Dayah Nurul Falah Meulaboh, Santrinya Banyak di Timur Tengah


Pada 22 Agustus 2011 merupakan hari bersejarah bagi Dayah Inti Nurul Falah, Meulaboh, Aceh Barat, yang berlokasi di Kompleks Masjid Agung Baitul Makmur, Kota Meulaboh, ini. Pasalnya, usia dayah milik Yayasan Teuku Chik Lila Perkasa ini genap 21 tahun. Dayah ini peresmiannya dilakukan pada 22 Agustus 1990 lalu oleh alm Teuku Rosman, Bupati Aceh Barat, kala itu.

Dayah milik Pemkab Aceh dan Kemenag Aceh Barat ini terus berbenah. Sehingga saat ini bukan saja Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Nurul Falah yang sudah berdiri, tetapi ada tiga pendidikan formal lainnya, yaitu Madrasah Ibtidayah Swasta (MIS) Nurul Falah didirikan pada 1997, Taman Kanak Al-quran (TKA) Nurul Falah didirikan pada 1995, serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Falah pada 2011.

Kini, ribuan santri telah lulus dan telah berhasil dimana ratusan santri dari lulusan dayah ini melanjutkan pendidikan hingga ke Timur Tengah. Sebab, ilmu yang diperoleh cukup banyak, di antaranya belajar kitab, hafiz Al-quran, Bahasa Arab, hingga Bahasa Inggris.

Seperti dituturkan Pimpinan Dayah Inti Nurul Falah, Drs Adami MA kepada Serambi, Sabtu (13/8). Katanya, di dayah itu sudah banyak sekali santri yang lulus, selain sudah banyak yang bekerja setelah melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Juga banyak santri yang melanjutkan pendidikan hingga ke Timur Teugah, yakni Sudan, Mesir, dan Turki.

“Santri di dayah kita berasal dari Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Barat,  Abdya, Pidie, Aceh Selatan, dan Simeulue. Namun, hampir 50 persen dari Nagan Raya, disusul dari Aceh Jaya,” jelas Adami.

Ia menjelaskan, untuk pelaksanaan belajar santri dilakukan setelah jam pelajaran formal selesai, yakni di MTsN. Dengan jadwal setelah salat Ashar dan salat Magrib, santri belajar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Selanjutnya setelah selesai salat Isya belajar kitab kuning, serta setelah salat Subuh belajar hafiz/hafal Al-quran. Sehingga ada beberapa santri di dayah ini sudah mampu hafiz Al-quran hingga beberapa jus. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari di dayah tersebut.

Menurutnya, untuk bangunan dayah, seperti tempat tidur santri perempuan dan santri laki-laki dibantu BRR NAD-Nias, sedangkan lainnya dibantu Pemkab dan Kemenag Aceh Barat. Sedangkan untuk operasional dayah dilakukan secara swadaya para orang tua santri, cuma Rp 50.000/bulan/santri dengan jumlah 271 santri.

Sedangkan untuk operasional MTsN Nurul Falah dari bantuan operasional sekolah (BOS). “Santri yang menetap di dayah hanya untuk siswa MTsN, sedangkan siswa MIS, TKA, dan PAUD tetap tinggal di rumah masing-masing,” demikian Adami.(rizwan)

Sumber: Harian Serambi Indonesia, Selasa 16 Agustus 2011

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top