Setelah Usulan SBY Dibantah, Gencatan Senjata di Gaza Tewujud


Presiden SBY menyerukan agar kekerasan Zionois Israel tehadap rakyat Palestina segera dihentikan, dan dicegah terjadinya perang terbuka antar dua negara (Palestina-Israel), seperti yang telah terjadi pada akhir tahun 2008 dan awal 2009 lalu.

"Saya cemas karena tembakan roket masih terjadi dan banyak korban ynag berjatuhan. Kami tetap mendukung kemerdekaan Palestina, kami juga mendukung konsep two state solution (kesepakatan damai dua negara). Kalau itu bisa terwujud , apa yang terjadi saat ini bisa dicegah," kata SBY kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (17/11).

Namun, seruan SBY tersebut sangat bertentangan dengan seruan pihak Harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyha (Hamas), mereka sangat menentang jalan keluar untuk berdamai. Menurut mereka, seruan SBY tersebut  tidak pernah menyelesaikan masalah apapun bagi rakyat Palestina.

Mungkin bagi pemerintah Indonesia solusi seperti ini paling realistis untuk menghentikan pertumpahan darah yang sedang berkobar di Gaza. Solusi yang diutarakan SBY senada dengan apa yang diinginkan Israel dan Amerika untuk membungkam dan menetralkan perlawanan rakyat Palestina.

Menurut salah seorang petinggi Hamas Libanon, Usamah Hamdan, solusi dua negara (two state solution) bukanlah jalan keluar. Karena menurut dia hal  tersebut hanya akan memperlemah dan melenyapkan keberadaan bangsa Palestina dari peta Dunia. "Hamas tidak pernah ingin memulai perang. Peperangan yang sedang meledak karena adanya penjajahan Israel. Saya percaya seluruh rakyat Palestina ingin berjuang mengusir penjajah dan merebut kembali tanah air mereka," kata Usamah kepada Faisal Assegah melalui telepon via telpon selular, kamis (15/11) lalu.

Menurut Usamah, saat ini Hamas bersama warga Gaza sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dari serangna Israel. Dia mengatakan tidak akan mudah melakukan perjanjian gencatan senjata setelah apa yang dilakukan Israel terhadap warga jalur Gaza.

Israel sudah mengisolasi jalur Gaza semenjak Hamas menang dalam pemilu enam tahun lalu. Bahkan mengakui pemerintahan Presiden Mahmud Rida Abbas dari Fattah. Mereka (Hamas) mengangap, Abu Mazin (panggilan buat Abbas) hanyalah boneka Israel dan Amerika. Kebijakan Abbas menurut Hamas semakin menyengsarakan warga Palestina ketimbang membawa mereka kepada kemerdekaan. Sejak itu pula, warga Gaza seakan hidup di dalam penjara meski pun mereka tinggal di rumahnya sendiri. Karena Israel yang mengatur semua hajat hidup mereka, mulai dari ekonomi sampai energi.

Namun upaya negara-negara yang peduli terhadap krisis antara Israel-Palestina untuk melakukan perdamaian terus berlanjut. Akhirnya, pada Selasa, 20/11/2012, tercapai kesepatakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel dalam sebuah perundingan di Kairo. Kesepakatan jeda perang tersebut langsung diumumkan oleh Mursi, Presiden Mesir, yang juga bertindak sebagai fasilitator pertemuan. “Perang di Gaza akan berakhir dalam beberapa jam ke depan”, sebut Mursi. (Hamid)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top