Menilik Rahasia di Balik Nikmatnya Kopi Gayo

Oleh: Deffa Cahyana Harits* 

Sumber foto: baristalakadar.com

Aceh merupakan daerah yang terletak di ujung utara Pulau Sumatera dan memiliki beragam jenis keunikan, mulai dari budaya, adat istiadat, kuliner khas, bentangan alam yang indah, hingga hal unik lainnya.

Selain itu, Aceh juga dikenal sebagai salah satu sentral produksi kopi arabika terbesar yang tak hanya di Indonesia, namun juga di Asia dengan kualitas kopinya yang baik di level dunia yang lebih dikenal dengan sebutan “kopi gayo” dikarenakan karakteristik aroma dan rasanya yang istimewa.

Kopi termasuk jenis tanaman perkebunan yang sejak dahulu dibudidayakan. Tanaman kopi menjadi sumber penghasilan rakyat dan juga meningkatkan devisa negara melalui ekspor biji mentah maupun olahan dari biji kopi.
 
Tanaman kopi biasanya diolah menjadi minuman yang memiliki cita rasa khas dan tidak di miliki oleh minuman lainnya. Selain itu, kopi merupakan sumber alami kafein yaitu zat yang dapat menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan mengurangi kelelahan. Hal inilah yang menyebabkan kopi sangat digemari oleh para konsumennya.
 
Dewasa ini, konsumen kopi menganggap bahwa meminum kopi tidak hanya sekedar melepas dahaga, tetapi juga untuk melengkapi aktivitas kehidupan sehari-hari seperti rapat, mengerjakan tugas, reuni, pertemuan bisnis, arisan dan lain-lain. Secara tidak disadari, tradisi minum kopi sudah menjadi kebiasaan atau gaya hidup (lifestyle) beberapa kalangan masyarakat saat ini.

Variasi yang diberikan minuman kopi pun mulai banyak dan beragam sehingga semakin memudahkan masyarakat memilih minuman kopi untuk dikonsumsi. Kopi telah menjadi minuman yang masuk ke dalam gaya kehidupan masyarakat dan telah bertransformasi menjadi minuman pilihan untuk dikonsumsi mendampingi aktivitas sehari-hari.

Namun, apakah rahasia di balik nikmatnya kopi gayo?  

 A.   Datarannya yang tinggi

Alasan utama mengapa kopi gayo bisa memiliki cita rasa yang berbeda dari yang lainnya adalah karena daerah Gayo itu sendiri terletak di dataran yang tinggi.

Kopi-kopi yang ditanam di wilayah yang cukup tinggi dapat menghasilkan rasa dan karakter yang dianggap menakjubkan. Selain pertumbuhannya yang dijaga, kopi-kopi yang ditanam di daerah tinggi biasanya akan menghasilkan karakter-karakter favorit peminum kopi seperti acidity, aromatic, dan flavaourful.

Sementara kopi-kopi yang ditanam di wilayah yang lebih rendah cenderung memiliki karakter dengan tingkat acidity rendah, plus karakter yang tidak terlalu banyak.

B.   Kualitas Lahan

     Kopi yang baik tak terlepas dari lahan dengan kualitas yang baik pula. Seperti  ketinggian tempat 1.000-1.500 meter di atas permukaan laut, curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun,  suhu 15-24ºC,  tanah subur yang mengandung bahan organik (humus) lebih dari 5%, kedalaman efektif lebih dari 100 cm, pH tanah 5,5-6,5, kemiringan lahan tidak lebih dari 30%, dan lain sebagainya. 

      C.  Proses Pengolahan   

     Kopi yang berkualitas juga tergantung pada proses pengolahan dan penyajiannya yang baik. Berikut sekilas proses-proses yang harus dilalui sebelum minuman kopi akhirnya bisa dinikmati

      1. Penerimaan

Hasil panen harus secepat mungkin dipindahkan ke tempat pemprosesan untuk menghindari pemanasan langsung yang dapat menyebabkan kerusakan seperti perubahan warna buah dan buah kopi yang menjadi busuk. 

2. Pulping         

Pulping bertujuan untuk memisahkan kopi dari kulit terluar dan mesocarp (bagian daging), hasilnya pulp. Prinsip kerjanya adalah melepaskan exocarp dan mesocarp buah kopi dimana prosesnya dilakukan di dalam air mengalir. Proses ini nantinya akan menghasilkan kopi hijau kering dengan jenis yang berbeda-beda. 

3. Fermentasi

Proses fermentasi bertujuan untuk melepaskan daging buah berlendir (mucilage) yang masih melekat pada kulit tanduk sehingga pada proses pencucian akan mudah terpisah dan mempermudah proses pengeringan. 

4.  Pencucian

Pencucian secara manual dilakukan pada buah kopi dari bak fementasi yang dialirkan dengan air melalui saluran dalam bak pencucian yang segera diaduk. 

5. Pengeringan

        Sebagai alternatif, kopi dapat dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 2 atau 3 hari dan sering diaduk atau dibolak-balik. Pengeringan kopi yang masih basah ini terus dilanjutkan hingga kadar air mencapai 11 % yang pada akhirnya dapat menjaga stabilitas penyimpanan.  

      6. Proses Akhir

Proses selanjutnya yaitu proses pembersihan akhir yang bertujuan untuk menjaga penampilan sehingga baik untuk diekspor maupun diolah kembali. Tahapan proses pembersihan akhir ini meliputi pengawetan dan penyimpanan.

Itulah beberapa tahapan sebelum biji kopi gayo berubah menjadi sebuah minuman idaman. Pastinya, secangkir kopi nikmat adalah sebuah hasil perjalanan panjang yang telah melalui berbagai fase penting.

Selamat minum kopi :)

 

*Penulis adalah Mahasiswi Tingkat 2 Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.

 

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top