Modernisasi Harus Berasas pada Turats


kmamesir.org 4/5/2016 Beberapa waktu lalu Grand Syekh Al-Azhar, Dr. Ahmad Thayyib menerima kedatangan Muhammad bin Syarifah, anggota Akademi Bahasa Arab Maroko, Dr. Esmat Dandash, guru besar Pendidikan Islam Universitas Muhammad V Rabat, Prof. Dr. Amar Thalibi, anggota Akademi Bahasa Arab. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas beberapa permasalahan penting menyangkut keilmuan dan intelektualitas di negara Islam.

Grand Syekh memaparkan tentang manhaj Azhar yang berpegang pada mazhab empat dalam fiqh dan beraqidah Asy’ari dalam usul. Inilah prioritas utama Azhar untuk menghasilkan ulama-ulama dan cendekiawan hebat dalam sejarah Islam, baik dulu maupun sekarang.

Ia mengatakan bahwa Al-Azhar berperan penting dalam menyinkronkan antar mazhab untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat. Di samping itu juga Al-Azhar menjadi tameng dari segala hal yang mengacaukan persatuan, menjadi pelindung dari mereka yang mencari celah di sana sini untuk menghancurkan Islam. Dan Al-Azhar menentang keras siapa saja yang mengganggu keamanan bangsa Arab.

Mengenai permasalahan turats dan modernisasinya, Syekh Ahmad Thayyib mengatakan bahwa sebuah pembaharuan tidak akan terealisasi tanpa berasas pada turats lama dan semua isinya. Setelah itu baru bisa ditransformasikan dengan standar-standar yang dimiliki para ulama. Maka tidak dapat diterima jika ada orang yang mengatakan bahwa jihad itu harus dihapus dari konstitusi umat Islam. Mereka hanya mengartikan jihad sebuah cara untuk mempertahankan diri, kehormatan dan tanah airnya. Jika benar apa yang dikatakan itu maka tidak kita temukan lagi menteri-menteri pertahanan di negara Arab ini.

Dr. Ammar Thalibi juga menyinggung tentang eratnya hubungan antara Al-Azhar dengan para pionir-pionir renaissance Aljazair. Ia menunjukkan Grand Syekh sebuah foto surat tiga abad yang lalu dari Syeh Abdel Hamid bin Badis, ketua persatuan ulama muslim kepada Syekh Azhar, Imam besar Mustafa Maragi. Ibn Badis mengatakan bahwa saat imperium Islam mulai meredup, Akl-Azhar muncul sebagai wadah keilmuan bagi negara Islam.

Adapun Muhammad bin Syarifah menghimbau akan pentingnya mengatur dan melestarikan tiga universitas Islam tertua (Al-Azhar-Kairo, Al-Qarawiyyin-Maroko dan Az-Zaitunah-Tunis). Karena ketiga universitas ini merupakan suplemen nutrisi terbesar Islam yang masih murni, terjaga dan diatur sesuai dengan sistem pendidikan dulu, seperti yang dilukiskan ulama besar Maroko Ibn Asyir dalam manzumahnya yang sangat populer: “Asy’ari dalam aqidah, Maliki dalam bermadzhab dan di jalan al Junaid dalam bertasawuf.” [MI]

Sumber: https://www.facebook.com/OfficialAzharEg/

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top