Suriah, Negeri Tirani Menuju Medan Jihad

Suriah adalah negara yang memiliki warisan budaya yang sangat dalam. Negeri ini ditaklukan Islam pada masa khalifah Umar bin Khatab. Lalu diikuti dinasti Umayyah, Abbasia, Ayubiah. Kemudian dikuasai Turki Ottoman tahun 1517.

Tahun 1831 Suriah pernah dikuasai Muhammad Ali Pasha yang menentang Turki Ottoman. Namun Ottoman dapat merebut kembali Suriah. Terakhir, Suriah jatuh ketangan Perancis melalui perjanjian Sykes-Picot, yaitu perjanjian rahasia antara Inggris dan Perancis dan disetujui oleh Rusia. Tujuan perjanjian ini adalah menumbangkan Turki Ottoman dan membagikan wilayah-wilayah Timur Tengah untuk negara-negara penjajah.

Dibawah Tirani Berkepanjangan

Perancis menjajah Suriah selama 23 tahun. Selama itu perancis menjalankan politik Divide et Impera(politik memecah belah) dan memecah Suriah menjadi 4 bagian.

Setelah dilema panjang dibawah jajahan Perancis, akhirnya tahun 1946 Perancis menerima kemerdekaan Suriah.  Namun keadaan Suriah saat itu belum stabil. Suriah menjadi medan perebutan kekuasaan. Perancis memberi mandat kepada Syiah untuk menduduki berbagai posisi penting di pemerintahan Suriah. Terakhir, pada tahun 1970 Suriah jatuh ke tangan seorang diktator Hafez Asad ayah dari Basar Asad.

Hafez Asad memerintah Suriah dalam 30 tahun. Keluarganya adalah penganut Syiah Nushairiah tulen. Ia Juga dedengkot partai sosialis sekular “al-Bath”.

Dalam masa jabatannya ia menggunakan sistem politik oligarki yang sudah usang, yaitu sistem pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang. Semua jabatan penting pemerintahan dipegang oleh Syiah yang hanya 11% keberadaannya di Suriah.

Partai Bath sendiri adalah payung gerakan anti Islam. Mereka menganggap Islam adalah penghambat kemajuan. Karena itu semua partai politik ditutup, dan seluruh partai yang tidak mendukung partai Bath dilarang.

Tirani dan kekejaman adalah simbol era Hafez asad. Ia bertidak represif terhadap rakyat. Pembantaian kota Hama Februari 1982 salah satu contohnya. Rif’at asad adik Hafez Asad adalah jendral pemimpin pembantaian. Ia mengepung Hama, lalu melakukan penyerangan dari darat dan udara selama 21 hari. Sekitar 40.000 syuhada terbunuh, bahkan tentara pemeritah yang menolak melakukan pembantaian itu juga dibunuh .
Tekanan demi tekanan ini terus dialami rakyat Suriah sampai akhir pemerintahannya tahun 2000. Peran antagonis Hafez Asad dilanjutkan oleh anaknya Basar Asad. Ia tak kalah dengan ayahnya dalam menekan rakyat. Basar juga mengimani ayahnya dalam melakukan nepotisme dimana 84% kekuasaan dipegang oleh keluarganya.

Situasi seperti ini masih terus berlanjut, Mulut rakyat tersumbat, kaki mereka dirantai. Rakyat Suriah seperti hidup didalam penjara Asad.

Selain itu, sebagian mereka dipaksa  menyebut "Tiada Tuhan selain Negara, dan tidak ada Rasul kecuali partai bath". Mereka yang enggan menyebutnya akan dirobek mulutnya sampai hilang bagian rahangnya.

Syiah Nushairiah
google.com
Syiah Nushairiah yang menguasai Suriah adalah sumber krisis Suriah. Sekte ini adalah bagian dari Syiah Itsna Asyariah, namun dipecah oleh Abu Syuaib Muhammad bin Nushair.

Mereka meyakini bahwa Syariat memilki tafsir zahir dan batin. Mereka juga meyakini bahwa Ali bin Abi thalib belum wafat. Hakikatnya, sekte ini telah terkontaminasi oleh berbagai aliran yang  keluar dari ajaran Islam. Bahkan mereka terpengaruh oleh paham di luar Islam seperti majusi, hindu dan yahudi. Sekte ini meyakini reinkarnasi dan mengingkari akhirat.

Syekh Muhammad Abu zuhrah menyebutkan, dalam sejarahnya Syiah Nushairiah sering menjilat musuh-musuh Islam. Seperti yang terjadi pada tentara Salib ketika menyerang wilayah Islam. Mereka mengagungkan tentara Salib dan menempatkan mereka sebagai tuan.

Namun ketika Shalahuddin datang membebaskan al-Quds mereka hilang tanpa jejak. Lalu Ketika penyerbuan bangsa Tartar ke negara Islam, mereka kembali muncul. Dan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan terhadap tentara Salib. mereka adalah orang-orang munafik yang mengaku Islam namun membenci Islam. Dari sekte inilah keluarga Asad berasal. Wajar jika mereka tak segan-segan bertindak zalim terhadap rakyat Suriah yang muslim Sunni. Bahkan mereka sanggup membunuh wanita dan anak-anak muslim.

Anak-anak Tak Berdosa

Segerombolan anak-anak mencoreng di dinding jalan dengan tulisan “Rakyat akan menumbangkan rezim”. Slogan ini telah digaungkan oleh negara-negara Timur Tengah yang melakukan revolusi menentang pemerintah. Akibatnya anak-anak ini ditangkap dan disiksa oleh pasukan keamanan. Kuku-kuku mereka dicabut dan diantara mereka ada yang meninggal dunia.

Keluarga mereka meminta kepada tentara agar anak-anak mereka  dibebaskan dan mayat mereka dikembalikan. Tetapi tentara tersebut dengan pongahnya menolak mentah-mentah. Mereka bahkan mensyaratkan kepada keluarga korban menyerahkan isteri-isteri mereka agar disetubuhi sebagai ganti mayat dari anak mereka.(wawancara dengan salah satu mahasiswa Al-Azhar asal Suriah)

Padang Jihad

Sejak saat itu rakyat Suriah yang hidup di bawah tekanan rezim Asad selama bertahun-tahun meluapkan kemarahannya. 25 Mei 2011 Tsunami revolusi menghantam Basar Asad. Ia sendiri tak akan membiarkan rezimnya jatuh. Dengan bantuan sekutunya Ia pertahankan kekuasaannya walau dengan darah rakyatnya sendiri. Ia bahkan tak ragu membunuh wanita dan anak-anak.

Suriah hari ini adalah medan jihad berdarah. Setiap hari korban berjatuhan. Depatemen HAM suriah memprediksi dalam waktu satu hari Basar Asad membunuh rata-rata 153 orang. Seperti dilansir situs Almuktasar.com. Jumlah korban saat ini mencapai 16000 orang. Jatuhnya benda ketanah membuat dunia mengerti teori Newton adanya gravitasi. Namun, jatuhnya puluhan ribu korban Suriah belum membuat mengerti harga manusia.

Menyedihkan melihat negara seperti Cina menggunakan hak vetonya untuk membela Asad. Ditambah Rusia, Iran, Syiah al-Mahdi Irak, dan Hizbullah Lebanon ikut membantu mendukung pemusnahan manusia di Suriah. Mereka lebih mengedepankan perut penguasa daripada menyelamatkan nyawa manusia karena masalah ekonomi, politik dan ideologi.

Namun, rakyat Suriah bukanlah manusia lemah. Jiwa-jiwa pejuang mengalir dalam darah mereka. Sebelum bergabung dengan para pembebas, mereka terlebih dulu berwudhu karena mereka sudah tahu bahwa mereka akan syahid. Segala sesuatu di Suriah boleh hancur, rumah mereka hancur, mesjid mereka hancur, kehidupan mereka hancur, kehormatan mereka hancur. Namun, semangat mereka akan terus hidup.

Basar Asad boleh menciptakan segala bentuk strategi untuk menghancurkan rakyat Suriah, namun tiada siapapun yang sanggup melawan strategi ciptaan Allah. Kenyataan telah menjadi saksi dimana banyak diantara tentara dan petinggi militer bergabung dengan pasukan pembebas. Dan sekitar 40% (sumber lain menyebutkan 70%) wilayah Suriah telah diambil alih oleh pasukan revolusi.

Inilah gambaran seklias latar belakang Suriah menuju revolusi. Sebagai seorang muslim hendaknya kita melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka, walau hanya dengan doa. Semoga Allah memberi kemenangan untuk rakyat Suriah dan untuk seluruh umat Islam.

Tulisan Tgk. Riski Syahputra
Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Hadis Fakultas Al Azhar Kairo
Sudah pernah dimuat di El-Asyi Edisi 114
ditulis ulang oleh Tgk. Muhajir Sanusi
/em

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top