Bu Illiza dan Keluarga Saweu KMA

Kmamesir.org. 06/03/2015 Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) adakan temu ramah dengan Bu Illiza Sa’aduddin Djamal, walikota Banda Aceh, ditemani suami, Bapak Ir. Amir Ridha dan sang kakak, Inayati Sa’aduddin Djamal. Kedatangan beliau dan keluarga disambut hangat oleh warga KMA. Acara dimulai tepat pukul 17.30 CLT tak lama setelah Bu Illiza dan keluarga sampai di Meligoe KMA.

Setelah kalam suci Al-Quran dilantunkan oleh Tgk. Muhar Rafsanjani dan Tgk. Muhibbussabri menyampaikan kata-kata sambutan, Tgk. As’adi selaku MC mempersilakan Bapak Amir Ridha untuk berbicara terlebih dahulu.

Beliau mengutarakan maksud kedatangannya dan keluarga ke Mesir. Yaitu untuk mengantarkan anak tertua mereka, Muhammad Hakiki yang berkeinginan mengkhatamkan hafalan Al-Qur'an di negeri kinanah ini. Ia juga berpesan pada seluruh warga KMA agar belajar lebih sungguh-sungguh di negeri penuh ilmu ini.

Kemudian dilanjutkan oleh Bunda Illiza. Bu Walikota menyampaikan banyak hal tentang keadaan Aceh sekarang. Di samping pembangunan fisik yang terus berjalan, beliau juga berambisi menegakkan syariat Islam di Banda Aceh khususnya. Salah satu wujud penerapannya seperti mendatangkan para syaikh untuk berdakwah dan zikir bersama setiap malam Jumat di masjid.

Selain itu beliau berusaha mendisiplinkan salat tepat waktu pada para staff pekerja, dan banyak lagi upaya penerapan syariat Islam di Banda Aceh. Menurut pengakuannya, di balik kesuksesannya memimpin selalu ada sang suami yang siap mendukung dan menguatkan.

Suasana haru sempat terasa saat beliau menceritakan tentang sang putra, Muhammad Hakiki. Sejak menamatkan SMA, Hakiki sudah mengutarakan keinginannya untuk mengahafal Al-Qur’an. Namun keinginannya sempat terbentur dengan jadwal kuliah yang padat dan lingkungan yang kurang mendukung.

Hingga beberapa waktu lalu ia kembali mengungkapkan keinginannya untuk berhijrah. Ke mana saja, asalkan ia bisa mengkhatamkan hafalannya. Hingga akhirnya terpilihkah negeri para Nabi ini sebagai tujuannya. “Saya titipkan anak saya kepada Allah. Semoga Allah menjaga Kiki dan menjadikannya anak yang saleh,” ujar Bu Illiza dengan mata berkaca-kaca.

Berikutnya dalam sesi diskusi, Bu Inayati ditanya bagaimana solusi untuk membenahi Aceh yang sudah lama dirusak oleh beragam masalah. Beliau menjawab bahwa semuanya harus dimulai dari keluarga. Karena keluarga adalah fondasi masyarakat. Ketika keluarga baik, otomatis masyarakat juga akan membaik.

Acara temu ramah berjalan lancar, ditutup dengan foto bersama dan santapan malam dengan menu spesial gulai itik. (HN)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top