Tgk Urwatul Wusqa Lc, Pengajar Teladan Alumni Al-Azhar

SENYUMNYA mengembang, ramah dan sangat bersahabat. Itulah Tgk H Urwatul Wusqa Lc. Ayah dua anak ini merupakan kepala bagian akademik Dayah Tinggi Islam Samudera Pasai, di Desa Alue Serdang, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara. Bahkan, pihak dayah menobatkan Ustaz Wusqa--panggilan akrab Urwatul Wusqa--sebagai pengajar teladan di dayah tersebut.

Ketika anak-anak, Ustaz Wusqa menghabiskan waktunya di Dayah Baitussabri, Paya Naden, Aceh Timur. Lalu, menimba ilmu di Dayah Cot Trueng, Dewantara, dan sejumlah dayah salafi lain. Belakangan dia mendirikan lembaga bahasa asing di Dayah Ruhul Islam, Tanah Luas, Aceh Utara.

Setelah merasa mantap menguasai kitab kuning, Ustaz Wusqa pun melanjutkan pendidikan ke Ma‘had ‘Ali Li al-Dirasat al-Islamiyyah wal ‘Arabiyyah (MADIWA) tahun 2002 dan menyelesaikan pendidikan syariah di Universitas Al Azhar, Mesir pada tahun 2007. Sejak saat itulah, kemampuan bahasa Arabnya semakin baik. “Saya ingin, seluruh santri juga bisa berbahasa Arab. Sehingga, saat keluar dari dayah, dia memiliki keahlian dan mampu bersaing dengan alumnus dayah lain di seluruh negeri ini,” harap Ustaz Wusqa.

Untuk mewujudkan cita-citanya, Ustaz Wusqa pun memberikan kursus khusus bahasa Arab pada mahasantri di Dayah Tinggi Samudera Pase. Pelan tapi pasti, dia yakin alumnus dayah itu mampu berbahasa Arab dengan baik. Kemampuannya menguasai bahasa Arab pula mengantarkan Ustaz Wusqa menjadi pemandu haji musiman di Jeddah, Saudi Arabia tahun 2003.

Dia juga aktif di sejumlah organisasi seperti Forum Silaturrahmi Mahasiswa Timur Tengah (Fosmat) dan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Thanta, Mesir. Selain menjadi pengajar, sehari-hari Ustaz Wusqa juga menjadi penceramah di sejumlah masjid di Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, dan Bireuen.

“Semoga, mahasantri dan santri di Aceh sadar bahwa pengetahuan bahasa Asing sangat penting. Sehingga mereka mau belajar. Saya terus mengajarkan bahasa Arab kepada santri semampu saya,” pungkas hafiz delapan juz ini.  * masriadi sambo

Sumber: Harian Serambi Indonesia, 29 Agustus 2011

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top