Mengembara ke Penjuru Bumi, Menelisik Hikmah dalam Surah Al-Mulk Ayat 15

Oleh: Ali Akbar Al-Fata*
(Image: qatarliving.com)
Manusia dalam kesehariannya penuh dengan aktivitas, baik itu di perkotaan, bekerja di perusahaan atau pemerintahan, atau hanya di perkampungan bercocok tanam dan berteman dengan tanah, semuanya sibuk bekerja. Ada yang bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan hidup, ada pula hanya hobi belaka. Pernahkah kita berdiri sejenak, sementara dunia di sekitar kita berputar? Melihat kembali segala sesuatu yang ada di alam ini. Subhanallah, Allah menciptakan semua ini dengan penuh keindahaan, hikmah, serta kemudahan. 

Demi kehidupan ini, manusia menjelajahi bumi ini, menggalinya, membangun bangunan di atasnya, bercocok tanam, dan lain-lain, Allah tidak menjadikan semua itu sulit atau sebuah kemustahilan, Allah tundukkan alam ini untuk manusia, dan kita dapat mengambil manfaat dari alam ini dengan mudah.

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Mulk ayat 15: 

هو الذي جعل لكم الأرض ذلولا فامشوا في مناكبها و كلوا من رزقه و اليه النشور 

Allah yang menjadikan bumi itu mudah untuk kalian, maka berjalanlah di seluruh penjurunya dan makanlah sebagian rizki nya dan kepada Nya lah tempat kembali. 

Menurut para ulama tafsir, ada beberapa permasalahan yang diangkat ayat ini : 

Pertama, ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya yang telah menjelaskan tentang luasnya ilmu serta kuasa Allah. Pada ayat ini, Allah menjelaskan tentang salah satu kuasanya yaitu menjadikan bumi ini mudah bagi manusia untuk ditinggali dan diambil manfaatnya. Selain itu, ayat ini juga sebagai peringatan bagi mereka yang bermaksiat, khususnya yang bermaksiat secara sembunyi-sembunyi tanpa seorang pun yang tau. Allah mengingatkan boleh saja kalau kita bermaksiat, kita mengira tidak ada yang mengetahui perbuatan kita, tapi ingat, rumah yang kita miliki dan kita gunakan untuk bersembunyi, rumah yang kita jadikan tempat bersandar dan berlindung apabila merasa takut merupakan secuil rahmat dari apa yang Allah limpahkan kepada segenap manusia.

Kalau saja Allah berkehendak, niscaya Allah akan jadikan tempat yang kita sebut "rumah" yang merupakan tempat paling aman dalam hidup kita malah menjadi neraka bagi kita, malah menjadi tempat paling menakutkan dalam hidup kita serta sumber bencana. Allah ingin kita mengetahui bahwa tidak ada ruang di alam ini yang luput dari Allah, karena memang tidak ada tempat untuk lari dari kuasa-Nya. 

Kedua, bumi dalam ayat ini disifatkan dengan dzalul yang berarti lembut atau identik dengan kemudahan. Ya, karena Allah telah menjadikan kita khalifah di atas muka bumi Allah jadikan bumi ini mudah bagi kita, karena kalau Ia berkehendak, bisa saja diciptakan bumi ini sulit bagi kita untuk hidup serta mengambil manfaat darinya. Namun, inilah rahmat Allah yang maha kuasa. 

(Imange: time.com)
Ketiga, ayat ini menjelaskan tentang ibahah atau boleh nya untuk berjalan-jalan di atas muka bumi ke seluruh penjuru dunia, menjelajahi alam ini, apalagi kalau disertai niat bertafakur atas ciptaan-Nya. 

Keempat, dalam ayat ini Allah berfirman, 

فامشوا في مناكبها 

Menurut beberapa pendapat, penggunaan kata manakib merupakan kinayah bahwa Allah telah menjadikan bumi ini sebagai tempat yang mudah bagi manusia. Allah menundukkan bumi ini bagi manusia layaknya seekor unta yang telah berhasil dijinakkan dan dikendarai, ketika manusia berhasil menjinakkan dan mengendarai unta, maka unta tersebut telah mencapai ketaatan dan kejinakan yang sempurna.

Allah menjadikan bumi ini mudah untuk kita mengambil manfaat baik dengan berjalan di atasnya (menjelajahinya) atau membangun bangunan di atasnya, atau bercocok tanam, dan lain-lain. Sedangkan menurut pendapat lain, manakib adalah gunung-gunung yang tinggi atau segala penjuru dunia. 

Adapun firman-Nya: 

و كلوا من رزقه 

Menjelaskan bahwasanya kendati Allah memerintahkan kita untuk “makan” dari rezeki-Nya dengan berusaha dan bekerja sebagai sebab datangnya rezeki, hal ini sedikit pun tidak meniadakan perintah Allah untuk bertawakkal. Hal ini terbukti sebagaimana hadis baginda nabi Muhammad Saw: 

لو أنكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطيرتغدو خماصا و تروح بطانا 

Sekiranya kalian bertawakal dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah memberikan kalian rezeki sebagaimana Ia memberikan rezeki kepada burung yang berangkat di pagi hari dengan perut kosong, dan pulang di sore hari dengan perut kenyang. 

Usaha dan tawakal merupakan dua hal yang tidak boleh dipisahkan dalam hidup. 

Pada akhirnya, Allah menutup ayat ini dengan firman-Nya : 

و اليه النشور 

Kita lagi-lagi diingatkan, kalau kita menetap di atas bumi dan makan dari hasilnya, maka jadikanlah hal ini sebagai pengingat bahwa bumi adalah tempat kita berpulang. Jadikanlah makan kita di atas bumi Allah sebagai pengingat bahwa bumi adalah tempat kita kembali.

Allah juga mengingatkan siapa pun makhluk yang berbuat dosa kepada-Nya baik itu secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, Allah pasti mengetahui apa yang dilakukannya dan dia akan mendapat balasan di akhirat kelak. Kemudian yang terakhir, kita ingin diingatkan bahwasanya rasa aman yang kita rasakan saat ini dalam hidup kita merupakan bagian dari rahmat Allah Swt.

Allahlah yang memberikan kita rasa aman dan kebebasan dari rasa takut. Karena kalau Allah berkehendak, Ia akan menarik rasa aman ini, Allah akan mengambil rasa tenteram ini, kemudian dengan qudrah dan iradah-Nya, Allah menghujani alam ini dengan azab-Nya, kita diingatkan untuk takut pada-Nya.


Semua itu merupakan kemudahan yang Allah limpahkan pada segenap makhluk-Nya. Kita baru berbicara soal kemudahan, belum lagi masalah lainnya. Membicarakan kenikmatan, kebesaran, serta rahmat Allah memang tidak akan pernah habis. Kendati pun begitu, tahaddust bi anni’mah merupakan perintah Allah. Nah, dengan semua ini, apakah kita masih berani menhunuskan pedang dan tombak kita kepada Allah dengan bermaksiat pada-Nya, sementara Dialah yang menjadikan segalanya. Wallahua’lam.[]

*Penulis adalah mahasiswa tingkat 1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top