Yang Belum Dipanggil Nama Mohon Ke Depan!



Dalam suasana riuh dan gaduh, kalimat itu terdengar berulang-ulang dari pengeras suara yang tertempel di sudut Meuligoe KMA. Seruan itu bukanlah akhir dari absen di kelas belajar, atau suara polisi saat penyerahan kembali Kartu Tanda Penduduk (KTP) setelah kena razia pada masa konflik di Aceh. Tetapi panggilan itu ditujukan kepada yang belum menerima musa’adah (bantuan) di KMA.

Sesaat setelah buka puasa bersama dan shalat Maghrib bantuan dari dermawan Mesir dibagikan. Satu-persatu anggota Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) yang sedang menuntut ilmu di Mesir dipanggil namanya. Lebih kurang 300 mahasiswa Aceh dan beberapa mahasiswa Indonesia dari daerah lain mendapatkan bantuan dalam bentuk uang dan buka puasa bersama pada Senin malam, 19 Ramadhan 1433 H. (6/8). Bantuan itu diserahkan langsung oleh hamba Allah yg murah hati, Tamir dan Keluarga, pada tangan penerima satu persatu. Menyerahkan langsung memang menjadi tradisi khas muhsinin (dermawan) Mesir saat memberi bantuan.

Tamir dan Keluarga adalah pengusaha Mesir pengimpor barang dari luar negeri dan pemasok (supplier) berbagai jenis barang ke supermarket/swalayan yang ada di Mesir, seperti Carrefour, Aulad Rajab, dan lain-lain. Selama ini ia menjadi donatur tetap bagi mahasiswa Aceh, terutama yang tinggal di kawasan Mathariah. “Beliau sudah sering memberikan musa’adah kepada mahasiswa Aceh di Mathariah. Namun untuk kali ini diserahkan di Meuligoe agar dapat diterima oleh seluruh anggota KMA”, papar Salman Nurdin, Ketua KMA Mesir.

“Buah” Ramadhan yang diterima Mahasiswa Aceh di Mesir ini tidak terlepas dari hubungan kedekatan Abu Mu’az dengan keluarga Tamir. Kebetulan, mertua dari Tamir, Assaiyid Qirsy, merupakan teman kuliah Abu Mu’az tempo dahulu. “Jadi Abu Mu’az lah yang memediasi penyaluran bantuan ini untuk mahasiswa Aceh”, lanjut Salman.

Abu Mu’az sendiri adalah salah seorang ulama Mesir yang tidak asing lagi dengan komunitas masyarakat Aceh di negeri para Ambiyak ini. Abu sering mengisi pengajian kepada mahasiswa Aceh di rumah Mathariah. Bahkan, beliau telah mengunjungi dan mengelilingi Aceh selama enam bulan pada awal 2012 lalu.
Setelah nama-nama yang tertulis dipanggil semua, pihak penyedia bantuan masih membuka kesempatan, mungkin ada yang namanya tidak masuk daftar. “Yang belum dipanggil nama silakan ke depan!”, suara ngebas Sekretaris KMA, Natuah, berulang-ulang memekik langit-langit KMA. Seakan-akan donator itu belum puas dengan sejumlah bantuan yg sudah dibagikan. Masih saja mencari target baru untuk “melampiaskan” kedermawanannya. Subhanallah, semoga rezekinya terus mendapat berkah dari Allah!

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top