In Memoriam: Penuh Senyum Dan Pencinta Syahid (2)
*Tawfeek Yoesda El-Hakeem ( Mahasiswa asal Aceh pada Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir):
Pertemuan pertamaku dgn Beliau, sebelummya hanya sebatas mendengar, kiprah dan kepiawaiannya bertafsir,..
runut dan sangat detail, dikemas dalam bahasa yang sangat santun, seketika hatiku tersentuh, ta'jub, masuk kedalam penjelasan Beliau,..
sampai aku lupa, bahwa tujuanku ke Elmarg, untuk wada'an dengan kakak kelas.
kisah tentang perjalanan Sayyidna Musa As, bersama seorg pemuda shalih, serasa hidup, bergitu Abstrak...
Sharpennya maksimal, tak ada yg pudar...
Puas, mendengarkan Kisah dan butir Hikmah, Aku mencoba merampung sebuah pertanyaan,..
Ya Maulana, siapa kah pemuda Shalih itu? beredar kisah, dia adalah nabi Khaidir,..
dan apa kah ia Nabi khaidir itu masih hidup? dan tidak memiliki tulang di jari ibu kanannya?
Beliau, tersenyum,.. dan dengan tenang menjawab,...
sungguh, bnyak mufassirin telah mentafsirkan perihal pemuda shalih itu,
Namun bagiku, mengetahui hikmah dibalik kisah ini saja sudah lebih dari cukup,
tidak perlu terlalu mempertanyakan yg tidak kita diperincikan dalam Alquran, karna hanya akan menyulitkanmu,
tinggalkan lah hal2 yg terlalu melebih2kan, laksanakan saja hal yg jelas disyiarkan.
Aku membatin, MasyaAllah, bukankah ia seorg ahli tafsir, tp, ia sangat berhati2 menyimpulkan apa yg Allah tidak lafadzkan.
beliau memilih diam, dan meninggalkan apa yang masih samar_samar.
Pertemuan dikuliah, aku hanya berani mengucapkan salam, dan meraih tangannya, beliau bergitu santun, teduh, Larut dalam istighfar.
Duktur Abdurrahman 'Ueis dalam memori, smoga Allah menempatkannya bersama para Anbiyaa,shuhadaa, was shalihin.
****
Zulfi Akmal, MA (Magister jurusan Tafsir dan Ilmu-ilmu Al Qur'an di Fak. Ushuluddin, Universitas Al Azhar):
Di samping duka mendalam melihat kejadian hari ini ada tusukan istimewa bagi saya pribadi. Guru kami tercinta Prof. DR. Abdurrahman 'Uwais yang telah membimbing saya semenjak awal kedatangan di Mesir sampai jadi pembimbing tesis S 2 di jurusan Tafsir al Azhar, hari ini menjadi salah seorang syuhada' yang tewas di Maidan Rab'ah al 'Adawiyah. Beliau adalah salah seorang guru yang paling istimewa dalam hidup saya.
Ada segudang kenangan saya bersama beliau, yang insyaallah pada lain kesempatan akan saya ceritakan sebagiannya.
Beliau pencinta syahid dan selalu berdo'a semoga meninggal dalam keadaan syahid. Hari ini Allah betul-betul memberikan apa yang menjadi cita-cita beliau.
Baru saja saya menghubungi keluarga beliau di daerah Al Marj Jadidah, bertepatan dengan datang jenazah beliau. Sayang situasi tidak memungkinkan untuk datang ke sana malam ini.
Do'a dari teman semua, semoga Allah mengampuni dan merahmati beliau serta ditempatkan bersama para syuhada'.
Posting Komentar