Menyulap Anggur Jadi Rujak


Sejak dulu, Nil merupakan sumber kehidupan penduduk Mesir. Sungai terpanjang di dunia ini telah menjadikan tanah Mesir subur dan gembur, sehingga bisa ditumbuhi berbagai macam jenis tanaman. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Mesir mampu menghasilkan berbagai jenis buah dan sayuran.

Di Kairo, musim panas merupakan musim buah-buahan. Sebab, pada musim ini banyak sekali buah yang bisa dipanen dan belum tentu bisa kita dapatkan di musim lain. Misalnya, buah pir, khuh (peach), semangka, mangga, dan berbagai jenis kurma. Harganya pun relatif murah. Sangat terjangkau oleh kantong pelajar seperti saya.

Sejak awal masuk musim panas, sekitar dua bulan lalu saya terus memantau harga pasar, khususnya buah-buahan. Saat menjalankan misi tersebut, saya pernah merasakan kurang enak dengan penjual buah, karena saya hanya menanyakan harga buah, tanpa pernah membelinya.

Hari-hari berikutnya saya berusaha berpenampilan beda supaya tidak terkesan mempermainkan si penjual buah. Dari sekian banyak buah yang dijual, saya lebih tertarik pada anggur. Sebab, di dalam Alquran Allah sering menyebutkan kata-kata ‘inab atau a’nab yang berarti anggur. Di dalam Surah Yasin 34, misalnya, Surah Almu’minun 19, dan masih ada beberapa surah lain yang menjelaskan bahwa anggur adalah salah satu dari buah-buahan yang tumbuh di bumi (dunia) dan di akhirat.

Anggur juga buah yang Allah janjikan sebagai kemenangan bagi orang-orang yang bertakwa (Lihat Surah Annaba’: 32).

Dalam kehidupan masisir (mahasiswa/i Indonesia di Mesir), anggur merupakan salah satu buah yang kami tunggu-tunggu pada musim panas. Dengan harga yang terjangkau, kami anak-anak Aceh mengolahnya menjadi berbagai macam bentuk. Ada yang dijadikan rujak, asinan, es buah, bahkan ada juga yang mengolahnya menjadi masker.

Di balik keindahan dan kelezatannya, anggur memiliki manfaat yang luar biasa. Anggur mengandung nutrisi yang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Salah satu nutrisi yang dimiliki anggur adalah fitonutrisi yang mengandung antioksidan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, bahkan lebih besar dari vitamin E.
Selain itu, fitonutrisi juga mampu melindungi manusia dari penyakit jantung. Sungguh menakjubkan, tak ada satu pun penciptaan Allah yang sia-sia. Allah telah menciptakan setiap sesuatu berpasang-pasangan; langit dan bumi, laki-laki dan perempuan, obat dan penyakit. “Walaakin aktsarannaasi laa ya’ lamun”: Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya (Al-A’raf: 187).

Cut Rachmatina Anas, Mahasiswi asal Aceh, melaporkan dari Kairo.
Telah dimuat pada Serambi Indonesia, Rubrik Citizen Reporter Rabu, 29 Agustus 2012

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top