Berdakwahlah Dengan Santun!


Belakangan ini ada beberapa grup yang tiba-tiba masuk dengan tidak dimasukkan oleh kawan-kawan baik sengaja atau tidak. Pernah tersesat di grup atheis, syiah, wahabi atau ahlussunnah.

Well, kebanyakan kawan-kawan yang aktif didalam grup tersebut punya gagasan dan nilai kebenaran yang disampaikan. Baik secara dalil Al-Qur’an maupun secara akal. Namun yang menjadi permasalahan adalah kebanyakan dari kawan-kawan yang berdiskusi menggunakan bahasa yang tidak santun, bahkan jauh dari nilai kebenaran yang ingin disampaikan.

Padalah Islam adalah agama yang mengajarkan penganutnya untuk bersikap santun. Baik sesama Islam atau dengan non-muslim. Karena dengan nilai kesantunan itulah kita akan membuat Islam bernilai di mata mereka.
Namun pernah sekali saya melihat seorang kawan berdiskusi dalam sebuah grup menentang penjajahan israel terhadap Palestina di facebook. Mereka menggunakan bahasa asing dan saling berhujjah di dalamnnya. Kebanyakan yang berdiskusi didalamnya adalah non-islam. Mereka memberikan dimensi kemanusiaan sebagai bentuk melawan penjajahan tersebut.

Uniknya mereka menggunakan bahasa yang sangat santun dan menyentuh, sehingga membuat pembaca mengikuti diskusi tersebut dan digrup tersebut yahudi israel dan non-israel juga ikut berhujjah. Nah, kedua pendiskusi baik yang menentang yahudi atau pendukung menyampaikan unek-unek mereka dengan bahasa yang santun dan beradab, sehingga membuat kebenaran yang mereka usung tersampaikan dan diterima dengan baik oleh pembaca.

Hal ini bertolak belakang dengan grup pertama yang saya sebutkan diatas, padahal tujuan dari grup tersebut adalah memberi pemahaman yang benar mengenai keislaman, akidah maupun lain sebagainya. Yang lucunya yang kawan-kawan yang mengusung dan punya nilai dalam hujjahnya memakai bahasa yang buruk dan kotor, sementara sang penentang dengan santai dan bijaksana menggapi dengan bahasa yang baik dan sopan, padahal ia mengusung nilai yang salah.

Lalu jika saya selaku orang awam akan merasa miris dengan pembela walaupun saya tau bahwa yang mereka katakan adalah benar. Saya bertanya dalam hati, kalau seandainya yang mereka dibaca oleh orang Islam yang memahami hanya tau sedikit dalam hal agama, apa yang akan terjadi!

Saya ragu mereka akan menerima kebenaran yang ditulis dengan kata-kata kotor, sementara akan menerima ketidakbenaran yang ditulis dengan bahasa yang santun dan beradab.

Jika berbicara dalil, “Sesungguhnya aku dibangkitkan untuk menyempurnakan akhlak yang baik” (Al-hadis). Betapa Rasullah Saw. mengajarkan kita untuk mengutamakan Islam yang santun dalam berdakwah dan menyampaikan kebenaran daripada Islam yang temperamental tanpa menjaga nilai Islam itu sendiri.

Kadang kita berniat membenarkan suatu hal yang kita anggap salah, namun kita tidak sadar kalau bahasa dan cara yang kita gunakan justru menjauhkan pembaca dari kebenaran. Bisa jadi orang yang sudah tau kebenaran menjauhi kebenaran hanya gara-gara bahasa kita yang berisi caci maki dan keburukan. (pimred)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top