Mahasiswa Sebagai Agent Of Change


Dinamika kehidupan mahasiswa tidak pernah lepas dari dunia akademis, organisasi dan tulis menulis. Untuk menyeimbangkan hal tersebut diperlukan keyakinan, ilmu pengetahuan dan semangat yang membaja sebagai modal dasar bagi mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pikir, kualitas kerja, kualitas karya dan kualitas hidup.

Sebagai kelompok yang dikategorikan sebagai kaum akademis; mahasiswa adalah golongan pemikir yang dituntut untuk bersikap kritis terhadap realitas yang terjadi disekitarnya. Jika mahasiswa tidak peka dengan lingkungan, aktivitas intelektual akan macet dan segala kegiatan yang dipogramkan akan berhenti dengan sendirinya atau bahkan hanyut dibawa oleh putaran waktu.

Saya yakin setiap mahasiswa ingin menjadi agent of change bagi masyarakat, dengan kekuatan idealisme dan intelektualnya dia dianggap memiliki kapabilitas untuk mengubah tatanan masyarakat menjadi lebih baik. Mampu menjadi manusia yang memiliki intelektualitas tinggi dan berakhlak mulia.

Hal itu tergantung dari sisi mana dia bergerak dan berkreasi. Jika bergerak dari sisi akademis maka dibutuhkan kesadaran akan ilmu pengetahuan, kesungguhan dalam menuntut ilmu dan rasa hormat serta patuh dengan guru.

Namun jika dia bergerak dari sisi organisasi, dibutuhkan keikhlasan, kerjasama antar anggota, kekompakan, dan hubungan yang baik dengan pihak-pihak lain.

Dimana organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa untuk mencapai tujuan bersama, dijalankan sesuai AD/ART yang disetujui oleh semua anggota dan pengurus organisasi. Organisasi berasal dari kata “organ” yang berarti susunan badan manusia yang terdiri dari berbagai bagian menuju satu tujuan. Apabila suatu organ sakit maka organ-organ yang lain pun akan ikut merasakan penderitaannya, yang akhirnya tubuhpun tidak dapat tidur nyenyak, kaki mencoba melangkah walau terasa penat, tanganpun bergerak mencari obat agar rasa pening itu pergi meninggalkan kepala. Rasulullah bersabda:
 
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”. (HR. Bukhari, Muslim)

“No one perfect in the world” Tidak ada sosok manusia yang sempurna di muka bumi ini. Kelemahan seseorang adalah kewajiban bagi kita sesama mukmin untuk menutupinya agar menjadi bangunan yang kokoh. Bukan mengekspos kelemahan itu karena kelak akan menghancurkan bangunan yang susah payah kita bangun. Bagaimana kita akan mencapai sebuah kesempurnaan jika satu membangun yang lain menghancurkan. Rasulullah juga bersabda:
 
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya)”. (HR. Bukhari, Muslim)

Berangkat dari sini, kita sebagai mahasiswa Aceh mempunyai sebuah wadah yang bernama Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA), bangunan yang dibangun oleh pendahulu-pendahulu kita dengan cucuran keringat keikhlasan, mereka mengorbankan tenaga, moril bahkan nyawa untuk kesejahteraan generasi-generasi selanjutnya.

Sudah sepatutnya KMA kita bela, kita dukung dan kita perjuangkan. Kita boleh aktif dimana saja untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tetapi jangan lupa kita masih mempunyai amanah yang diembankan oleh masyarakat Aceh terdahulu untuk selalu mengembangkan dan memajukan KMA.

Mukhlis Ilyas, Lc.
KETUA KMA PERIODE XL MASA BAKTI 2013-2014

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top