Semarak Reuni Sanggar dan Senyum Manis Fiqi Firandika di Awal Jabatan Ketua.

(Sumber: dokumen pribadi)

Sabtu sore, 12 Desember 2020, Meuligoe KMA Mesir terdengar riuh. Para seniman dari Mahasiswa Aceh di Kairo yang tergabung dalam Sanggar Seni Aneuk Nangroe berkumpul di Meuligoe KMA untuk mengadakan reuni. Acara tersebut menjadi ajang yang mempertemukan empat elemen sanggar KMA diantaranya Nasyid, Tari Rapai Geleng, Ratoh Jaroe dan Saman  Gayo. 

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Kemudian dilanjutkan dengan kata-kata sambutan beserta cerita pengalaman dari Tgk. Fikri Aslami selaku ketua KMA sekaligus sesepuh sanggar. Dalam kesempatan tersebut ia memberikan apresiasi atas terlaksanakannya acara “Reuni Aneuk Sanggar". Tak hanya itu ia menceritakan pengalaman saat dulu masih aktif sebagai penari di Sanggar Anuek Nangroe. Kemudian disusul dengan kata-kata sambutan dari Tgk. Syifaurrahman sebagai Ketua Sanggar Aneuk Nangroe. Dalam kata-kata sambutannya, ia mengungkapkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh anggota Sanggar yang selama ini telah menjadi penopang berdirinya Sanggar Aneuk nanggroe. 

Selanjutnya kesempatan diberikan kepada para sesepuh sanggar atau ureung tuha sanggar yang berhadir guna berbagi kisah dan sejarah berdirinya Sanggar KMA. 

“Dulu saya diajak masuk sanggar oleh Bang Sulhan” ucap TgkMuttaqin Sofyan membuka kisahnya sebagai salah satu ureung tuha sanggar yang masih bermukim di Kairo. Beliau juga menceritakan berbagai kisah saat masih aktif sebagai penari sekitar lima tahun silam. 

Tak hanya itu, acara ini juga turut dihadiri para sesepuh sanggar akhwat KMA. Tak ketinggalan, sejarah terbentuknya sanggar akhwat KMA yang selama ini jarang terdengar, kisah-kisah menarik saat masih aktif sebagai penari serta motivasi untuk terus berkarya tak luput diberikan.

“Kita sanggar akhwat KMA sebenarnya sudah lama juga berdiri,  memang tidak terlalu show seperti layaknya ikhwan, kita hanya tampil pada acara-acara khusus akhwat saja. walaupun kita tak tampak, tapi kita ada!” Ungkap Kak Cut Rahamatina selaku ureung tuha Sanggar akhwat di akhir kesempatan.

"Ini masa kalian, jadi berkaryalah dengan baik!" sambung Kak Cut Rahmatina mengakhiri ceritanya.

Selain bertujuan mempererat ukhwah sesama porsonel, kegiatan yang diselenggarakan Departemen Kesenian ini juga diharapkan mengingat kembali sejarah adat, kebudayaan Aceh yang kaya akan unsur religius.

“Adat, kebudayaan terbentuk dari kumpulan kebiasaan yang terus berlanjut, jika kita memiliki adat istiadat yang islami berarti kehidupan kita sejak dulu sudah bernuansa islami. Dan sudah semestinya kita mengenal kebudayaan kita, sehingga dengannya kita dapat mengenal jati diri kita ini. Bukankah mahfuzat sufi berkata ‘man arafa nafsuhu faqad arafa rabbahu’”. Tutur Tgk. Shabrun dalam wejangannya. 

Cerita-cerita para sesepuh sanggar berlangsung menarik serta mengundang tawa dan aplous dari para hadirin.   Tak hanya itu para perwakilan dari setiap cabang sanggar KMA juga diberi kesempatan untuk memperkenalkan setiap personel yang masih aktif dan membagikan perkembangan komunitas Sanggar saat ini. Dalam kesempatan itu Nasyid KMA yang memiliki nama panggung "Seramoe Voice"  juga turut unjuk gigi, lagu Aceh dan Sebuah tembang nasyid juga turut dilantunkan malam itu.

(Sumber: dokumen pribadi)
Rangkaian acara dilanjutkan dengan pemilihan ketua sanggar baru, menggantikan Tgk. Syifaurrahman yang telah berjaya memimpin sanggar KMA. Dalam pemilihan ini terdapat dua kandidat kuat, Teuku Ilham Fatin yang mendapat nomor pilih 1 dan Fiqi Firandika mendapat nomor pilih 2. Keduanya merupakan penari ulung Rapai Geleng yang telah bergabung bersama Sanggar Aneuk Nangroe sejak tiga tahun silam.


“Pilihlah seseorang sesuai dengan ahlinya. Dalam hal ini kita tau bahwa Fatin lebih ahli berhak memimpin sanggar ini” ucap Fiqi Firandika pemilik kumis aduhai ketika diberi kesempatan menyampaikan fisi dan misinya. 

“Jangan pilih saya, Fiqi Firandika lebih berhak memimpin Sanggar ini” balas Fatin saat diberi kesempatan yang sama. 

Keduanya tampak saling menolak untuk dipilih dalam kesempatan tersebut. 

Voting dimulai dengan cara menuliskan nomor pilih, atau nama kandidat di kertas yang telah dibagikan. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kertas suara yang telah dibagikan. Satu persatu kertas yang sudah terkulmpul mulai dibacakan oleh Teuku Ibnu Akhyar atau lebih akrab disapa “Bang Adun” dan Tgk. Farhan Jihadi selaku ureung tuha Sanggar KMA. Gelak tawapun tak terelakkan saat beberapa anggota sanggar yang iseng menyisipi ungkapan-ungkapan mesra di kertas pemilihan. 

“Namamu selalu kusebut dalam sujudku, aku padamu Bang Fatin” tulis sebuah surat suara yang dibacakan oleh Bang Aduen. 

“Hahaha, dalam sujud malah sebut nama Fatin bukan baca doa” sambung Bang Aduen diikuti tawa para hadirin. 

“Aku pilih Bang Fiqi karena gayanya cool, apa lagi ditambah kumis yang menggoda” kembali ungkap Bang Farhan saat membaca salah satu surat suara. 

Pembukaan surat suara berlangsung semarak diiringi antusias para hadirin. Suara Fatin sempat melampaui Fiqi. Namun, Kemudian Fiqi kembali mengejar. Alhasil Ilham Fathin memperoleh 22 suara, Fiqi Firandika mengantongi 29 suara. Dengan demikian tongkat estafet Grup Sanggar diserahkan kepada Muhammad Fiqi Fiandika sebagai Ketua. 

“Terima kasih saya ucapkan kepada rakan semua yang sudah mempercayai saya untuk menahkodai Sanggar Aneuk Nanggroe, saya sendiri dan kita semua tau bahwa pengetahuan, skill, dan lainnya tentang sanggar dan seni, sahabatku Tgk. Fatin lebih pengalaman, lebih paham dari pada saya. Maka dari itu saya berharap support, bantuan, dan masukan dari rakan semuanya untuk Sanggar yang lebih baik.” Ujar Fiqi selaku nahkoda baru sanggar membuka pidato perdananya sebagai ketua Sanggar diakhiri senyum tipis khas dirinya.

Di penghujung acara, nasi goreng dengan suiran ayam dan telur dadar menjadi menu utama yang memanjakan lidah. Tak lupa sebelum acara berakhir Para hadirin mengabadikan momen besar ini dengan foto bersama.



Reporter: Muhammad Dany.
editor: Annas Muttaqin

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top