Mursi Menang Dalam Pilpres Mesir


Pesta demokrasi pertama di Mesir sukses dilaksanakan. Pemilu presiden yang menempatkan Dr. Muhammad Mursi Dan Ahmad Syafiq dalam putaran kedua ini telah sukses dilangsungkan pada 16 dan 17 Juni 2012. Tiga hari sebelumnya, pemilu putaran kedua untuk wilayah luar negeri pun terlaksana dengan baik.

Hasil pantauan wartawan dari berbagai media asing, pemilu putaran kedua ini berjalan diluar prediksi. Terutama terkait keamanan. SCAF (Dewan Tinggi Militer) yang memimpin masa transisi di Mesir pasca revolusi 25 Januari telah bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Puluhan ribu pasukan keamanan diturunkan untuk mengamankan proses pelaksanaan pemilu presiden 2012. Namun sampai penghitungan suara selesai, hanya terjadi beberapa pertengkaran kecil yang dapat dilerai oleh masayrakat sekitar, tanpa bantuan aparat keamanan.

Dalam amatan redaksi, Muhammad Mursi akan menang secara mutlak pada pemilu putaran kedua. Namun sampai berita ini diturunkan. Ahmad Syafiq ternyata tidak memberi jarak yang cukup jauh untuk Mursi dalam memimpin laju perolehan suara sementara. Pada hitungan 97 % suara. Ahmad Syafiq hanya kalah 909952 suara dari Muhammad Mursi yang memipin dengan perolehan 52.6 % suara.

Hal ini mengejutkan banyak pihak. Terutama profil Syafiq yang merupakan loyalis rezim (menjabat Perdana Menteri) selama masa Mubarak dipandang akan menjadikan bumerang bagi Syafiq sendiri. Bahkan sebelum pemilu putaran kedua dilaksanakan, gerakan masa pro revolusi telah menuntut Dewan Militer melalu Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan keikut sertaan Ahmad Syafiq pada pemilu putaran kedua, hal ini berlandaskan kepada artikel isolasi politik terhadap loyalis rezim, termasuk pengasingan ke luar negeri.

Akan tetapi, dua hari menjelang pemilu putaran kedua, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan mengejutkan. Selain membatalkan pasal isolasi politik yang melanggengkan Ahmad Syafiq untuk berpacu di putaran kedua, MK juga membatalkan keanggotaan 1/3 dari anggota DPR melalui pasal keanggotaan anggota legeslatif dari unsur independen. Pada proses persidangan, terungkap mayoritas calon independen diback-up oleh Partai tertentu (dalam hal ini Partai Kebebasan dan keadilan) . Hal ini kemudian yang menimbulkan kegamangan baru di tengah panasnya isu pemilu putaran kedua.

Sampai saat ini, berlangsung perdebatan sengit antara pakar hukum di Mesir. Terutama terkait keabsahan anggota parlemen secara keseluruhan dan keabsahan keputusan MK sebagai sebuah keputusan Kepres (dibawah Dewan Tinggi Mileter) yang dapat diberlakukan dalam keadaan darurat.

Jika parlemen dibubarkan lalu dilaksanakan pemilu ulang, maka siapa yang akan melantik presiden terpilih. Atau apakah UU pencalonan presiden dan melangkahnya Syafiq ke putaran kedua ini akan ditinjau ulang yang mengakibatkan hasil pemilu presiden sejak putaran pertama dan kedua batal. Melihat berbagai polemik yang terjadi. Bukan mustahil hal tersebut akan terjadi. Apalagi menurut beberapa pakar, loyalis rezim masih sangat kuat kukunya di berbagai bidang pemerintahan, oleh karena itu sulit memprediksi politik Mesir secara akurat dan pasti.

Sampai azan subuh waktu Kairo. Muhammad Mursi yang merupakan calon presiden dari Partai Kebebasan dan Keadilan (sayap politik Jamaah Ikhwanul Muslimin) masih memimpin perolehan suara sementara unggul 52, 6 % dari Ahmad Syafiq yang meraih 47,4 % suara. Di Aleksandria, Marsa Matruh, Syarqiah yang dianggap sebagai basis Syafiq, Mursi berhasil unggul. Bahkan pada beberapa TPS di Matruh, Syafiq tidak meraih satu suara pun.

Mursi kali ini didukung oleh Abdul Mun'im Abul Futuh, Sebagaian besar gerakan masyarakat pro revolusi, Salafi dengan sayap partainya An Nur dan golongan sufi yang sebelumnya mendukung Abdul Mun'im Abul Futuh pada putaran pertama. Sementara koalisi dengan Hamdin Shabahi dianggap gagal. Sementara Syafiq, selain memperoleh dukungan dari Baradey, ia juga didukung oleh golongan teknokrat, kristen dan golongan nasionalis modern.

Timses Mursi mengklaim dari 12413 TPS yang sudah dihitung, Mursi meraih 12. 447. 229 suara. Sementara Ahmad Syafiq meraup 11. 403.030 suara. Hasil ini merupakan 97% dari keseluruhan suara masyarakat Mesir. Hasil ini sangat dramatis, mengingat posisi Syafiq yang dilabeli rezim namun mampu meraih suara yang signifikan. Namun beberapa sumber yang dekat dengan Syafiq menyebut angka ini belum pasti dan masih banyak kemungkinan lain. (update terakhir pukul 04.30 Cairo Local Time). Sementara itu, TVOne Mesir dalam rilis langsung hasil piplres hingga 18 Juta lebih pemilih menempatkan Dr. Mursi di posisi pertama dengan keunggulan 50.01 %, sementara Syafiq meraih 49.99 %. Suara inilah yang diakui oleh Ahmad Syafiq sampai saat ini. Keseluruhan suara yang akan diperebutkan berkisar 23 juta suara. (Update puku 05.00 CLT)

Hasil ini merupakan bukti bahwa Ikhwanul Muslimin belum mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat. Selain islamphobia dan ketakutan terhadap pelaksanaan syariat Islam yang berlebihan, IM dianggap belum terlalu berpengalaman di kancah politik. Selain juga ditakutkan akan terjadi penyelewengan kekuasaan ketika IM telah menguasai parlemen dan kursi presiden. Maka menurut mereka pilihan terbaik adalah memilih calon diluar IM dan hanya Syafiq yang tersisa.

Selain itu, pemilu presiden tahap kedua ini juga menampilkan dilema politik yang lain. Hamdin Shabahy, Amru Musa  dan beberapa tokoh politik melalukan boikot. Menurut mereka, tidak ada pilihan yang baik antara Mursi dan Ahmad Syafiq. Sebagai informasi, Hamdin dan Amru Musa merupakan kontestan pemilu presiden tahap pertama yang menduduki posisi tiga dan lima.

Sementara itu, Tim Pemenangan Mursi mengabarkan bahwa selepas shalat Subuh, Dr. Muhammad Mursi akan melakukan konferensi pers dan disiarkan oleh berbagai stasiun dalam dan luar negeri. Konferensi pers ini bertujuan untuk membeberkan langkah utama dalam menghadapi krisis politik di Mesir akhir-akhir ini. Juga ucapan terima kasih terhadap semua pemilih dan penyelenggara pemilu. Optimisme Mursi dan tim pemenangnya berdasar kepada jarak 1 juta suara lebih keunggulan di tangan Mursi dari sekitar 1 juta suara tersisa. Walaupun sejumlah pihak mempertanyakan konferensi ini, karena penghitungan suara belum usai.

Dalam konferensi pers, Dr. Mursi mengucapkan ribuan terima kasih kepada bangsa Mesir yang telah menjalankan amanat demokrasi. Mursi juga menerangkan bahwa pemilihnya dan pemilih Syafiq adalah bangsa yang satu. Oleh karena itu harus memiliki kesamaan visi dan pola pikir dalam membangun Mesir. Atas kemenangan ini, ia berujar bahwa pemberian dan amanah dari Allah, sembari mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un."

Jika hasil penghitungan suara sesuai dengan pengumuman yang akan dikeluarkan KPU dalam beberapa hari ini, Maka Dr. Muhammad Mursi, yang seluruh keluarganya penghafal Al-Quran ini akan menjadi Presiden pertama pilihan rakyat Mesir.  Dan Saatnya IM membuktikan bahwa mereka bukan hanya penggiat Mesjid, namun mampu membawa Mesir ke arah kemajuan. 

Dari berbagai sumber

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top