Peraih Nobel Kimia Asal Mesir Meninggal Dunia

Ahmad Zewail, peraih nobel kimia asal Mesir

Kmamesir.org 8/8/2016 Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Beberapa hari yang lalu tepatnya pada Selasa, 2 Agustus 2016,  dunia ilmu pengetahuan dikejutkan oleh meninggalnya Ahmad Hasan Zeweil, seorang  ilmuan muslim asal Mesir, peraih Nobel bidang Kimia tahun 1999. 

Zeweil menghembuskan  nafas terakhir di California, Amerika Serikat , pada usia 70 tahun. Sebelum meninggal, kesehatannya telah memburuk karena  peradangan paru-paru, ia juga menderita kanker sumsum tulang, penyakit kronis yang sampai sekarang masih belum ditemukan obatnya. Semasa hidupnya, ia mewasiatkan agar jenazahnya dimakamkan di Mesir. 

Sesuai wasiatnya tersebut, Jenazah Zeweil tiba di Tajammu’ Awwal, Cairo pada Sabtu, 6 Agustus 2016. Dan dimakamkan hari Minggu, (8/7) bersamaan dengan upacara militer dan dihadiri Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi. Upacara pemakaman Zeweil dimulai dari shalat jenazah di Mesjid Ath-Thanthawi yang diimami langsung oleh maulana Syeh Ali Jum’ah. Kemudian dikebumikan di pemakaman keluarga di Kota 6 Oktober, Mesir, kota tempat Universitas Ilmu pengetahuan dan Teknologi “Zeweil” berdiri. 

Grand Syeh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Tayeb, mengatakan bahwa kepergian  Ahmad Zeweil adalah kerugian yang sangat besar bagi kemanuasiaan. Sejarah akan mengenangnya dengan menoreh tulisan dari cahaya, bahwa dia adalah ilmuan besar bidang kimia dan fisika yang menimbulkan revolusi ilmu pengetahuan, mereka juga akan mengenangnya sebagai tokoh yang cinta negeri dan umatnya, serta impiannya akan kejayaan Mesir. 

Kecintaan Zeweil terhadap ilmu pengetahuan, terutama kimia membuatnya tak pernah lelah untuk melakukan percobaan dan menulis berbagai macam karya yang berkaitan dengan ilmu kimia untuk dibagikan kepada semua orang. Atas penemuannya terhadap ilmu femtokimia, Zeweil mendapatkan segudang penghargaan. Selain Nobel kimia pada tahun 1999, ia juga mendapatkan gelar pnghormatan tertinggi di Mesir yaitu Grand Collar of the Nile. Ia juga menerima gelar PHD Honoris dari Lund University di Swedia ada Mei 2003. 

Kepergian Zeweil meninggalkan pelajaran penting untuk kita bahwa prestasi bukanlah sebatas mendapatkan nilai tertinggi, tetapi yang terpenting adalah berprestasi, kemudian berkreasi, menciptakan temuan baru dan mendalaminya di bidang apa saja dan dimana saja. Semoga Ahmed Zeweil mendapatkan tempat yang mulia di sisi-Nya. (MTH) 

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top