Beri Dan Ambillah


Oleh; Mukhlis Ilyas, Lc.
 
Alkisah ada seorang kakek tua yang berumur 70 tahun menanam sebuah pohon, kemudian datanglah seorang pemuda menegur kakek tersebut, wahai orang tua! untuk apa engkau menanam pohon itu padahal engkau sendiri tidak mungkin bisa melihat ia akan tumbuh dan menikmati buah dari pohon tersebut. Kakek itu menjawab singkat: Saya menanam pohon ini bukan untuk diri saya, tetapi untuk anak dan cucu-cucu saya.

Mari kita menoleh kebelakang, merenungi perjuangan para pendahulu kita. Sungguh nikmat yang terbesar yang diberikan Allah SWT kepada kita adalah nikmat iman dan Islam, seandainya Rasullullah Saw dan para sahabat-Nya serta pewaris para anbiya tidak berjuang menegakkan kalimat Allah SWT, maka kedua nikmat terbesar itu tidak dapat kita rasakan pada hari ini.

Dari kisah singkat diatas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa apa yang kita rasakan, gunakan dan manfaatkan selama ini dalam hidup kita manyoritasnya adalah perjuangan, hasil karya, dan buatan orang lain. Pertanyaannya sekarang, apa yang dapat kita berikan untuk orang lain?, padahal kita diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna, lebih sempurna daripada makhluk-makhluk yang ada di bumi. Kita diberikan akal untuk berpikir yang tidak diberikan kepada makhluk-makhluk lain.

Ayam bisa memproduksi telur yang bisa kita konsumsi untuk makanan kita sehari-hari. Sapi menghasilkan susu yang bisa kita minum dan membantu mencerdaskan pikiran manusia. Lebah bisa kita manfaatkan madunya yang sangat berguna untuk kesehatan.

Tak dapat disangkal lagi bahwa masalah beri memberi adalah permasalahan yang penting sekali untuk kita bicarakan, Anda mungkin bertanya pada diri Anda sendiri, “Mengapa saya harus menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, bahkan nyawa untuk saya berikan kepada orang lain”?, padahal saya sekarang sedang berada dalam kondisi yang sulit, terjepit, seakan ingin berteriak, lepas dari permasalahan yang dihadapi. Bukankah dengan memberi itu akan menambah permasalahan dan beban pikiran saya?.

Jawabannya; “tidak”, justru dengan memberi disaat Anda sedang berada dalam keadaan genting akan meringankan beban dan pikiran Anda. Disaat seperti itu Anda masih memiliki sisi potensi untuk memberi, ia sangat berguna bagi Anda, karena Anda merasa lebih bermakna, berharga dan bahagia disaat orang lain menilai Anda gagal, terpuruk dan tak berdaya. Disaat seperti itu mungkin Anda merasakan hanya satu orang di dunia ini, tidak ada yang membantu dan mengulurkan tangan, tetapi disaat Anda memberi, Anda menjadi dunia bagi orang lain.

Berilah dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, memberi dengan mengharapkan imbalan tidak memperoleh apapun, pahala Anda habis dimakan oleh rasa riya dalam hati. Bila memberi dengan ikhlas, gembira dan penuh dengan rasa cinta, akan mendapatkan manfaat yang sangat besar dari manusia dan Khaliq Yang Maha mengetahui. Rasulullah Saw bersabda:

وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.

Artinya:

          “Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya”.

Saya pernah membaca sebuah status teman yang mengisahkan; seorang pemulung yang memberikan sedekah kepada seorang pengemis, pemulung itu sangat bahagia dengan potensi pada dirinya untuk memberi dan menolong orang lain, biarpun keadaannya terjepit ia masih bisa memberi dan membuat orang lain tersenyum. Dia bahagia bisa memberi dengan hasil kerja kerasnya, bukan seperti seorang pengemis yang duduk meminta-minta.

Kebanyakan orang hanya menggunakan sedikit dari potensi mereka, dan bahkan banyak dari mereka yang tidak menemukan bakat sejati atau panggilan hidup. Mereka tidak pernah menemukan suatu tujuan yang benar-benar berarti bagi mereka yang bisa menciptakan perbedaan dalam hidup.

Tetapi disaat seseorang memberi kepada orang lain dan mengabdikan dirinya untuk tujuan yang bermakna, segalanya akan berubah. Dia menemukan perasaan baru bahwa dirinya berharga. Dan bila itu dia terapkan dalam hidup, maka dia dapat mencapai puncak potensinya sambil menolong orang lain dan diri sendiri. Hal ini juga sudah pernah diajarkan Rasulullah Saw kepada para sahabat-Nya, dan seluruh umat manusia, Beliau bersabda:

عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ - رضي الله عنه - عَنِ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم – قَالَ: الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ.

Artinya:


          Dari Hakim bin Hizam ra. Dari Nabi Saw, Beliau bersabda: "Tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan yang di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi tanggunganmu dan shadaqah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya".

“Give, give, and give you will take” ungkapan yang masih tersimpan rapi dalam folder otak saya, ketika bapak pimpinan memberikan tausiyah di balai pertemuan 8 tahun yang lalu. Beliau selalu mengingatkan para santrinya bahwa ketika mengabdi kepada pondok janganlah mengharapkan imbalan, keluarkan kemampuan puncakmu yang ada, buktikan bahwa di dalam dirimu tersimpan sebuah potensi yang prima. Insya Allah kamu akan memperoleh hasilnya sepuluh atau dua puluh tahun kedepan.

Jadi, berikanlah waktu Anda, ilmu Anda, kearifan Anda, harta Anda dan cinta Anda-dan rasakan kekuatan dan keindahan dari memberi itu.

*Ketua KMA Mesir periode XL masa bakti 2013-2014

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top