Say "NO" to Tabarruj!

Oleh : Marlina Sukmawati*
Image : pikdo.biz
Di dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman mengenai sesuatu yang berkaitan dengan wanita:

وقرن في بيوتكن ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى

"Dan hendaklah kalian wanita tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias (bertabarruj) dan (bertingkah laku) seperti orang-orang Jahiliyah dahulu..." (Q.S al- Ahzab: 33)

Didalam tafsirnya,  Zadul Masir fii 'Ilmi At-Tafsir (3/461), Ibnu Jauzi telah menyertakan 2 pendapat ulama terkait makna tabarruj pada ayat di atas, yakni:

1. Pendapat Abu 'Ubaidah: Bahwasanya tabarruj adalah wanita menampakkan kecantikannya kepada yang bukan mahramnya.

2. Pendapat Az-Zajjaj: Bahwasanya tabarruj adalah menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang mengundang syahwat laki-laki ajnabi.

Wanita itu cantik dan menyukai kecantikan. Senang dipuji dan diperhatikan, juga makhluk yang mudah terpengaruh dan dibujuk. Jangan heran jika wanita kerap kali dijadikan korban komoditi dan mode serta menjadi sasaran utama klinik dan praktek beauty. Sehingga tidak sedikit wanita yang berhasil disibukkan dengan memoles fisik daripada memperindah budi pekerti. Beragam kosmetik, parfum bermerek, hingga pakaian yang lagi trendy sukses menyita perhatiannya.

Pada dasarnya wanita memang sangatlah menarik terlebih dalam pandangan laki-laki. Makanya kenapa pada ayat di atas Allah Subhanahu wa ta'ala menggandengkan perintah untuk para wanita agar menetap di rumah dan larangan bertabarruj. Karena jika sudah keluar rumah, para wanita akan menjadi pusat perhatian dan bisa saja mengundang syahwat. Apalagi dengan tampilan yang sangat menggoyahkan iman. Padahal dipuji cantik bukanlah sebuah prestasi, justru hal tersebut merupakan ujian bagaimana fitrah ini tidak berubah menjadi fitnah.

Sudah selayaknya wanita muslimah itu tetap berjalan pada koridor Islam dan rambu-rambunya. Sedangkan berdandan dan berhias berlebihan agar menjadi pusat perhatian, berlenggak-lenggok saat berjalan, mendayu-dayu saat berbicara, tebar pesona dimana-mana, memakai wangi-wangian bukan pada tempatnya, dan tidak menutup aurat, itu semua sudah jelas ada larangannya. 

Baca juga : Aku Salah Menilai

Imam Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata, “Silahkan kau suruh aku menjaga rumah mewah penuh harta melimpah, namun jangan kau suruh aku menjaga wanita yang tidak halal bagiku meskipun berupa budak yang hitam legam.”

Sungguh fitnah wanita adalah fitnah yang luar biasa. Betapa banyak lelaki cerdas dan gagah perkasa dibuat tunduk di bawahnya. Betapa banyak penguasa jatuh tersungkur dalam jeratnya. Betapa banyak ahli ibadah dibuat lalai dari Tuhannya. Seorang laki-laki rela bunuh diri, suami pejabat berani korupsi. Na'udzubillahi min dzalik.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma, Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam bersabda,

ماتركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء

"Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita." (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah Maha Adil. Jika perempuan dapat menjadi sumber fitnah yang luar biasa maka secara bersamaan perempuan pun dapat menjadi sebaik-baik perhiasan. Semua kembali kepada diri kita masing-masing. Maka dari itu, sebagai umat akhir zaman yang penuh dengan fitnah ini, sudah sepatutnya kita senantiasa menanamkan rasa malu bermaksiat kepada Allah dan takut atas azab-Nya yang pedih. Jangan sampai kita mengakibatkan para lelaki berpaling dan bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mari sama-sama kita gapai ridha-Nya dengan sabar dan taqwa. Sabar dalam menjalani segala perintah dan ketentuan Allah. Serta bertaqwa (mencegah diri) dari perbuatan yang dilarang-Nya. Sebab dengan bekal taqwa-lah, Allah akan menjaga hamba-hamba-Nya dari perbuatan yang tercela. In syaaAllah.

*Penulis merupakan Mahasiswi Tingkat Dua Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Kairo




Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top