Ketika Kebebasan Itu Boneng

Kebebasan itu tidak bebas, sebab akan melukai kebebasan orang lain. Dalih yang mengatakan dibalik kebebasan berekspresi masuk akal. Namun jika yang dilukai berbalik bebas berekspresi juga masuk akal. Akan ada keadaan-keadaan dimana berbenturannya kebebasan yang satu dengan kebebasan lainnya. Ketika kebebasan seperti atau bahkan diakal-akalkan.

Kebebasan berkekspresi, kebebasan press, belum lagi kebebasan membunuh dengan alasan menjaga perdamaian justru akan menyebabkan efek yang berbahaya bagi siapa saja. Tidak ada yang salah dengan gajah yang menyerang tanaman dan manusia. Karena kebebasan mereka di reunggut di alam bebas. Apalagi manusia yang punya  anugrah akal dan hati.

Kondisi umat Islam seperti dibuat carut marut. Di Indonesia berbagai praktik kebebasan yang salah kaprah selalu jadi momok bagi umat. Jika mereka beralasan kondisi ini berasal dari umat Islam tentu tidak masuk akal. Karena Islam menjunjung tinggi kebebasan. Sangat jarang orang Muslim menyerang sebelum mereka diserang.

Sebagian orang yang menganggap dirinya pemikir hebat. Meletakkan kata kebebasan sesuka perutnya. Seperti ketika Islam membalas menyerang si penyerang maka mulailah mereka mulai bersorak lantang. Islam Teroris, Islam garis keras, Islam Anarkis dan lain sebagainya. Sebelumnya mereka tidak punya suara ketika si penyerang membabi buta meraja lela menyakiti orang Islam. Biasanya ini di lakoni para ahli sekuler dan liberal.

Jangan mengatakan gajah atau semut itu melanggar ham sodara. Jika anda duluan menginjak tempat mereka berteduh. Atau menggerogoti sumber hajat hidup mereka. Karena Tuhan menganugerahkan kepada semua makhluknya sifat atau kemampuan untuk membela diri sendiri dan akan berontak ketika kenyamanan, ketentraman hidup mereka diganggu atau terganggu. Ini fitrah dan naluri.

Islam dianggap seperti anak bodoh, hanya boleh menerima pukulan tanpa boleh membalas pukulan. Sekuat apapun dalih anda ketika memukul orang, secara teratur mereka akan membalas. Bagaimana mungkin kita melarang anak orang memukul anak kita. Sedangkan si anak tukang pukul anak orang. Ini namanya hukum timbal balik.

Akal akan menolak jika logikanya ribuan rakyat Afganistan, Irak dan beberapa Negara Muslim lainnya dibantai secara membabi buta. Sebaliknya haram hukumnya prajurit amerika, inggris atau Negara barat lainnya tergores peluru. Ini sungguh tidak masuk akal. Maka kita harus lagi seberapa lembut umat Islam. Yang mengatakan hal seperti ini masuk akal.

Mari kita bersama-sama menembak, mengebom, memperkosa dan menghancurkan amerika. Lalu ketika mereka membalas menembak kita mengatakan kepada mereka menembak itu perbuatan yang melanggar ham. Sementar kita bebas membunuh mereka dengan ganasnya.

Runtuhnya si kembar di Negara paman sam. Menjadi tanda sah dan halalnya pembunuhan yang mereka lakukan di Negara Muslim. Namun sekali lagi, sebuah Negara yang mempunyai sistem tercanggih seantero jagad raya mampu di susupi oleh Osama lebih tidak masuk akal.

Coba saja suruh petani jengkol untuk menyusupi jaringan densus 88. Kemudian menghancurkan bank BI pusat sampai rata dengan tanah. Makanya agak sedikit lucu ketika Osama yang tinggal di pegungan batu mampu menyusup dan menghancurkan si kembar sampai rata dengan tanah memakai pesawat terbang.

Kembali ke Indo yang konon, umat Islam dianggap salah kaprah. Akibat menyerang dan menyakiti ahmadiah dan syiah. Topik ini terus menghangat akibat komentar para pemegang ham dunia. Seperti tokoh liberal dan sekuler. Lalu kita balik bertanya apakah meng-ahmadiahkan atau mensyiahkan orang Islam yang notabenenya mazhab Sunni itu tidak salah kaprah?

Beware brother, sebaiknya kebebasan beragama yang anda anut tidak menyakiti agama yang dianut orang lain. Baik dengan uang, rumah, mobil bahkan istri sekalipun. Sebab membebaskan diri sendiri tanpa batas akan membuat orang lain berbuat sama. Sehingga hal yang kita lakukan akan di balas dengan penyerangan, menyakiti bahkan mereka tidak akan segan mengambil nyawa kita.

Kasus penghinaan terhadap Rasulullah SAW. kali ini lebih buruk dari sebelumnya. Maka agak wajar ketika tanggapan umat Islam lebih buruk dari sebelumnya. Tidak perlu menambah seburuk apa, namun dubes paman sam mati dikeroyok oleh umatnya Muhammad SAW. yang meenjadi korban olok-olok menjadi tolak ukur seburuk apa kebebasan mereka agung-agungkan.

"Sungguh kebebasan berbicara tanpa batas maka akan ada kebebasan bertindak tanpa batas". Itu jawaban di tembok ketika kemarahan akibat film tersebut oleh warga Libya.

Penulis : Muhibussabri Hamid
Mahasiswa Syariah Wal Qanun
Tulisan ini sudah pernah di muat di Ikataceh.org tanggal 26 September 2012

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top