma’ruf Amin, kepala Dewan Ulama Indonesia, Lukman Hakim, Menteri Wakaf dan Urusan Agama dari Indonesia, Duta Besar Mesir untuk Indonesia Baha Dasuki.

Sedangkan delegasi yang menemani Imam Akbar keseluruhannya merupakan anggota Majelis Hukama Muslimin seperti Prof. Dr. Hamdi Zaqzouq, penasehat Abdur Rahman Siwar Zahab, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, Prof. Dr. Ali Na’imi, Ali Amin, Syaikh Ibrahim Saleh al-Husseini, Dr. Ahmed al-Haddad, Prof. Dr. Syarmon Jackson, Prof. Dr. Abu Lubabah Taher, Dr. Kalstum Muhairi, dan juga turut hadir Mohamed Abdel Salam, penasehat Syekh Azhar. (RA)












 





Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top