Ke Mesir, Jangan sia-sia!

Hasil wawancara
Bersama Ust. H. Sulaiman Umar, Lc (Nigeria)*
Oleh                : Furqan Ar-Rasyid

Ternyata ada secercah harapan yang masih membungkam di dada H. Sulaiman Umar, Lc. Sarjana Universitas Al-Azhar , lelaki asal Nigeria, untuk mereka para penuntut ilmu di Al-Azhar ini, beliau bercerita banyak tentang dirinya, Al-Azhar dan Nigeria. Lantas apa saja kata penulis dan  juga Dosen di salah satu universitas di Nigeria ini? berikut petikannya;
Kalau boleh tau sejak kapan anda kuliah di Al-Azhar ini?
Saya masuk Al-Azhar sejak tahun 1992, kemudian saya tamat tahun 1998, kemudian saya pulang, dan sekarang ini kali yang kedua saya bertandang ke Mesir.

Setelah anda tamat dari Al-Azhar apa saja yang anda Lakukan di negeri anda ?
Saya mengajar Hadis dan Tafsir di salah satu universitas diNigeria, dan sekarang saya sedang menulis beberapa buku.

Wah, jadi anda seorang penulis?
Ya, begitulah. Alhamdulillah.

Bisa anda ceritakan sedikit tentang buku-buku karangan Anda?
Ya, saya sudah mengarang beberapa buah buku, diantaranya :
-          Az-Zikra bimaulidirrasul.
-          Mal u  wal fatihlima‘ugligh.
-          Fatawa muasharah.

Fatawa Muasharah seperti karangannya Yusuf Qardhawi ?
(beliau tersenyum)
Selanjutnya ada karangan tentang :
-          Islam ummatan wa siyasah.
-          Min huquqil mustafa al ifradu fi mahabbatih.
Dan untuk karangan terakhir ini saya ke Mesir, agar bisa mencetaknya di maktabah Wahbah. Dengan kata lain saya ke mesir yang kedua kali ini, bukanlah untuk belajar, tapi untuk proses mencetak kitab ini.

Selain dari itu, apakah ada tujuan lain?
Ya, mungkin sekedar pengalaman, atau apa sajalah yang bisa saya lakukan di Mesir ini. Karena mesir ini sumber segala ilmu pengetahuan.

Apakah anda punya sahabat atau kawan dari Indonesia?
Ketika saya masih kuliah dulu, saya punya banyak kawan dariIndonesia, ada yang dariJakartadan juga dari Sumatera.

Oh ya, saya juga dari Sumatera!
(Lagi-lagi beliau tertawa).
Akan tetapi sekarang saya di Al-Azhar, Saya tidak mendapatkan seorangpun dari mereka, juga tak ada satupun lagi yang mengenali saya. Mahasiswa-mahasiswa sekarang mengira saya ini murid baru.
(beliau terlihat sedih)
Mungkin kamu juga mengira saya ini murid, kan?(beliau berkata sambil tertawa).

Oh, maaf! Tadinya saya mengira anda juga murid, ya mungkin sahabat-sahabat lama anda sudah pulang ke Indonesia dan bekerja di sana.
Alhamdulillah Allah telah menjadikan kita seperti sebuah tubuh atas nama Al-Azhar, artinya semua orang dari berbagai belahan dunia akan berkumpul disini untuk menuntut ilmu di Al-Azhar, dan pulang atas nama Al-Azhar.

Apa pendapat anda tentang Mesir dan Al-Azhar ini ?
(Beliau terlihat mulai serius)
Yang akan saya katakan tentang Mesir dan Al-Azhar adalah sama seperti cerita seorang ulama dari negeri Saya ketika beliau berkunjung ke Mesir. Suatu ketika datanglah seorang ulama Al-Azhar berkata kepada guru saya, ulama Al-Azhar ini mengutip Sabda Rasulullah Saw ; “la yasuddurruhala illa fil mesjid tsalasah,  mesjidil haram wal mesjidil nabawi wal mesjidil quds”. lalu guru saya memberi Tanggapan terhadap hadis ini; “seandainya saja Nabi Muhammmad saw masih hidup hingga pada masa Al-Azhar sekarang ini, maka sungguh mungkin Beliau akan menambahkan  mesjid Al-Azhar ini ke dalam
kelompok mesjid yang tiga tadi”. Dan inilah mungkin jawaban saya terhadap pertanyaanmu yang tadi.

Bagaimana hal ihwal kaum muslimin di Nigeria? Kira-kira berapa persen dari jumlah total penduduk seluruhnya?
Alhamdulillah mayoritas di Negeria adalah umat Islam, hanya sedikit yang non-muslim, Tak masalah, sebab itu sudah membuktikan bahwa islam adalah agama yang diyakini oleh banyak penduduk di berbagai Negara, baik lelaki ataupun perempuan, tua atau muda, bahkan di sana banyak orang non-muslim yang masuk islam.

Kenapa bisa demikian?
Ya, karena islam itu agama rahmat, cinta dan kasih sayang.

Ya, mungkin pertanyaan terakhir, kira-kira apa harapan atau pesan  anda bagi mereka  yang sedang menuntut ilmu di Al-Azhar ini?
(Beliau mengangguk)
Baiklah, saya akan memberikan sedikit nasehat yang mungkin bisa bermanfaat untuk para penuntut ilmu di Al-Azhar ini, sekiranya mereka istiqamah, insya Allah mereka akan sukses dan najah di setiap waktu, sukses dalam ujian dan sukses di segala tempat. Amin.

Yang ingin saya katakan begini, yang pertama itu adalah keikhlasaan dalam menuntut ilmu karena Allah Swt., bukan karena materi atau karena ingin dipuji.

Yang kedua adalah pemahamanterhadap pelajaran yang diajarkan dosen diwaktu kuliah, karena dulu ketika saya ketika masih di Al-Azhar ini, saya punya banyak teman, memang mereka banyak yang najah, akan tetapi mereka itu tidak paham dengan materinya. Mereka hanya mengandalkan hafalan tanpa bisa memahami.

Tanpa pemahaman yang baik, mungkin di masa yang akan datang, ketika kamu   tamat  dari Al-Azhar, mustahil kamu mampu untuk menyampaikan kepada orang lain, di sisi lain menyampaikan ilmu adalah bagian dari agama, sedang agama itu memerlukan pemahaman, jadi pemahaman ini adalah  sesuatu yang sangat penting bagi seorang penuntut ilmu.

Akan tetapi, kenyataataan yang tampak sekarang dikalangan murid Al-Azhar, mereka cenderung mementingkan nilai saja tanpa memerhatikan kadar ilmu yang mereka peroleh, Bahasa kasarnya, bisa kita katakan bahwa murid yang memperoleh nilai maqbul bisa jadi lebih kuat pemahamannya dan lebih banyak ilmunya ketimbang mereka yang mendapat nilai imtiyaz.

Pesan saya yang terakhir, banyaklah membaca, konsentrasilah dalam belajar dan jangan lupa untuk bertanya pada ulama selama kamu masih di Al-Azhar, Karena jika kamu sudah kembali ke Negerimu kamu tidak akan mendapatkan seorang alim yang alimnnya seperti ulama Al-Azhar. Dan jangan lupa terus berdoa kepada Allah swt. Wallahu a’lam.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top