30 Juz Hafalan Hangus Kecuali 2 Ayat

Google Image
Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas tubuh demi tubuh pasukan Romawi. Ia termasuk generasi Tabi’in (270 H) yang hafal Al-Quran.

Namanya adalah sebaik-baik nama, ‘Abdah bin ‘Abdurrahiim. Keimanannya tak diragukan. Adakah bandingannya di dunia ini seorang mujahid nan hafal Al-Quran, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa Daud-nya serta keimanannya?

Namun tak disangka, akhir hayatnya ia mati dalam kemurtadan dan hilang semua isi Al-Quran dalam hafalannya melainkan dua ayat saja yang tersisa. Ayat apakah itu dan apakah penyebabnya? Berikut kisahnya.

Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang Romawi. Ia antarkan orang romawi itu ke neraka dengan pedangnya. Tak disangka pula, nantinya ia pun diantar ke neraka oleh seorang wanita Romawi, tidak dengan pedang melainkan dengan asmara.

Kaum muslimin sedang mengepung kampung Romawi. Tiba-tiba mata ‘Abdah tertuju pada seorang wanita Romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorang pun dijamin lolos husnul khatimah.

Tak tahan, ia pun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu yang isinya: “Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?” Perempuan itu menjawab, “Kakanda, masuklah agama Nasrani maka aku jadi milikmu.”

Syahwat telah memenuhi relung hati ‘Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa beriman, tuli peringatan dan buta Al Quran. Dalam atinya terbangun tembok anti hidayah. Khatamallaahu ‘ala qulubihim wa ’ala sam’ihim wa ’ala absharihim ghisyawah. Wal'iyadzu billah.

Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra. Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan Islam. Ia rela murtad. Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang.

Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Al-Qur’an meninggalkan Allah dan menjadi hamba salib? Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa. Saat ditanyakan kepadanya, "Di mana Al-Quran-mu yang dulu?" Ia menjawab, "Aku telah lupa semua isi Al-Quran kecuali 2 ayat saja," yaitu:

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.”

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
(QS. Al Hijr: 2-3)

Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum Nasrani. Begitulah keadaannya sampai ia mati, mati dalam keadaan murtad.
Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad, apatah lagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan. Saudaraku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah lindungi kita dari fitnah wanita dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk di akhir hayat.

Ma taraktu ba’di fitnatan adharra ‘ala ar-rijaal min nisaa′.
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yg maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali fitnah wanita.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).

*Dari Buku Dibawah Kilatan Pedang (101 Kisah Heroik Mujahidin), Karya DR. Hamid Ath Thahir. Dituliskan kembali oleh M. Kadapi Pagan

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top