Mengupas Hakikat Perempuan Dalam Surat An-Nur


“ALLIMU RIJALAKUM SURATAL MAIDAH WA ALLIMU NISAAKUM SURATAN AN-NUR“, begitulah kata Ustadzah Muzayyanah Hamna Lc, Dipl., sang pemateri memulai pembicaraannya dengan mengutip sepotong hadis Nabi SAW. Ketika kita mendengar ungkapan tersebut, tentu akan timbul pertanyaan: Kenapa sech dengan Surat an-Nur?  Kenapa harus dengan  cahaya?  Kenapa wanita disuruh mempelajari surat ini? Atau pertanyaan lain yang mungkin terbersit di pikiran kita.

Karena itulah Departemen Keputrian Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) mengadakan kajian khusus mengupas isi Surat an-Nur. Menghadirkan pemateri yang sangat kapabel menjadikan kajian ini sayang untuk dilewatkan.  “Sebenarnya saya dulu mengkaji surat an-Nur  selama satu semester, tapi pengurus keputrian KMA mengadakannya selama dua hari. Tak mengapa, kita mencoba mengkaji seberapa bisa ”. cerita pemateri dalam mukaddimahnya. Sungguh membuat penasaran semua peserta, sebenarnya ada rahasia apa di Surat itu.

Acara yang berlangsung pada hari Sabtu dan Ahad, 19-20/11/2011, dimoderatori oleh Nurul Habibah, mahasiswi Al-Azhar, Fakultas Ushuluddin Tingkat 2, dan mengambil tempat di Meuligo KMA, Hay ‘Asyir, Kairo, Mesir.  Dengan wawasan pemateri yang luas, khususnya dalam dunia “persilatan” wanita muslimah membuat para peserta yang teridri dari putroe-putroe KMA tambah antusias.

Panitia mengklasifikasikan kajian ini menjadi dua bagian. Pada hari pertama, pemateri berbicara tentang  hukuman zina (had zina) dan tuduh (qadzaf) yang berkisar antara ayat 1-10. Sedangkan pada hari kedua pemateri mengupas ayat-ayat berikutnya tentang berita bohong (hadisul ifki) dan menundukkan pandangan (ghaddul bashar).

Di penghujung acara hari pertama, kajian yang bertemakan “Tadabbur ‘An Hakikatil Mar-ah”  dimeriahkan oleh penampilan tari Ranup Lampuan putroe KMA di bawah binaan Rina Megasari. Tak kalah meriahnya acara kajian kali ini juga ada bazar makanan. Ada bihun, nasi dan  berbagai aneka kue basah.

Kajian ini sekaligus menjadi bekal bagi putri-putri duta Aceh yang sedang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar, Mesir, untuk kembali ke masyarakat nantinya. Demikian harapan Fatimah Zahra, Ketua Panitia kajian Keputrian. “Semoga  dengan diadakan kajian ini melahirkan muslimah sejati yang bersikap sesuai dengan tuntunan syariat”, lanjutnya.

Di setiap akhir acara pada hari Sabtu dan Ahad, panitia memberikan penghargaan kepada Ummu Nuwaf (Afifah Thahirah) pada hari pertama, dan Rina megasari pada hari kedua. Keduanya adalah peserta yang paling tepat waktu alias ontime. Acara kajian Annur ini sekaligus menjadi agenda terakhir Departemen Keputrian KMA pada termen pertama. Sampai ketemu lagi di termen kedua setelah ujian!

1 Komentar

  1. cantik gambarnya, masyaallah.. semoga sukses yaa, aminn. banyak pengetahuan di sini :')

    BalasHapus
Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top