INNOCENCE OF MUSLIMS, ISLAMOPHOBIA MURAHAN!


Saya heran, sebuah bangsa dan negara yang sudah mengklaim dirinya maju, masih juga muncul hal-hal yang meugampong. Sebuah negara yang mengaku sangat memperjuangkan nilai-nilai HAM, masih juga mentolerir pelanggar HAM dengan dalih kebebasan.

Dalam koridor agama misalnya, hampir setiap waktu kita mendapati adanya serangan-serangan terhadap umat Islam. Baik serangan yang bersifat fisik maupun pemikiran. Semua itu tidak terlepas dari rasa takut dan benci terhadap perkembangan Islam dari waktu ke waktu.

Adalah Nakoula Basseley Nakoula alias Sam Bacille, seorang Kristen Koptik berkebangsaan Mesir-Amerika, penggagas utama munculnya film anti-Islam Innocence of Muslims. Barangkali ia lupa bagaimana rasanya "dikuliti" umat Islam, seperti sesepuhnya Salman Rusdi dan Danis dengan kartunnya.

Islamophobia

Film yang berdurasi sekitar dua jam lebih -tak perlu saya ceritakan isinya bagaimana- adalah film kosong yang tak punya kualitas apa-apa, kehadiran film semacam ini hanya membuka jalan terjadinya perseteruan antar agama, menambah murka dan kemarahan dari umat Islam. Saya kira sangat wajar sekali, ketika Nabi yang diagung-agungkan umat Islam menjadi bahan tertawaan dan ejekan mereka.

Bermodal lokasi syuting di sebuah cinema sewaan di California, Sam Bacille memulai proyek filmnya, dengan latar padang pasir editan, penataan cahaya yang begitu buruk, suara non-original yang ditambahkan, para aktor yang kehilangan script ditambah dengan adegan yang begitu kaku. Persis seperti film murahan yang tak punya kualitas apa-apa. Saya rasa semua yang pernah menonton film ini akan mengomentari hal serupa.

Belum lagi kita melihat kepada isinya, film ini hanya perpanjangan lidah dari kelompok anti Islam tentang kekhawatiran mereka terhadap Islam. Tentu saja dengan melakukan pelecehan dan penistaan terhadap agama ini.

Melihat film murah seperti ini, wajar saja jika teman saya menjawabnya di facebook; nggak ngaruh lagi ...!
Mungkin bagi sebagian orang nggak ngaruh ini cukup beralasan, sebab mereka lebih menganggap mereka yang islamophobia itu anjing yang menggonggong, sedangkan kita adalah kafilah yang berlalu. Memang ada benarnya. Namun bagi saya pribadi, nggak ngaruh ini justru membuat saya khawatir, terus-terusan berada diposisi nggak ngaruh dan cuek tentu akan merendahkan umat Islam. Sayang sekali bila harga diri anda diinjak-injak tapi anda tetap tenang, santai dan nggak ngaruh.

Kalau mau jujur, Saya pribadi lebih melihat kepada hasil dari adanya film tersebut, kebencian mereka terhadap Islam justru membuktikan bahwa Islam-lah agama yang cinta damai. Sekarang kita bertanya, siapakah yang membuat onar dalam kehidupan beragama ini? adakah orang muslim atau mereka yang islamophobia? namun Saya selalu berupaya agar sikap nggak ngaruh itu tidak melekat pada diri Saya, sebab ini menyangkut harga diri agama dan nabi saya.

Belakangan ini, Saya justru lebih tertarik untuk membaca komentar pemilik akun dan pengguna di situs YouTube, berbagai pro-kontra muncul dalam menanggapi kehadiran film ini. Saya selalu berusaha untuk mencari tahu kenapa film ini dibuat? apa tujuannya? Namun, dalam perjalanannya ada saja yang membuat saya ingin menghantam layar komputer saya. Namun tidak terjadi sebab saya tidak memiliki finansial yang cukup untuk membeli yang baru jika saya merusaknya. walhasil, saya kembali ke beranda facebook.

Di wall facebook saya diingatkan dengan pesannya Syekh Ahmad Dedat "Islam akan terus maju, ada kamu maupun tanpa kamu, tetapi kamu tidak akan maju tanpa islam." Seolah ini menjadi pegangan bagi setiap muslim bahwa Islam adalah agama yang akan terus bertahan sampai kapanpun.

Jangan anarkis!

Betapapun kita sebagai seorang muslim, janganlah terbawa arus dan anarkis dalam menyikapi masalah yang muncul, sebab kita punya aturan dan etika. Gunakan metode Rasulullah Saw.; arif dan bijaksana. Mufti Mesir, DR. Ali Jum'ah dalam wawancaranya bersama CNN beliau mengajak kaum muslim untuk tidak terpancing emosi dan tidak menggunakan jalan kekerasan dalam menyikapi kemunculan film tersebut.

Lain Mesir lain pula di Qatar. Sebuah perusahaan bernama Al Noor Group membalas film ini dengan memproduksi film tentang Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam versi islam. Film dibalas film.

Bedebah dengan HAM!

Saya kembali teringat dengan tulisan acak seorang penulis muda; Muhibussabri Hamid, dalam catatan facebooknya. Lihatlah bagaimana seorang Muhib "berteriak" menuntut keadilan dalam kehidupan beragama ini. Jelas sekali dari rangkaian hurufnya menggambarkan  kekecewaan yang begitu mendalam terhadap HAM. Kita umat Islam dilecehkan, diperlakukan enteng oleh bangsa manapun, tidak dihargai bahkan dihina.
Beberapa diantaranya berdalih untuk kebebasan dan seni. Sebagian lain dengan dalih menuntut hak. Bila kita yang dilecehkan tidak ada satupun yang membela hak umat Islam, namun bila agama lain yang diobrak-abrik, mereka menuntut atas nama HAM.

Melihat fenomena yang terjadi, Saya berani menyimpulkan bahwa HAM itu adalah barometer kenyamanan mereka saja. Nyatanya umat Islam tak memiliki HAM untuk dijalankan! Wallahu A'lam.

Oleh : Furqan Ar-Rasyid
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo, Jurusan Qanun Tingkat IV.
Tulisan ini dimuat pada website asrama foba tanggal 20-10-2012, link : http://www.wismafoba.com/fullview.php?id=118/news/terkini/INNOCENCE-OF-MUSLIMS,-ISLAMOPHOBIA-MURAHAN!-.html

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top