Abuya Bukhari Husni: Mahasiswa Al-Azhar Harus Utamakan Persatuan Rakyat

Oleh: Marlina Sukmawati
Dok. Pribadi
Minggu siang (25/7), Keluarga Mahasiswa Aceh Mesir menerima kunjungan salah satu anggota MPU Aceh, Abuya Bukhari Husni. Di tengah teriknya matahari  kota kairo saat itu, kedatangan beliau seketika membawa angin sejuk ke meuligoe. Maksud kunjungannya saat itu ingin bersilaturahmi ke sekretariat Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) tersebut seraya bernostalgia. 

Abuya Bukhari Husni atau lebih akrab disapa Buya, adalah pimpinan pondok pesantren Darul Iman saat ini. Sebelumnya, beliau pernah mengenyam pendidikan di universitas Al-Azhar Mesir dan termasuk mahasiswa Aceh Tenggara pertama di Mesir. Pada kedatangannya ke Kairo kali ini, Buya menyempatkan diri berkunjung ke beberapa tempat seperti Meuligoe KMA, Sahah Aceh, dan beberapa rumah warga KMA secara umum.

Salah satu acara yang dihadiri adalah halalbihalal di kediaman Tgk. Mukhlisin bersama mahasiswa Aceh Tenggara lainnya. Dalam pertemuan itu, beliau banyak bercerita pengalaman hidupnya yang sudah melanglang buana serta mengajak yang hadir saat itu untuk berbincang-bincang. Sosok Buya yang sangat ramah membuat siapapun yang mendengarnya berbicara pasti betah berlama-lama mendengar petuah beliau.

"Saya termasuk orang-orang pertama yang kuliah disini, sudah berapa puluh tahun berlalu, Kairo sudah sangat berubah dari segi bangunannya. Saya dibuat jadi awam,  akan tetapi orang-orangnya belum berubah." Tutur Abuya.

Buya bersama mahasiswa Aceh Tenggara (Dok. Pribadi)
Buya memang telah banyak melakukan rihlah spiritual ke berbagai negara, ada sekitar 30 negara yang sudah beliau kunjungi. Bermodalkan bahasa Arab dan Inggris, perjalanan Buya terasa mudah dan banyak memberikan pengalaman. 

"Perjalanan saya sudah ke mana-mana, berdakwah dan mensyiarkan agama Allah sampai ke Belanda. Tapi saya selalu pake sarung." Kata Buya lagi berhasil memecah tawa seluruh ruangan. Melalui gaya berpakaian Buya yang sederhana, secara tidak langsung beliau memperkenalkan bahwa identitas adalah suatu yang harus dijaga kemanapun kita berpijak.

Selain itu pada kesempatan lainnya, Buya juga memberikan wejangan dan pesan untuk mahasiswa Aceh secara umum di Sahah Aceh tentang bagaimana posisi Azhari dalam merefleksikan ilmunya nanti di Aceh. Buya menilai persatuan rakyat Aceh harus diutamakan, harus ada yang menjembatani setiap elemen masyarakat Aceh, dan Alumni Al-Azhar harus mengisi peran itu.

"Persatuan dan kesatuan harus lebih utama kita kedepankan daripada menyampaikan suatu hukum yang sifatnya masih khilafiyah. Jangan gara-gara pendapat yang khilafiyah masyarakat pecah, akibatnya besar." Jelas Buya.

Sudah sepatutnya, sebagai seorang Azhari yang sarat kemoderatan untuk mengutamakan kesatuan daripada perpecahan. Selama permasalahan itu masih pada ranah  furu' (tersier) dalam agama dan tidak menyalahi syari'at islam.

"Sesuatu yang sudah mengkristal di Aceh, jangan lagi dipecah-pecah karena bisa mengakibatkan keributan dan gejolak pada masyarakat. Karena tidak sejalan dengan apa yang diajarkan ulama-ulama yang ada di Aceh." Tegas Buya.

Kiranya silaturrahmi kali ini dapat menambah kesadaran dan wawasan mahasiswa Aceh agar jangan mudah terpancing dengan pemahaman-pemahaman yang bertentangan dengan masyarakat di Aceh. Silaturrahmi ini juga semoga menjadi pemicu semangat dalam mempersiapkan bekal ilmu yang benar dan mental yang kuat untuk berkiprah nantinya di Aceh .
Buya bersama Syekh Hisyam Kamil (Dok. Pribadi)
Buya juga menyempatkan diri bersilaturahmi ke kediaman Syekh Hisyam Kamil di Masjid Berbres. Beliau dijamu makan siang dan diberi hadiah kitab Al-Imta' karangan Syeikh Hisyam Kamil sendiri ketika pulang.


Untuk mengobati rindu, Buya menyempatkan diri ziarah ke makam Imam Syafi'i dan makam Imam Sya'rawi bersama beberapa mahasiswa Aceh lainnya. Beliau juga mengunjungi Hadiqah Al Azhar dan pasar Khan El Khalili. Dalam kunjungan singkat tersebut, begitu banyak wejangan serta hikmah yang beliau tuturkan kepada mahasiswa Al-Azhar asal Aceh sebagai bekal mengenal medan dakwah. Semoga beliau sehat dan selalu dalam lindung-Nya. Amin.


Editor: Ali Akbar Alfata

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top