Organisasi Masisir, Penting Enggak Sih?

Oleh: Rahmiatul ‘Aini* 
(Image: enrichco.com)
“Munah, Kamu udah tau belom berita tentang salah satu mahasiswa ushuluddin yang terancam drop out karna sudah dua kali rasib? Kak Abdullah itu loh yang sering banget jadi ketua panitia di berbagai even.” 

“Oh, ya? Padahal dia keren banget, sering jadi pembicara di acara-acara juga, plus tampangnya yang mirip oppa-oppa korea gitu, ih jadi sedih, mungkin karna kakaknya terlalu sibuk kali ya?” 

Berbicara tentang Masisir: singkatan untuk mahasiswa indonesia yang belajar di Mesir, tidak ada habisnya. Selalu saja ada hal menarik untuk diperbincangkan, salah satunya tentang aktifnya kegiatan organisasi di kalangan Masisir, sebenarnya apa sih peran organisasi Masisir? Penting enggak berorganisasi? Bukankah kita ke sini untuk kuliah, lantas kenapa malah disibukkan dengan kegiatan organisasi?


Beranjak dari dunia SMA dan segudang kisah cinta menye-menyenya, kini kita dihadapkan pada sebuah dunia yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Iya, dunia perkuliahan. Menjadi seorang mahasiswa tidaklah sama seperti berangkat pagi ke sekolah, duduk mendengarkan guru menjelaskan, pulang dan kemudian mengerjakan PR, begitu lagi terulang setiap harinya, akan tetapi seorang mahasiswa memiliki tantangan yang lebih besar, banyak sekali pilihan, tawaran, serta kesempatan yang jika kita tidak pandai memilah-milih dengan benar maka akan berakibat fatal bagi masa depan kita. 

Menjadi mahasiswa adalah tahap di mana kita dilatih baik dari segi akademik, intelektual, dan emosional untuk bisa terjun di masyarakat nantinya, banyak hal yang harus dipersiapkan, bukan cuma ilmu tapi juga pengalaman, cara berinteraksi dengan masyarakat, manajemen waktu, memahami skala prioritas dan sebagainya. Di samping, itu ada orangtua yang telah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk perkuliahan kita dan mengharapkan kita lulus dengan IPK tinggi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 

Begitu besar harapan yang dibebankan kepada mahasiswa, apalagi mahasiswa yang berkuliah di Mesir, bukan hanya harapan orang tua, tapi lebih dari itu kita adalah orang-orang pilihan yang telah dipercayakan negara untuk menimba ilmu di Negeri Kinanah ini, begitu besar tantangan zaman yang akan kita hadapi, seyogyanya waktu yang singkat ini dipergunakan semaksimal mungkin untuk mengumpulkan bekal yang akan dibutuhkan di masa mendatang. 

Akan tetapi apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan? Tidak, banyak kita temukan mahasiswa yang nilainya anjlok, kuliahnya tidak kunjung selesai, talaqqi tidak pernah, hafalan Al-Quran terbengkalai, orang tua di kampung mencari nafkah dengan susah payah, membayangkan anaknya di sini mengkaji ilmu-ilmu agama, ternyata yang terjadi malah sebaliknya, jam terbangnya begitu padat, berpindah dari satu kepanitiaan ke kepanitiaan lainnya, setiap harinya yang dipikirkan adalah program kerja, rapat sana sini, sibuk sekali bagaikan seorang presiden, di akhir ketika keluar natijah barulah meneteskan air mata. Tak guna, Bung! 

Organisasi di kalangan Masisir sangat beragam, dari organisasi induk mahasiswa yang dalam hal ini adalah PPMI dan Wihdah, kekeluargaan, senat mahasiswa, afiliatif, Ormas dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pun sangat padat, tak jarang para mahasiswa yang bergelut di organisasi, kewajibannya terbengkalai. 

Tak dapat dipungkiri organisasi-organisasi tersebut di atas memiliki peran yang sangat besar bagi Masisir, PPMI misalnya, laiknya sebuah komunitas, tentulah membutuhkan pemimpin dan penggerak agar segala sesuatunya berjalan lancar. PPMI mengurus segala hal yang berkaitan dengan Masisir, ia bergerak layaknya sebuah pemerintahan, dinahkodai oleh seorang presiden yang memiliki visi misi untuk memakmurkan dan memajukan Masisir baik dalam bidang akademik, sosial dan sebagainya. 

Nah, dengan perannya yang begitu besar, sahkah jika kita ingin organisasi seperti PPMI ditiadakan? Apakah kita sama sekali tidak membutuhkan organisasi? Jika kita meniadakan seluruh kegiatan organisasi Masisir apakah akan menciptakan generasi Masisir yang lebih gemilang? 

Di samping dampak negatifnya bagi fokus mahasiswa dalam belajar, organisasi menyodorkan banyak hal bagi mahasiswa, organisasi merupakan suatu wadah tempat berkumpulnya orang untuk berkerja sama, bertukar pendapat demi mencapai tujuan tertentu. Di sini kita belajar bagaimana cara mengeluarkan ide, menampung banyak pendapat, berinteraksi dengan orang banyak, memanajemen sebuah acara, tentu saja ini pembelajaran yang sangat berharga, di samping itu juga kita jadi memiliki banyak kenalan dan wawasan, kenalan dan pergaulan yang luas akan sangat berperan nantinya, banyak relasi akan menjadikan kita mudah untuk mendapat solusi atas permasalahan yang kita hadapi dimasa mendatang, wawasan juga tidak kalah penting, karena dunia ini luas, jangan biarkan pikiran yang sempit memenjarakan kita. 

Kehidupan pascakuliah nanti akan lebih menantang, akan lebih banyak lagi dilema yang akan menghampiri kita, apalagi jika sudah berkeluarga nantinya, pikiran bercabang, tidur pun tak tenang, mulai dari pekerjaan kantor yang menumpuk, di tambah lagi istri dan anak di rumah. Belum lagi orang tua dan sanak saudara di kampung yang tidak boleh luput dari daftar prioritas kita, ini masih secara garis besar, rumit sekali kehidupan ini, bagaimana cara membagi waktu? Jika kau tidak pandai manajemen waktu, tamatlah hidupmu! 

Seorang mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki rentetan jadwal yang sangat sibuk, program kerja harian, mingguan, bulanan, tahunan, rapat pengurus, belum lagi event-event yang menguras otak, tenaga dan waktu. Di samping itu juga dia memiliki jadwal kuliah dan tugas-tugas yang tidak ada habisnya, banyaknya kegiatan dan deadline ini menuntut dia agar cerdas dalam membagi waktu dan menentukan skala prioritas. Tak jarang pilihan-pilihan diambil dan mengorbankan beberapa hal lainnya, dia terbiasa mengambil resiko, terjepit diantara pilihan-pilihan yang sulit, ini menjadikannya tumbuh sebagai pribadi yang berani melangkah, berani mengambil resiko, dan juga pandai dalam manajemen waktu. 

Hal ini tentu sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin di masa depan, dan setiap kita pasti akan menjadi seorang pemimpin, tidak muluk-muluk menjadi seorang presiden, menjadi kepala dari sebuah keluarga juga disebut pemimpin, tanggung jawab yang diemban juga berat, maka pelajaran yang didapat dari berorganisasi akan sangat diperlukan. 

Nah, dengan ini bisa disimpulkan bahwasanya kehidupan kita sebagai mahasiswa tidak bisa terlepas dari organisasi, kita tidak bisa meniadakan seluruh kegiatan organisasi Masisir. Namun, kita bisa meminimalisir kegiatan-kegiatan, sekarang ini organisasi di kalangan Masisir sudah sangat menjamur. Kita harus memilah-milih kegiatan yang benar-benar memiliki peran dalam mewujudkan idealisme kita sebagai pelajar. 

Organisasi-organisasi Masisir harusnya mendukung prioritas kita, yaitu kuliah, menuntut ilmu, bukan malah mengorbankan prioritas kita demi organisasi, jika hanya untuk belajar berorganisasi, tidak perlu jauh-jauh ke Mesir, di indonesia juga bisa. 


Kita sebagai mahasiswa seharusnya sudah pandai dalam menentukan prioritas, pandang jauh ke depan, mau menjadi orang yang seperti apa kita nantinya? Organisasi tidak salah, yang salah adalah kita, sudahkah kita mengenali prioritas kita? 

Pandai-pandailah menghadapi dilema dunia ini, tentukan pilihan dengan cerdas, kita ke sini untuk menimba ilmu. Akankah kita kembali pulang ke tanah air dengan tangan kosong?[]

*Penulis adalah mahasiswi tingkat 1, Jurusan Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top