MDP 2016-2017 Kukuhkan Khalid Muddatstsir Sebagai Panglima Baru KMA Mesir

Penyerahan jabatan dari Tgk. Azwani Putra (kanan) kepada ketua KMA terpilih Tgk. Khalid Muddatstsir (kiri)



Kmamesir.org. 04/03/2017. Sabtu (4/03) Muhasabah Dewan Pengurus periode 2016-2017 kukuhkan Khalid Muddatstsir sebagai ketua baru Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir, menggantikan Azwani Putra Azwani Putra. Sidang Muhasabah Dewan Pengurus merupakan agenda rutin tahunan KMA yang dilaksanakan sebagai agenda pertanggungjawaban kepengurusan dan pemilihan ketua baru KMA.

Sidang muhasabah yang dipimpin Ahmad Yani dan Farhan jihadi berlangsung penuh hikmat. Acara berjalan dengan tertib dan lancar. Semua peserta sidang terlihat sangat antusias mengikuti dan menyaksikan proses pemilihan ketua baru, mulai dari pemungutan hingga penghitungan suara.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang diisi tiga calon ketua, tahun ini, dengan segala pertimbangan sulit Dewan Majelis Syura sebagai lembaga tertinggi KMA hanya memilih dua calon kuat: Khalid Muddatstsir dan Thaiburrifqi Ananda.

Khalid Muddatstsir kemudian berhasil terpilih sebagai ketua baru KMA dengan perolehan suara 78, unggul tipis 11 suara dari Thaiburrifqi Ananda yang mendapatkan 67 suara. Dengan ini, Khalid berkewajiban memimpin Keluarga Mahasiswa Aceh Mesir selama setahun, dalam rentang waktu 2017 hingga 2018 ke depan.

Dalam kata-kata sambutannya, setelah dikukuhkan sebagai ketua baru KMA, Khalid Muddatstsir berterimakasih telah dipercayakan mengemban amanah sebagai ketua KMA. Ia juga menjelaskan bahwa menjadi ketua KMA merupakan amanah yang sangat berat dan ia tidak bisa mengembannya sendiri tanpa bantuan dari seluruh anggota Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir.

“Saya sangat berharap kawan-kawan bisa membantu saya meng-khidmah KMA dalam kepengurusan kali ini. Siapapun nantinya yang diminta untuk menjadi pengurus membantu KMA tolong untuk tidak menolaknya. Saya juga sangat berterimakasih kepada sahabat saya Thaiburrifqi yang langsung menyetujui bisa membantu dalam kepengurusan tahun ini ketika saya minta. Semoga kawan-kawan yang lain juga bisa meneladani sikap bijaksana seperti beliau,” ujar Khalid dalam bahasa Aceh yang kental.

Khalid Muddatstsir juga menjelaskan, Keluarga Mahasiswa Aceh bukan lembaga pribadi, tapi milik bersama, sebuah keluarga. KMA ini ada karena kita selalu bersama, saling membantu dan berjuang bersama. KMA terus eksis dan berkarya hingga sekarang tidak terlepas dari usaha, perjuangan dan kerjasama yang solid dari seluruh anggotanya.


“Bukanlah KMA, tanpa kerja sama dan sama-sama bekerja untuk kesuksesan bersama. KMA ada karena kita selalu bersama. Sekali lagi, saya sangat berharap dukungan tengku-tengku sekalian untuk bisa membantu saya ke depan,” pesan Khalid dengan nada penuh harap sebelum menutup kata sambutannya.(FJ)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top