Seminar Muslimah Days Out (MDO) KMA Mesir Berjalan Sukses

Seminar Metamor for Self. (Foto: Dok. Keputrian KMA)
Kmamesir.org (28/10/2018). Sabtu (27/10), seminar Muslimah Days Out (MDO) yang merupakan acara tahunan keputrian KMA berjalan sukses. Agenda pada hari terakhir dilanjutkan dengan seminar yang berlangsung sejak pukul 11.00 sampai pukul 13.00 clt. Seminar yang diadakan di Meuligoe KMA ini dimoderatori oleh ustazah Mumtazatul Armi, Lc. 


Seminar ini panitia mengangkat tema yang sangat menarik. Tema yang disuguhkan adalah “Metamor for Self”. Dalam KBBI, metamorforsa bermakna perubahan bentuk. Metamorfosa yang dimaksud dalam seminar ini adalah bagaimana para mahasiswi bisa melakukan perubahan yang membangun pada diri sendiri. Melalui seminar khusus keputrian ini, para peserta seminar diharapkan bisa berubah menjadi pribadi yang produktif, kreatif dan inovatif. 

Dua pemateri handal mengisi acara secara bergantian. Adalah ustazah Dea Fitria, Lc dan ustazah Yuliana yang diundang oleh panitia untuk berbagi ilmu dan pengalaman tentang bagaimana untuk “bermetamorfosa” dengan baik. 


Dea Fitria, Lc dalam presentasinya mengatakan bahwa sebagai mahasiswa, kita harus memiliki tiga elemen. Pertama, agent of change; mahasiswa adalah agen perubahan yang harus mampu mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik. Kedua, mahasiswa adalah social control; sebagai mahasiswa, kita harus memiliki rasa kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesama. Ketiga, mahasiswa adalah iron stock; mahasiswa harus memanfaatkan masa muda mereka dengan semangat membara dan melahirkan ide-ide cemerlang yang mereka punya. 

“Masa perkuliahan adalah masa-masa emas yang tidak bisa terulang lagi. Masa dimana kita berpeluang membangun kualitas diri. Bukan malah membuang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.” Kata Dea. 

Menurutnya, ada beberapa tipe mahasiswa dalam dunia perkuliahan. Pertama, mahasiswa yang hanya fokus kuliah saja, tanpa berkecimpung dalam dunia organisasi. Kedua, mahasiswa yang hanya berorganisasi saja, hingga lupa kewajiban kuliah yang harus dipenuhinya. Mahasiswa ideal adalah yang mampu menyeimbangkan antara dunia akademik dan dunia aktivis. Banyak mahasiswa yang hanya mengisi dirinya dengan ilmu pengetahuan dan memperoleh nilai tinggi ketika ujian. Namun ia sulit menyalurkan ilmunya kepada orang lain. Hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut tidak memiliki kecakapan komunikasi dengan baik. 

“Sebagai mahasiswa, kita tidak hanya cukup menjadi kutu buku. Kita juga harus ikut terjun dalam dunia organisasi. Organisasi bisa membentuk pribadi yang berani serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik,” tambah Dea. 

Pemateri kedua, Yuliana, memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan bisnis. Menurutnya, Mahasiswa yang berpendidikan juga harus kreatif menghasilkan karya sehingga menjadi mandiri dengan penghasilan sendiri. Tentunya menjadi pembisnis yang tidak mengenyampingkan studi. 

Dalam presentasinya, Yuliana menggunakan istilah “wanita able”. Wanita able adalah wanita yang memiliki kreatifitas dan tidak monoton. Wanita harus mandiri menghasilkan karyanya sendiri yang kemudian bisa dipasarkan dan menghasilkan uang. Yuliana juga memberi beberapa trik memulai bisnis dengan tetap memprioritaskan akademik. 

Seminar yang berlangsung selama tiga jam ini berjalan sukses. Acara tambah meriah dengan performa Sanggar Putroe KMA yang menampilkan tari saman yang membuat peserta sangat antusias. Setelah seminar, agenda dilanjutkan dengan perlombaan babak final cerdas cermat. Perwakilan Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) mempertahankan juara pertama dengan skor 1150. Juara kedua diraih oleh Kelompok Studi Mahasiswa Riau (KSMR) dengan skor 1100, dan dilanjtukan Kelompok Studi Walisongo (KSW) di posisi ketiga dengan skor 800.[] 

Maulidia Azzukhraifa

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top