MISS MUSLIMAH WORLD: PANTASKAH MUSLIMAH DIKONTESKAN?


Miss Muslimah World  adalah sebuah kontes yang disebut-sebut sebagai “jawaban Islam” terhadap seyembara kecantikan wanita dunia, Miss World. Kontes ini didirikan oleh Eka Shanti, mantan penyiar televisi  Indonesia yang mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah menolak melepas jilbab saat siaran.

Kontes ini lahir dari keprihatinan terhadap nasib perempuan, khususnya muslimah di negeri-negeri miskin yang masih mengalami kebodohan dan pelecehan.

Grand final diadakan pada 18 September 2013 di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, dimenangkan oleh Obabiya Aish Ajibola, gadis Nigeria yang berusia 21 tahun. Penilaian kontes ini melihat pada prestasi seni, akademis dan kemampuan membaca  Al-Quran.

Ada Apa dengan Miss Muslimah World?
Segala sesuatu yang dikerjakan tentu memiliki alasan dan tujuan. Penyelenggaraan kontes Miss Muslimah World ini bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam itu indah. Kontes ini sebenarnya memang diporsikan untuk menandingi ajang Miss World yang sebelumnya diadakan di Bali. Namun kenyataan ini selalu dibantah oleh pihak penyelenggara, hingaa akhirnya mereka juga mengakuinya.

Alasan keprihatian terhadap nasib muslimah dibeberapa negara miskin yang diusung oleh acara ini memang patut diapresiasikan. Namun itu tidak cukup, ada beberapa poin yang ingin penulis kritik disini:

1. Dari sisi follow up finalis. Apa langkah konkret Miss Muslimah world dalam kontribusinya di masyarakat kita ini? Ini merupkan pertanyaan besar yang harus dipertanggung jawabkan . Belum tentu dengan diadakannya acara ini, secara otomatis kebodohan, kemiskinan dan pelecehan dapat teratasi.

2. Cita-cita yang mereka junjung untuk memperkenalkan keindahan Islam melalui ajang  Miss Muslimah World ini dengan cara mempertontonkan seorang muslimah di depan khalayak ramai, dan berlenggak-lenggok di atas catwalk, tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah Saw. mengatakan:

صنفان من أهل النار لم أرهما : قوم معهم سياط كأدناب البقر يضربون بها الناس و النساء كاسيات عاريات مميلات  رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يجدن ريحها و إن ريحها ليوجد من مسيرة كدا و كدا.

 “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:[1] suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”(HR. Muslim no. 2128)

3. Embel-embel “Saatnya wanita muslimah dikenal oleh dunia sebagai wanita yang berprestasi, baik akademis maupun seni” merupakan inspirasi yang tidak mendasar. Tidak sepantasnya kesalehan menjadi penilaian manusia, karena Allahlah yang maha menilai ketakawaan seseorang dalam kesehariannya.

4. Opini yang salah tentang Miss Muslimah Word. Menjunjung tinggi nilai Islam dengan alasan memperkenalkan keindahan Islam tidak harus mencontoh gaya Barat. Kita punya kiblat dan idola sendiri. Malah seluruh umat di dunia ini harus mencontoh Islam dalam segala aspek “we are the king of this world”.

ini juga sangat berbeda dengan ajaran Al Quran dalam memandang perempuan. Allah berfirman:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu (wahai ahlul bait) dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab:33).

5. Miss muslimah world = eksploitasi perempuan
Miss Muslimah World atau lainnya sebenarnya tidak masalah kalau diadakan dengan syarat tanpa penonton laki-laki. Mungkin dikalangan wanita sudah biasa dengan acara Tallent Show dan lain sebagainya. Selama tidak ada illat yang menjadikan perempuan itu fitnah bagi laki-laki maka selama itu pula tidak ada larangan.

Islam sungguh memandang wanita sebagai makhluk yang mulia, bahkan wanita memiliki posisi yang sangat tinggi melebihi kaum lelaki pada urusan-urusan tertentu .

Posisi ini pantas dimiliki wanita ketika ia mampu menjaga kodrat, fungsi dan perananya, memenuhi batasan-batasan syariat, memahami dan mengimplementasi  nilai-nilai Islam. Kontribusi wanita shalihat ini akan melahirkan generasi yang berakhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat atau bernegara.

Ini merupakan hal pertama yang seharusnya diketahui oleh mereka yang ingin memperjuangkan hak-hak perempuan. Jangan sampai hitung-hitung mengangkat martabat perempuan,tapi malah menjatuhkannya. (HN)


*Ringkasan makalah “MISS MUSLIMAH WORLD: PANTASKAH MUSLIMAH DIKONTESKAN?” Oleh: Muthmainnah. ZA ;Dipresentasikan dalam acara zawiyah Keluarga Mahasiswa Aceh Kairo, 26 sepetember 2013.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top