Ternyata Kita Bisa Tepat Waktu


Mungkin tulisan saya ini termasuk kategori alay, lebay, galau. Terlalu mendramatisir keadaan atau curhat murahan. Namun yang saya tulis adalah sebuah bagian dari ungkapan cinta saya untuk KMA yang telah memberi banyak hal untuk anggotanya bahkan sangat berkesan di hati.

Pagi hari, selesai Muhasabah Syura. Saya tidak bisa menahan air mata saya ketika mengenang momen ini meski hanya sebuah pesta demokrasi kecil-kecilan ala KMA di Mesir untuk memilih majelis Syura. Acara ini menyadarkan saya akan momentum penting dan pengalaman bagi saya, yang tidak bisa dibeli bahkan tidak terulang lagi. Apalagi tulisan ini tergores diiringi lantunan 25 Nabi yang katanya dibawakan oleh orang gila.

Rasa terharu saya bermula ketika membaca tulisan Abu Huzaifah di wall group Majelis Syura yang mengatakan sebagai tulisan terakhir sebelum dikeluarkan, kalimat-kalimat perpisahan mengingatkan akan masa kebersamaan selama menjabat Majelis Syura. Namun saya sangat yakin bukan tidak ada lagi  kepercayaan anggota ketika antum tidak terpilih lagi, hanya masalah waktu saja.


Saya kembali terharu ketika sebagian besar keputrian kembali memberi suara kepada saya untuk mengemban amanah besar sebagai Majelis Syura kembali. Dengan segala kekurangan, saya mohon maaf yang sangat besar atas segala tugas yang telah saya lalaikan dan hak-hak yang belum saya tunaikan, dan terimakasih untuk kesempatan ini semoga saya bisa memperbaikinya nanti.

Rasa penasaran saya akan kabar orang gila yang melantunkan 25 Nabi menggerakan saya  untuk membuka Youtube, kembali rasa haru menyelimuti hati saya ketika menyaksikan seorang dibalik jeruji dengan suara indahnya melantunkan syair yang sudah saya lupakan. Saya ingin merekomendasikan lagu ini untuk dihafal kembali oleh semua orang tua dan guru dan diajarkan untuk generasi selanjutnya. Orang gila ini adalah pahlawan yang telah melestarikan khazanah Islam di Nanggroe Aceh yang sudah dilupakan, terimakasih untuk Akhyar dan teman-teman yang telah membawakan lagu ini di Muhasabah Syura.

Rasa terimakasih sebesar-besarnya untuk segenap panitia yang telah bekerjasama dengan saya tanpa mengeluh sama sekali, meski konsep, arahan, waktu yang sangat minim, bahkan rela mengetuk rumah-rumah dua kali karena kesalahan arahan dari saya. Semangat kalian sungguh luar biasa. Rasa terimakasih juga untuk semua anggota KMA yang telah berpartisipasi menyukseskan acara ini, Allah yang akan membalas semuanya.

Satu hal yang perlu kita garis bawahi dalam acara Muhasabah Syura adalah usaha untuk memulai acara tepat waktu, 25 menit terlambat bukan cela sama sekali. Mulai sekarang kita hapus dalam memori bahwa jam karet adalah milik orang Aceh, kita adalah orang yang menghargai waktu dan on time. Semoga bisa dibuktikan lagi dalam acara Syura Bil Muhasabah dan acara-acara lain.

Terakhir, segala  aktifitas kita sebagai anggota KMA semoga tidak mengurangi kewajiban kita untuk diri sendiri dan amanah orang tua kita yaitu belajar dan mengukir prestasi sebaik mungkin.

Oleh : Ainiah Abdullah, Lc.
(Catatan kecil dari Muhasabah Syura)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top