Misbahul Ulum, Santrinya Menyebar Hingga Ke Mesir


PESANTREN Misbahul Ulum yang berada di Desa Meuria Paloh dan Paloh Dayah, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe didirikan tahun 1987 atas prakarsa warga Paloh. Saat itu, pesantren ini hanyalah pesantren salafiah dengan bangunan sangat sederhana yang diberi nama Nurul Muftadi.

Tapi, pesantren yang kemudian berubah namanya menjadi Pesantren Misbahul Ulum yang diresmikan 12 Juli 1993 itu saat ini kondisinya jauh berubah. Dua masjid, gedung sekolah dan pemondokan yang mampu menampung seribuan santri berlantai tiga itu kini terlihat berdiri megah di kompleks dayah itu. Pendirian pesantren itu tak lepas dari prakarsa tokoh ulama dan masyarakat setempat.

“Atas bantuan sejumlah pihak, yayasan ini terus berkembang. Mutu pendidikan agama dan umum juga makin baik seiring bertambahnya  sarana dan prasarana. Hasilnya, kini Yayasan Misbahul Ulum Paloh telah mengelola tiga jenjang pendidikan yaitu MTsS, MAS, serta Pasantren Misbahul Ulum Paloh,” jelas Kabid Pengawasan Pasantren Misbahul Ulum Paloh, Tgk Ramli Amin SAg, Sabtu (7/8).

Dalam kegiatannya, santri atau siswa di pesantren ini mendapat pendidikan ilmu agama 70 persen dan 30 persen ilmu umum. Agar proses itu berjalan, menurut Tgk Ramli, pihak pesantren menerapkan aturat yang relatif ketat. Di antaranya santri wajib melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah dan mulai semester dua santri harus menggunakan bahasa Inggris dan Arab dalam berkomunikasi dengan sesama santri atau dengan guru.

Didasari konsep itu, Misbahul Ulum kini semakin ramai diminati. Buktinya, sekarang santrinya mencapai 1.337 orang yang dididik oleh 110 guru. Selain itu, mutu pendidikan di pesantren ini tak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya, alumni pesantren ini sekarang banyak yang belajar disejumlah universitas di luar negeri, seperti di Mesir, India, Malaysia, Tunisa, Yaman, dan Sudan.

Dengan dukungan semua pihak dan sarana yang ada, Tgk Ramli optimis ke depan pesantren ini akan mampu mendidik generasi islam ke arah yang lebih baik dan berkualitas. “Sarana yang ada sekarang antara lain dua masjid, ruang komputer, perpustakaan, dapur umum, kantor, tempat pelatihan ketrampilan, rumah guru, dua gedung sekolah bertingkat, serta asrama putra dan putri,” jelasnya.  



saiful bahri

Sumber: Harian Serambi Indonesia 12 Agustus 2011

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top