BODOH SAYA KALAU TIDAK IKUT ZAWIYAH
0
Komentar
Saya seorang mahasiswa. Setelah
menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi (Al-Azhar) masyarakat
menganggap saya orang yang hebat. Yang mereka tau, saya sudah punya
banyak ilmu, saya tahu dan bisa segalanya. Ini wajar, karena memang
begitulah tampilan orang-orang yang telah selesai kuliah saat pulang
kampung. Banyak sekali tugas dan peran yang diberikan masyarakat pada
dirinya. Akankah saya mampu seperti mereka?
Saya kuliah di Fakultas Syari’ah,
Ushuluddin, Lughah, atau Dirasah Islamiah. Sudah pasti ilmu saya banyak
dalam bidang kuliah saya. Boleh dibuktikan, dan bisa disandingkan dengan
alumni lulusan Indonesia. Maklum, kualitas pendidikan luar negeri.
Maka, saya patut berbangga. Untuk bisa kuliah saja sudah melewati banyak
tahapan tes. Lagipula, saya sudah menjadi pilihan sejak di Dayah
dahulu.
Dilihat dari segi ilmu yang saya dapatkan dan kapasitas saya yang lumanyan bagus secara intelligence Quotient
(IQ), saya sudah mapan sebagai sarjana Universitas Al-Azhar Mesir.
Tetapi, apakah itu sudah cukup sebagai modal saya pulang kampung?
Bisakah dengan dua keunggulan itu saya dapat menunjukkan diri pada
masyarakat bahwa saya seorang sarjana? Bisakah mereka berharap bahwa
saya akan dapat membantu meringankan masalah-masalah mereka?
Mungkin ada diantara mereka yang
bertanya tentang hukum hal ihwal yang terjadi di lingkungannya. Sebagian
yang lain tentang berita dan kasus-kasus syariat atau akidah terbaru
yang mereka dapat dari berbagai media massa. Atau ada yang akan bertanya
dan meminta bantu hal-hal berhubungan dengan bahasa Arab. Seperti
terjemahan, baca buku berbahasa Arab, mengajar bahasa Arab, tes
percakapan bahasa Arab, arti mufradat, atau diminta menfasilitasi alih bahasa antara masyarakat dengan orang Arab yang hadir di satu tempat.
Juga ada kemungkinan, mereka meminta
saya membuat satu surat kuasa untuk pamannya yang sedang sakit berat,
dan perlu ambil uang di bank. Tentu mereka tidak segan minta tolong pada
saya, karena saya seorang sarjana. Juga, mungkin ada yang meminta saya
membuat satu proposal dalam bahasa Arab, karena selama ini banyak
lembaga atau negara dari Arab yang memberi bantuan untuk pengembangan
ekonomi masyarakat Aceh. Ataupun ada yang minta saya membuat satu
makalah menyikapi masalah yang terjadi dalam masyarakat terkait dengan
hukum atau pandangan Islam.
Selain itu, saya selaku alumni Al-Azhar
yang punya sedikit ilmu agama selalu risau melihat perilaku umat Islam,
khususnya di Aceh. Baik itu dalam praktek kesehariannya, maupun
pernyataan akademisi di koran-koran yang agak menyimpang dari Islam.
Oleh karenanya, saya harus bertindak merespon kekeliruan pemahaman itu.
Tentu saya harus menulis di koran bahwa itu sudah menyimpang dari ajaran
Islam. Tetapi, bagaimana saya mengungkapkannya? Saya tidak terbiasa
merangkai kata lewat tulisan. Bila dengan ceramah atau berdebat langsung
saya siap sampai 3 jam atau lebih.
Kalau begitu, saya harus cari senjata
yang satu ini. Untuk tantangan yang lain insya Allah saya bisa, tapi
membantah lewat tulisan ini belum siap. Ternyata di KMA ada satu forum
yang membimbing mahasiswanya belajar menulis secara benar. Berarti saya
wajib ikut forum Zawiyah. Rugi dan bodoh saya bila tidak ikut di forum
Zawiyah. Al-Azhar tidak mengajari saya bagaimana membuat makalah atau
karya ilmiah, dan tidak melatih saya cara berdiskusi yang benar dan
terbuka. Saya membutuhkan keterampilan itu, dan ia ada di Forum Kajian
Zawiyah KMA Mesir. Saya bertekad dari sekarang……Insya Allah akan selalu
hadir pada kajian Zawiyah, setiap hari kapan saja itu berlangsung.
Posting Komentar