Al-Azhar Dan Permata Islam


Berbicara mengenai Universitas al-Azhar, Mesir, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa itu merupakan  universitas Islam tertua di dunia. Selain umurnya yang sudah lebih dari 1000 tahun, juga sudah banyak mengeluarkan ulama-ulama terkenal tingkat dunia.

Sebenarnya Universitas al-Azhar ini dahulunya hanyalah sebuah masjid yang dibangun oleh Jauhar al-Shiqly, seorang panglima perang pada masa Dinasti Fathimiyyah, pada tanggal 24 Jumadil Ula 359 H. Masjid itu bernama al-Azhar, letaknya tepat di samping kampus al-Azhar.

Sebelum universitas ini berdiri, masjid itu digunakan sebagai pusat dakwah yang semakin hari semakin berkembang sehingga menjadi sebuah lembaga pendidikan yang besar. Hingga akhirnya menjadi sebuah universitas besar yang bernama Universitas al-Azhar.

Seiring dengan perkembangan zaman, pembaruan juga dilakukan secara berkesinambungan di al-Azhar. Pembaruan pertama dilakukan oleh Syaikh Muhammad Abduh ketika memegang kendali al-Azhar. Sehingga al-Azhar digunakan sebagai pusat pemurnian ajaran Islam. Juga diharapkan al-Azhar bisa mencetak da’i-da’i serta ulama tangguh yang bisa membawa umat ini pada ajaran Islam yang benar.

Ternyata kemajuan yang dialami al-Azhar semakin pesat, dari tahun ke tahun orang dari berbagai negara berdatangan untuk menimba ilmu di universitas Islam tertua tersebut. Sehingga, untuk memenuhi standar sistem pendidikan modern, dibuatlah jenjang pendidikan formal di al-Azhar. Mulai dari jenjang dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi.

Dengan berbagai perkembangan yang telah dialami, hingga saat ini Universitas al-Azhar mempunyai 41 fakultas. Sembilan belas (19) fakultas di antaranya berada di kota Kairo, selebihnya tersebar di berbagai Provinsi yang ada di Mesir.

Tidak bisa dipungkiri, memang universitas ini sampai sekarang masih menjadi universitas favorit bagi pelajar agama Islam. Karena, selain bisa belajar di negeri para nabi, ternyata di sekeliling universitas ini kita ditaburi dengan permata-permata Islam yang tidak akan bisa didapati di negara Arab lain kecuali di Mesir.

Permata itu adalah tempat Talaqqi (belajar dan jumpa syaikh) yang begitu banyak bisa kita dapati dan datangi setiap hari di berbagai tempat di sekeliling al-Azhar. Apalagi setelah jatuhnya pemerintahan Husni Mubarak. Masjid al-Azhar yang dulu sering tutup akibat tekanan pemerintah, kini sudah digunakan sebagai pusat Talaqqi untuk menuntut ilmu agama.

Di masjid al-Azhar, saat ini tanpa hari tanpa belajar, tanpa hari tanpa bersama para ulama, tanpa hari tanpa membahas dan mempelajari kitab, dan tanpa hari tanpa faedah, sehingga tak ada hari untuk libur belajar agama. Jika kita bisa mengikuti semua kegiatan yang dibuat oleh al-Azhar maka tidak mustahil kita juga bisa menjadi ulama al-Azhar tingkat dunia di negara kita nantinya.

Tenyata, selain tempat Talaqqi yang banyak, di sekililing al-Azhar itu sendiri masih ada permata Islam yang tak kalah dengan permata sebelumnya, yaitu berbagai macam kitab-kitab agama. Sehingga tak mengherankan kalau banyak mahasiswa dari negara-negara Arab lain yang suka berkunjung ke al-Azhar hanya untuk membeli kitab di toko-toko terdekat kampus al-Azhar.

Oleh: Munawir Sajali
(Mahsiswa Universitas Al-Azhar, Fakultas Syari’ah Walqanun, jurusan Syari’ah Islamiah)


Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top