Khutbah Jum’at; Rasulullah Penghulu Seluruh Nabi dan Rasul
Bersama Syeikh: Jamal Faruq Ad Daqqaq
Rasululah Saw. tidak hanya
diutus untuk umatnya saja, Beliau merupakan penutup para nabi dan Rasul dengan
membawa risalah penyempurna bagi risalah-risalah sebelumnya.
Pada permulaan surat Ibrahim,
Allah SWT membuka surat tersebut dengan firmannya:
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ
النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ
الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
Artinya: Alif Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad)
agar Engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang
dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji.
(Ibrahim: 1)
Dalam
ayat ini Allah menyatakan bahwa risalah yang dibawa oleh Saiduna Muhammad Saw.
adalah risalah ‘Ammah (umum), risalah bagi manusia seluruhnya, bukan umatnya
saja.
Tetapi
mari kita lihat bagaimana Allah mengkhitab Saidana Musa as, masih dalam surat
yang sama, hanya berselang tiga ayat, Allah mengatakan:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا أَنْ
أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ
اللَّهِ
Artinya: Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan
membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya),
“Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dan
ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.”(Ibrahim:5)
Ayat
ini mengisyratkan bahwa risalah yang dibawa oleh nabi Musa as. khusus bagi
umatnya saja, hal ini bisa kita pahami dari firman Allah An Akhrij qaumaka
(keluarkanlah kaummu). Berbeda
halnya dengan Rasulullah, Allah berfirman Litukhrijannas (agar engkau
mengeluarkan manusia).
Tidak
ada keraguan, bahwa para nabi dan rasul terdahulu masing-masing membawa risalah
yang sama, yaitu risalah at tauhid. Akan tetapi Rasulullah Saw. diberi
keistimewaan untuk menjadi penutup sekalian nabi, dengan membawa risalah
penyempurna bagi risalah- risalah yang telah lalu.
Risalah
yang Allah turunkan sebelum Al Quran, dan para nabi yang diutus merupakan
persiapan untuk menyambut Rasulullah Saw.
Ingatkah
kita akan janji yang Allah ambil atas para nabi yang termaktub di dalam surat
Ali Imran.
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا
آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا
مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ
عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ
مِنَ الشَّاهِدِينَ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil
perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu
lalu datang kepada kamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu,
niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman,
“Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?”
Mereka menjawab, “Kami setuju.” Allah berfirman, “Kalau begitu bersaksilah kamu
(para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.”(Ali ‘Imran:81)
Dalam
Ayat yang lain Allah juga mengambarkan bagaimana kelebihan Nabi Muhammad Saw.
atas para nabi yang lainnya, yaitu dalam surat Ad Dhuha. Allah berfirman:
وَالضُّحَى. وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
Artinnya: Demi waktu duha(ketika matahari naik
sepenggalah). Dan demi malam apabila telah sunyi .
Imam
Ar Razi pernah ditanyakan “Kenapa Allah hanya bersumpah dengan waktu duha yang
merupakan salah satu waktu diantara waktu siang hari, sedangkan Allah ta’ala bersumpah
dengan seluruh waktu malam?
Imam
Ar Razi menjawab : “Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa waktu duha kelebihannya
seimbang dengan waktu malam seluruhnya, sebagaimana Rasulullah Saw. jika
dibandingkan dengan seluruh para nabi dan rasul.
Oleh
karena Rasulullah diutus sebagai panghulu seluruh nabi dan rasul, Rasul bagi
seluruh ummat, dan pembawa risalah yang menyempurnakan risalah- risalah
sebelumnya, maka Allah kumpulkan seluruh kelebihan dan keagungan seluruh nabi
dan rasul pada Rasulullah Saw.
Dalam
diri Rasulullah bersemanyam kekuatan nabi Nuh, ketulusan hati Ibrahim dan kasih
sayangnya, mukjizat nabi musa sebagai kalimullah dan ketegasannya, ketampanan
yusuf, kehikmatan Sulaiman dan
kebijaksanaan ‘Isa ‘alaihimussalam.
وليس على الله بمستنكر أن
يجمع العالم في واحد.
Dan tidak ada yang menghalangi jika Allah berkehendak
untuk mengumpulkan segala kebaikan dunia pada seseorang.
Menjelang fajar hari lahirnya
Rasulullah Saw.
Saat-saat
sebelum Rasulullah lahir, para Sejarah telah mencatat kejadian- kejadian ajaib
yang terjadi untuk menyambut Kelahiran Rasulullah Saw. Kejadian- kejadian
tersebut diistilahkan dengan Al Irhashath.
Diantaranya
adalah peristiwa al fil, ketika raja Abrahah mencoba menghancurkan
Ka’bah. Sebelum masuk ke kota Mekah, pasukan tersebut diserang burung- burung
yangmelempari mereka dengan batu- batu kecil sehingga mereka musnah.
Peristiwa
tersebut termaktub didalam Al Quran bahkan Allah menamakan surah tersebut
dengan surah al fil, Allah berfirman:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ
الْفِيلِ
Artinya: Tidakkah
engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan
bergajah?(Al Fil: 1)
Jika diperhatikan, maka ayat ini
sangatlah ajaib, karena Allah ta’ala tidak menjadikan umat islam sebagai
khitabnya, tetapi hanya mengkhitab Rasulullah, seolah- olah Allah berfirman “Wahai
Muhammad sesungguhnya kami melakukan itu hanya sanya untuk memuliakanmu dan
risalah yang ada bersamamu.”
Tafakkur
Hari ini kita telah memasuki hari
pertama dibulan Rabiul Awwal. Bulan yang sangat mulia ini tidak seharunya kita
lewatkan begitu saja tanpa mengambil pelajaran apapun.
Hari lahir Rasulullah merupakan
hari yang paling mulia secara ithlaq, melebihi kemuliaan hari Arafah, hari
Jum’at, bahkan malam al qadr. Karena, kalaulah hari ini tidak ada maka
tidak ada yang namanya kemulian, tidak ada syariah, tidak ada Al Quran, bahkan
tidak ada yang namanya Islam. Semunya itu tergantung kepada lahirnya
Rasulullah.
Oleh karena itu ketika seluruh
umat Islam diseluruh pelosok dunia memperingati maulid nabi Saw, itu tak lain
dan tak bukan melainkan tanda cinta mereka kepada nabi terpilih Muhammad Saw.
Telah disebutkan didalam kitab
yang paling shahih setelah Al Quran, yaitu kitab Shahih imam Bukhari, tentang
kisah Tsuwaibah, seorang budak perempuan Abu lahab, paman Rasulullah Saw.
Ketika mengetahui Rasulullah Saw.
telah lahir, Tsuwaibah bergegas memberitahukan Abu lahab, bahwa keponakannya
Muhammad telah lahir. Berita tersebut membuat Abu Lahab senang tak terkira. Lalu
Abu Lahab memerdekakan budak tersebut, untuk memuliakan hari lahirnya
Rasulullah Saw.
Abu lahab merupakan satu- satunya
kerabat Rasulullah yang disebutkan namanya dalam Al Quran, Allah telah
menyatakan bahwa ia merupakan salah satu penduduk neraka karena memusuhi
Rasulullah Saw.
Namun demikian Allah SWT. tidak
menyia-nyiakan amal baik manusia. Allah tidak menyia-nyiakan kebahagiaan Abu
lahab ketika lahir Rasulullah, Allah tidak menyia-nyiakan fahala saat ia
memerdekakan Tsuwaibah.
Ketika Abu lahab meninggal, Abbas
ibn Abdul Mutthalib bermimpi bertemu dengannya. Abbas bertanya, “ Apa yang
Allah berikan kepadamu?”. Abu lahab menjawab, “Aku ditempatkan oleh Allah
didalam neraka selama-lamanya. Hanya saja diringankan bagiku (siksaan) setiap
malam senin dan dituangkan diantara dua jariku air sebesar ini (sambil
mengisyaratkan dengan ujung jarinya) karena saya memerdekakan Tsuwaibah ketika
memberitahukan aku berita kelahiran Muhammad Saw.
Al Imam Ibn Nashiruddin Ad
Dimasyq mengatakan, jikalau ini adalah balasan bagi orang kafir yang senang
hatinya dengan kelahiran Rasulullah, lalu bagaimanakah balasan yang akan Allah
berikan kepada umat yang senang dengan kelahiran Rasulullah yang meninggal
dalam keadaan Islam.”
Wahai umat islam! Wahai umat yang
meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah, dan bahwa islam adalah agama yang haq,
serta Muhammad Saw. sebagai rasulullah! Setelah mendengarkan kisah Tsuwaibah
dan Abu lahab, adakah terngiang dalam benak kita untuk berdebat tentang hukum
merayakan Maulid Rasulullah Saw?
Telah diriwayatkan bahwa ketika
Rasulullah datang ke Madinah, Rasulullah mendapati para yahudi berpuasa pada
hari ‘Asyurak. Rasulullah bertanya, “Kenapa kalian berpuasa?” Mereka menjawab,
“Hari ini adalah hari diselamatkannya Musa oleh Allah dari kejaran fir’un.”
Rasulullah bersabda “Kami lebih berhak untuk mengenang Musa.” Lalu
Rasulullahpun berpuasa dan menyuruh para sahabat untuk berpuasa pula.
Wahai umat Islam, jika ini adalah
hari diselamatkannya Musa dari Fir’un, lalu bagaimana dengan hari ketika diselamatkan
seluruh umat manusia dari kegelapan menuju kepada cahaya hidayah, yaitu hari
lahirnya Rasulullah Saw.
Tanbih
Bagi mereka yang mengingkari perayaan
Maulid Nabi Saw, mereka perlu tau bahwa para ulama- ulama besar Islam, mulai dari
Masyriq sampai Maghrib, telah berfatwa membolehkan Maulid Nabi Saw. Diantara
mereka adalah Ibn Hajar Al ‘Asqalani, imam As Suyuthi, imam An Nawawi, Ibn
Katsir, Ibn ‘Abidin, Ibn Rajab Al Hanbali, Al Hafidh Az Zahabi bahkan Syeikh
Ibn Taimiyah dalam kitabnya Iqtidhak As Shirath Al Mustaqim juga juga
membolehkan maulid Rasulullah Saw.
Kemudian, cobalah kita lihat apa
yang biasa umat Islam lakukan ketika merayakan Maulid nabi, adakah mereka
berpesta dengan khamar ataupun bermaksiat?
Yang mereka lakukan Justru
berkumpul untuk sama-sama mengingat Rasulullah, sama-sama kembali menyiram hub
Rasulillah (cinta kepada Rasulullah) setelah empat belas abad berpisah
dengannya, membaca zikir, pujian kepada Rasulullah, membaca Al Quran dan saling
menasehati dalam kebaikan dan taat. Kesemua perkara tersebut adalah perkara
yang tidak diragukan lagi masyr’uk(dianjurkan) dalam Islam. Dan dalam sebuah
kaidah dikatakan “Sesuatu yang terbentuk dari hal-hal yang masyruk, maka
hukumnya adalah masyr’uk.
Semoga Allah menjadikan kita
diantara orang-orang yang menyadari akan aibnya masing-masing, dan menunjukkan kita
kepada jalan yang lurus dalam mengetahui yang hak dan batil.
Allahumma
shalli wa sallim wa barik ‘ala Habibina Al Mushtafa Muhammad Shallahu ‘Alaihu
wasallam.(HN)
*Ringkasan Khutbah Jum’at 3 januari 2014, di mesjid
madinah al buust al Islamiyah, Abbasiah, Kairo. Bersama Syeikh Jamal Faruq Ad
Daqqaq, guru besar Akidah wal falsafat, Universitas Al Azhar,Kairo.
Posting Komentar