Mengapa Zionis Merampas Bumi Palestina?


Oleh; Abdul Hamid M Djamil*



Mulanya rencana Zionis untuk mendirikan Negara Yahudi di tanah Palestina adalah sebuah kesepakatan yang muncul dalam sebuah seminar internasional yang diadakan di Basel, Swiss pada tanggal 27-29 Agustus tahun 1897, sebagaimana yang disebutkan Dr. Muhksin Muhammad Shalih.  Hasil yang terealisasi dalam seminar tesebut menjadi lampu hijau bagi mereka untuk mendirikan negaranya di bumi Palestina.

Pada abad ke 19 dunia dikejutkan oleh iming-iming mereka untuk merampas bumi Palestina. Siapakah yang membuka jalan politik bagi mereka untuk merampas bumi Palestina? Dan faktor apa saja yang membuat Yahudi berhasil memiliki bumi Palestina 80% seperti hari ini? Padahal literatur sejarah menyebutkan kehidupan Yahudi tidak ada kaitannya dengan Palestina. Mereka juga bukan keturunan Bani Israil yang hidup di zaman Nabi Ya'kub, Nabi Musa, dan Nabi Isa  as.

Dibalik semua itu ada satu polemik yang sedang berpesta pora di alam jagat raya ini. Bangsa Yahudi mengakui mereka adalah bangsa yang bercerai berai akibat dosa yang mereka lakukan. Oleh karena itu tujuan mereka mendirikan negaranya di Palestina selain untuk berkumpul adalah untuk menunggu turunya "Al-Masih" untuk menembus dosa-dosa mereka.

Namun, kita tidak bisa mengetahui dengan jelas akan latar belakang rancangan mereka untuk merampas bumi Palestina kecuali dengan menelisik beberapa poin penting yang terjadi di Eropa terutama pada abad ke 16 M, di antaranya adalah:

1. Munculya Kristen Protestan dan tersebarnya "Zionis selain Yahudi"  telah membuat sebuah gerakan yang bertujuan untuk melestarikan kebangkitan agama bagi pemikir Yahudi ketika beriman dengan perjanjian lama (Taurat), dan kepercayaan Bangsa Yahudi yang akan berkumpul di Palestina untuk menunggu kembalinya Al-Masih untuk menolong mereka.

2. Terjadinya perubahan politik di Eropa yang telah membuat interaksi bangsa Yahudi dengan bangsa Eropa kian terancam. Dimana bangsa Yahudi telah memandang hina terhadap bangsa Eropa saat itu. Kehidupan mereka di Benua Eropa saat itu sudah sangat bebas, bahkan keadaan mereka sudah seperti di negaranya sendiri. Maka terlihatlah pada abad ke 19 kebangkitan Yahudi di Eropa, baik di bidang politik maupun ekonomi.

3. Lahirnya perpecahan antar kaum di Eropa, setiap kaum memperkuatkan eksistensi kaumnya (primordialisme) serta ingin tampil beda dengan kaum-kaum yang lain. Maka bersatulah Jerman di bawah kepemimpinan Bismarck dan Italia di bawah kepemimpinan perdana menteri Cavour. Pada saat itu pula bersatunya Bangsa Yahudi yang sedang terpencar di seluruh Eropa. Dan ketika itu lahir dua poin penting dari pemikir Yahudi,  yaitu :

a. Yahudi akan tetap menjadi bangsa yang lemah bila tidak bersatu, berdomisili di Negara Eropa menurut mereka akan membuat mereka seperti pemuda yang tidak mempunyai negara asalnya.

b. Keinginan mereka untuk berkumpul dan berdomisili di Eropa bagian timur. Kemudian niat jahat mereka berubah untuk menjadikan negaranya di Bumi   Palestina. 

*Penulis adalah mahasiswa tingkat akhir Fak. Syariah Wal Qanun Jur. Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar Mesir



Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top