Menyongsong Fajar Di Bukit Thursina



Tepat pukul 12.00 malam rombongan tiba di kaki bukit Thursina, Mesir. Semangat untuk mendaki telah menyelimuti peserta KMA Tour kali ini. Dalam gelapnya malam, pendakian dimulai sesuai dengan kelompok yang telah dibagi  panitia.

Saat para penjelajah kelelahan, posko-posko ala kadar yang tersedia di beberapa titik siap menemani mereka. Di posko itu pula kawan yang telah tiba beristirahat sambil menunggu rekan lainnya yang berjalan tertatih-tatih di atas bebatuan yang terjal itu. Setelah semua anggota kelompok tiba, perjuangan mendaki dilanjutkan lagi menuju posko berikutnya.

Pagi itu Ahad, 10/2/2013, suasana bukit tursina pada malam hari masih sangat dingin. Gumpalan salju masih nampak di sudut-sudut batu. Jaket tebal yang berlapis tak mampu menjadi penawar dingin di Jabal Musa (nama lain bukit Thursina) ini.

Setelah menghabiskan waktu lebih kurang tiga jam akhir para peserta dari Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) yang berjumlah 50 orang sampai di puncak. Ternyata, Tgk. Rahmoylah sang “pemenang” expedisi KMA tahun ini. Beliau peserta pertama yang mampu mencapai puncak. Dengan semangat 45-nya sanggup menaklukkan bukit yang menjulang tinggi itu.

Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi waktu setempat, sinar matahari berwarna kuning keemasan mulai keluar dari ujung timur garis cakrawala. Menyapa ratusan wisatawan yang datang dari berbagai negara dan agama. Mesjid yang berada di puncak tiba-tiba berubah mengikuti warna matahari. Sungguh indah, sangat menakjubkan.

Menatap indahnya mentari pagi dan pemandangan di sekelilingnya, tak ada kata lain yang terucap kecuali puji syukur atas kekuatan untuk mendaki yang diberikan oleh-Nya. Kelelahan penuh perjuangan telah terbayar dengan keindahan semesta yang ditunjukkan Sang Pencipta. Terang sang fajar tak hanya menghangatkan pagi yang beku di puncak gunung Thursina, tapi juga menghidupi semesta raya. (Adel)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top