Mahasiswa; Segeralah bergerak!
Oleh; Muhajir Sanusi
Pasca
pengkudetaan presiden Mesir terpilih Muhammad Mursi, oleh militer pada rabu, 03
Juli 2013 lalu, proses belajar mengajar di Universitas al-Azhar tahun ajaran
2013-2014 agak sedikit terhambat, karena keadaan negeri tak kunjung membaik.
Padahal tahun sebelumnya mahasiswa biasanya sudah kembali aktif mengikuti muhadharah di kuliyah masing-masing dua
minggu setelah lebaran Idul Fitri.
Tetapi
hingga hari ini, kuliah belum dimulai, sementara Idul Adha akan segera tiba.
Mahasiswa pun semakin rindu comeback to
campus untuk bertatap muka dengan
duktur, dan juga membeli muqarrar-muqarrar
baru.
Para
mahasiswa yang jeli melihat kondisi ini. Mereka tidak lantas membuang-buang
waktu. Sebagian mahasiswa memanfaatkan jeda waktunya untuk menghadiri talaqqi keilmuan, kajian-kajian ilmiah ada juga yang
mengaktifkan diri di daurah tahfizul
quran dan mengasah bakat menulis khat di markaz yang tersedia. Semua ini merupakan sebuah inprovisasi yang pesat, khususnya bagi
warga Aceh sendiri yang sudah banyak aktif di tempat-tempat tersebut.
Motivasi
sebagian mahasiswa untuk memanfaatkan sisa waktu di Mesir ini dengan
sebaik-baiknya, karena merasa diri masih serba kurang dalam kapasitas ilmu,
sehingga hatinya mulai terdorong ikut mencari sumber ilmu diluar kuliah, ada
yang termotivasi setelah mendengar cerita kawan-kawan yang baru kembali dari rihlah ba’idah (pulang kampung-read),
yang mempetakan kondisi keilmuan di Nanggroe,
dan tak sedikit dari kita yang mulai rajin dan menikmati khazanah agama diawali
hanya dengan niat ikut-ikutan kawan, semuanya ini akan menjadi titik acuan bagi
kita untuk kembali sadar akan tujuan utama ke tanah anbiya ini.
Bergerak bersama ulama
Sebuah
kesyukuran bagi kita semua, para alim ulama di Mesir ini sangat ikhlas
membimbing para mahasiswa menapaki jalan-jalan keilmuan. Sekarang kita
sama-sama sadar masih ada generasi ulama-ulama yang ikhlas memberi tanpa
sedikitpun meminta. Mereka yang rela mengorbankan waktu untuk mencetak kader
ummat selanjutnya.
Mereka
hanya berharap ridha Allah, dan tentunya harapan mereka kita dapat melanjutkan
warisan yang telah mereka dapat daripada guru-gurunya dulu. Agar ilmu agama
terus hidup di permukaan bumi Allah ini.
Kita
semua hendaklah mengingat bahwa dikemudian hari kita akan menjadi calon
pengganti para ulama dan guru-guru kita sekarang. Kita harusnya sudah meraba
diri apakah siap menerima amanah ini. Guna melestarikan sunnatullah. Karena
apabila ulama pewaris ambiya telah tiada dan kita belum sanggup menggantinya,
maka siap-siaplah melihat ilmu agama itu tercabut dari dunia ini, dan kesesatan
semakin merajalela. Seperti yang Nabi katakan dalam sabdanya.
Rasulullah
bersabda: "Sesungguhnya Allah
tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba-hamba, akan tetapi
Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama. Hingga bila sudah tidak
tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang
bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan
menyesatkan".(HR Bukhari)
Maka marilah kita sama-sama memperbaharui kembali niat, dan selalu mengingat tujuan utama kita di Mesir ini. Semuanya kembali pada diri kita sendiri, sejauh mana kesiapan kita untuk terjun dalam masyarakat. Jangan sia-siakan waktu karena setiap langkah kita berarti untuk masa depan ummat.
Posting Komentar