Belajar Pada Air Yang Mengalir


Pernahkah anda merenung memperhatikan air yang mengalir?
Pernahkan terpikir dalam benak anda untuk menghentikan laju air yang sedang mengalir? Jika iya, apa yang selanjutnya akan terjadi? Tentu air yang kita halangi akan mencari celah untuk terus mengalir, bukan? Air tidak akan pernah berhenti mengalir, karena ianya telah Allah ciptakan untuk mengalir memberi manfaat dan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi.

Lihatlah air! Pelajarilah air! Bergurulah pada air! Air senantiasa mengalir yang dengan pergerakannya menjadikannya suci dan mensucikan untuk bersuci. Dalam pergerakannya air selalu mencari tempat yang lebih rendah seolah ia mengajari kita untuk hidup dalam keadaan tawadhu dan berkaca pada kehidupan orang yang di bawah kita.

Jangan sekali-kali menghambat pergerakan air karena jika ia tergenang akan menjadi sumber penyakit, menyebabkannya tidak suci lagi untuk thaharah (bersuci). Air senantiasa bergerak, bergerak menuju lautan lepas. Dari selokan atau sungai manapun air berasal, ujung-ujungnya akan menuju ke lautan lepas  untuk bergabung dengan seluruh air yang mengalir dari berbagai tempat di muka bumi, bersatu dan bergerak bersama-sama dalam wadah yang lebih besar lagi.

Air, walaupun dalam perjalanannya terhambat batu ia akan berusaha melewatinya meskipun sementara harus berpisah dengan teman-temannya untuk kemudian berpadu kembali sebagai kekuatan baru.

Jiak air menempati sebuah wadah, ia akan mengisinya sama rata, penuh keadilan. Dalam bergerak ia selalu mencari celah untuk menerobos, tak pernah berputus asa. Dan kekuatan air jika sengaja dibendung oleh manusia, mampu menjadi sumber tenaga listrik, irigasi dan bermacam kegunaan lainnya.

Falsafah air memang bergerak dan bergerak. Selama ia bergerak pasti akan mendatangkan berbagai manfaat. Selama bergerak dengan kekuatan bersama-sama maka ia akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat sebagaimana tsunami yang telah meluluhlantakkan Tanah Aceh ataupun topan badai di lautan. Sebaliknya jika air berhenti bergerak, diam atau stagnan maka air akan menjadi penyebab datangnya penyakit, seperti kubangan-kubangan yang menjadi sarang nyamuk.

Lihatlah! Apa yang telah kita pelajari dari air? Sudahkan kita berguru pada sifat air yang Allah ciptakan untuk kehidupan makhluk di muka bumi ini?

Sebagai muslim sejati, sudah sepatutnya kita mengambil ibrah yang banyak dari sifat air. Betapa seorang muslim diharuskan untuk bersikap tawadhu dalam kehidupannya, layaknya air yang mengalir. Tak pernah mencoba melawan kodratnya untuk mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Ia mengalir menuju tempat yang rendah untuk berbagi bersama mereka-mereka yang hidup di bawah.

Begitu juga air yang mengisi wadah secara merata dan adil, ia telah mengajarkan manusia untuk bersikap adil dan bijaksana dalam bersikap dan berinteraksi dengan masyarakat. Tanpa pernah memandang kepada orang yang dikawani.

Ummat Islam saat ini sedang berpecah belah. Satu sama lain saling menghujam tanpa pernah mau berdamai untuk bersatu. Sepertinya ummat Islam lupa untuk belajar pada sifat air. Air yang sedikit tak mampu untuk merobohkan sebuah bangunan, namun apabila ia bersatu menjadi sebuah kekuatan yang besar, jangankan bangunan besar, sebuah pulau pun mampu ia luluhlantakkan. Seyogianya begitulah ummat Islam, bersatu menjadi kekuatan yang besar, bersama-sama bahu membahu melawan kedhaliman yang ada di muka bumi untuk mewujudkan kembali kejayaan Islam seperti kejayaan pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin yang mampu menopang 2/3 wilayah di muka bumi.

Sahabat yang dirahmati Allah, marilah kembali kita mengkaji penyebab kemunduran ummat Islam pada hari ini. Apakah karena kekuatan besar kaum salibis, atau karena ummat Islam tidak menguasai dunia iptek dan ekonomi?

Bukan sahabat, bukan itu penyebab kemunduran Islam saat ini. Sebenarnya jika kita mau berterus terang secara jujur, kitalah ummat Islam yang menyebabkan kemunduran itu. Kita telah meninggalkan amalan mulia yang Rasulullah ajarkan kepada kita, yaitu bergerak untuk dakwah. Karena dengan dakwahlah para sahabat bisa menaklukkan 2/3 dunia saat itu. Namun lihatlah, sudah sangat sedikit kaum muslimin saat ini yang mau belajar bergerak ke seluruh penjuru mata angin untuk mengajak mereka bergabung bersama-sama menjadi kekuatan yang disegani lawan. Juga untuk  belajar bagaimana air bergerak secara bersama-sama (berjamaah).

Jika ummat Islam saat ini bergerak secara ijtimai (bersama) dalam berdakwah ke seluruh alam, maka Islam  sebagai satu kekuatan hidup (The power of life), akan kembali diamalkan kaum muslimin. Menjadi kekuatan yang dapat merubah wajah dunia, menjadikan orang-orang kafir ketika berhadapan dengan kita hanya mempunyai dua pilihan: diberikan hidayah oleh Allah Swt. untuk masuk Islam, atau dihancurkan-Nya.
Wallahu a’lam.

Oleh : Fakhrurrazi Usman
Mahasiswa Univ. Al-Azhar Fak. Ushuluddin.
Tulisan ini sudah pernah dimuat di Buletin Sinai.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top