Mereboisasi Semangat Umat Islam


Islam adalah agama yang telah diakui kebenarannya oleh semua kalangan, tapi yang namanya kebenaran tidak akan pernah jauh dari kata kejahatan. Oleh karena itu tidak usah heran jika agama ini terus diserang dan digoyangkan.

Bahkan Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 160: "Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka." Ayat ini sudah menjadi bukti nyata yang semestinya menjadi pelajaran berharga bagi kita umat Rasulullah Saw. agar bisa melepaskan diri dari perangkap dunia yang mereka mainkan untuk merusak generasi.

Perkembangan zaman yang begitu dahsyat memberi efek kepada seluruh penduduk dunia, tidak kenal usia, mulai dari anak-anak, muda-mudi, bahkan orang tua ikut berpartisipasi dalam arus globalisasi. Arus ini sudah berdampak secara global dan horizontal merusak generasi ke genarasi tanpa batas waktu. Yang sangat disayangkan dari efek itu adalah kerdilnya mental generasi Islam.

Generasi Islam yang mengikuti arus westernisasi melupakan nilai aqidah, syaria't dan akhlak yang merupakan pondasi dasar dalam Islam. Sudah menjadi rahasia umum di kalangan kita mengenai usaha pengaburan generasi Islam oleh Yahudi dan Nasrani, atau istilah Barat secara umum. Bahkan kita sadar dengan agenda mereka. Tetapi apalah arti kesadaran itu? Karena kita tidak mampu melepaskan diri dari umpan-umpan yang mereka ciptakan, menggiring umat Islam supaya terpengaruh dengan pancing busuk mereka.

Hanya dengan dua rudal mereka mampu menerobos masuk ke jantung agama Islam; harta dan wanita. Dengan senjata pembuhuh aqidah ini mereka permainkan umat Islam, kita dijadikan budak, tertunduk d ikaki mereka. Bahkan kita saling menuduh, mengkafiran, berperang dan saling menghancurkan. Kita tidak sadar telah bersandiwara mengikuti skenario yang mereka atur alur ceritanya. Sedangkan mereka hanya menikmati film hasil karya mereka dengan aktor tanpa wajah.

Sejarah pembakar semangat

Jika terus menunggu waktu yang tepat untuk bangkit dari keterpurukan, sungguh waktu itu tidak akan pernah tiba, malah yang kita dapatkan adalah penyesalan dalam sadar. Sekaranglah momentum terbaik untuk bersatu dan bangkit, kita mulai dari diri masing-masing.

Kaji kembali sejarah perjuangan para panglima surga dalam memperjuangkan agama. Telaah lagi bagaimana Rasulullah Saw.  dan para sahabat beliau menyebarkan risalah untuk membawa manusia kepada jalan yang haq! Patrikan dalam jiwa kita rasa cinta kepada agama, tanamkan dalam jiwa untuk kembalikan generasi emas umat Islam dengan mempelajari sejarah!

Sosok Rasulullah Saw. adalah tokoh sangat fenomenal yang pernah hadir di permukaan bumi ini. Fakta ini tidak hanya dibenarkan oleh kalangan muslim saja, tetapi juga kalangan nonmuslim. Ini dibuktikan dengan dimasukkannya Rasulullah Saw. sebagai tokoh nomor satu dari seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia.

Penghargaan tersebut sangatlah beralasan dan masuk akal. Karena hanya dalam 22 tahun Rasulullah Saw. menyebarkan Islam,  telah berhasil meletakkan pondasi keagamaan dan negara yang begitu dahsyat pada masyarakatnya, khususnya pada para sahabat sehingga peradaban Islam menjadi sangat pesat setelah wafatnya Nabi.

Rasulullah Saw. tidak hanya dikenal sebagai penyebar dan pemimpin agama Islam, namun juga sebagai pemimpin negara, pedagang, suami serta kepala keluarga yang sangat perhatian dengan penuh cinta kepada keluarganya dan juga sebagai panglima perang yang sangat handal.

Peperangan merupakan salah satu cara dalam penyebaran agama Islam khususnya pada masa awal-awal penyebaran Islam. Namun, ada anggapan yang menyatakan bahwa Islam disebarkan dengan kilatan pedang, maka hal tersebut tidaklah benar.

Peperangan yang terjadi selama masa penyebaran Islam khususnya pada periode Nabi Muhammad Saw. adalah opsi terakhir yang harus dipilih oleh kaum muslimin untuk mempertahankan eksistensi Islam terhadap musuh-musuhnya dan mencegah terjadinya ancaman bagi keselamatan kaum muslimin. Atau dilakukan untuk memberikan pertolongan kepada masyarakat yang merasa tertindas di bawah penguasa yang otoriter.

Beberapa peperangan penting yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. seperti perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Khaibar adalah bukti bahwa perang merupakan keniscayaan yang harus dihadapi muslimin, karena pilihan untuk perdamaian tidak mungkin lagi tercapai. Selain itu, para pejuang Islam selalu berperang demi menegakkan keadilan dan melaksanakan perintah Allah Swt.

Belajar dari perang Uhud untuk kita bangkit

Mungkin banyak dari kalangan menganggap ada sedikt aib dari sejarah peperangan umat Islam dengan kafir Quraiys tepatnya pada perang Uhud. Hakikatnya kita bisa mengambil pelajaran dari perang Uhud bagaimana ketika umat Islam tidak mendengarkan instruksi dari baginda Rasulullah Saw. Mereka terpengaruh oleh keberhasilan sementara yang mereka capai dalam perang Uhud sehingga mereka terbuai dengan harta rampasan.

Kekalahan di perang Uhud bukan karena kafir Quraisy memiliki kekuatan yang lebih besar dari mujahidin muslim. Mereka menang disebabkan oleh umat Islam itu sendiri. Tentang ini jelas Allah Swt. sebutkan dalam firmannya: "qul huwa min indi anfusikum," menegaskan makna yang sangat dalam sebagai berikut:
Bahwa Allah Swt. tidak pernah berbuat zhalim. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri”. (Q.S. Yunus: 44). Dalam ayat lain Allah Swt. menceritakan bahwa umat terdahulu pernah diazab karena perbuatan mereka sendiri. “Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”(Q.S. Al-Ankabuut: 40).

Maka setiap bencana dan malapetaka yang manusia alami asal muasalnya adalah perbuatan manusia itu sendiri. “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zhalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zhalim kepada diri sendiri (Q.S. Ar-Rum: 9).

Jelas ayat-ayat di atas bisa disimpulkan betapa umat ini Allah lindungi dari berbagai mara bahaya jika mereka berpengang teguh pada peintah Allah Swt. dan rasul-Nya. Dengan mempelajari sejarah perjuangan sepatutnya kita bisa mengambil ibrah menuju kebangkitan umat Islam kedepan, sampai kapan kita mau diperbudak oleh Amerika?

Bukankah ini bukti jika umat ini mempunyai penolong Allah Swt. di setiap yang dihadapi? Hidup dalam naungan al-Qur'an dan sesuai dengan manhaj  (metode) yang Rasulullah Saw. perjuangkan adalah senjata pamungkas kita untuk merebut kembali kejayaan Islam. Ingat keadaan kita saat ini bukan karena mereka lebih hebat dari kita, tapi keadaan kita sekarang yang lemah akibat perbuatan kita sendiri. Semoga!


Oleh : Muazzinul Akbar*
*Penggiat Kajian Zawiyah KMA, Mahasiswa Ushuluddin tingkat II, berdomisili di El-Marg Gadidah, Kairo, Mesir

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top