Mengenal Kitab Qurratul Ain Syarah Waraqat

Oleh: Muhammad Dany*




Judul               : Qurratul Ain li Syarhi Waraqat 
Penulis            : Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Hattab Ar-  Ru’aini al-Maliki (902-954 H) 
Pentahqiq        : Mustafa Qasim At-Thahthawi 
Penerbit          : Al-Fadhilah 
Tebal halaman : 143 


Ushul Fiqh adalah mengetahui hukum-hukum syariah melalui jalur ijtihad. Dengan mempelajari kaidah, teori, dan sumber-sumber secara terperinci dalam rangka menghasilkan hukum Islam yang bersumberkan al-Quran dan Hadis. Kitab Qurratul Ain ini merupakan kitab Mutawassit yang membahas kaidah-kaidah Ushul Fiqh. 

Adapun kitab Qurratul Ain ini merangkumi tiga kitab, yang pertama Matan Waraqat Imam Haramain, yang kedua Syarhu Mahalli, dan Syarah al-Hattab yang merupakan uraian dari Syarah Mahalli dan Matan Waraqat. 

Kitab Qurratul Ain ini adalah salah satu kitab yang istimewa dikarenakan kitab yang masyhur dikalangan Syafi'iyah yaitu al-Waraqat ini, disyarah langsung oleh seorang imam besar yang bermazhab Maliki yang berlaqab al-Hattab. Walaupun pengarang bermadzhab Maliki tapi syarahan ini tidak keluar dari pada asas-asas Ushul Fiqh Syafi'i, dikarenakan Ushul Fiqh ketiga imam (Maliki, Syafii dan Hambali) tidak jauh berbeda dan sering disebut pula Ushul Fiqh Jumhur. Beda halnya dengan Ushul Fiqh Hanafi. 


Dikarenakan kitab Syarah Mahalli terlalu singkat dan padat, diperlukan ketelitian dan kesungguhan untuk mendapatkan apa yang terkandung di dalamnya. Sehingga banyak di antara pelajar hanya mendapatkan materi yang dzahir saja tanpa mendapatkan apa yang diinginkan oleh pensyarah sendiri (Imam Mahalli). Padahal Syarah Mahalli ini adalah Syarah Waraqat terbaik (sebagaimana dikatakan Imam Hattab pada muqaddimahnya), sangat disayangkan apabila syarahan terbaik ini tidak dimanfaatkan semestinya. 

Melihat keadaan yang lemah dalam mengkaji ilmu pada zaman tersebut, Imam Hattab mengkwatirkan hal ini, maka Imam Hattab tidak tinggal diam beliau langsung beristikharah untuk menghasilkan uraian yang terperinci yaitu Qurratul Ain. 

Maka dengan hadirnya kitab tersebut dapat menjelaskan apa yang diinginkan oleh Imam Mahalli baik bagi mubtadi’in ataupun mutawassitin

Qurratul Ain secara bahasa berarti air mata dingin bermaksud air mata karena gembira atau terharu. Semoga dengan nama kitab tersebut dapat menjadikan kita semangat dan terharu dalam mempelajarinya, Amiin. 


*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Syariah wal Qanun Universitas Al-Azhar Kairo.


Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top