Silaturrahim

Google Image

Oleh: Munawir Sajali
Mahasiswa tingkat akhir Universitas Al-Azhar Mesir.

Di dalam Islam, seorang mukmin tidak hanya dituntut untuk beribadah kepada Allah semata, melainkan ada perintah lain yang sangat erat kaitan dengan ibadah seseorang. Bisa saja dengan perintah yang lain tersebut menggambarkan diterima atau tidaknya amalan seseorang. 
 
Karena jika diperintah beramal tidak dikaitkan dengan sesuatu yang lain dari pada amalan, maka tentu seorang muslim tentu tidak akan tahu seberapa kuat keimanan dan bagaimana dampak dari pada ibadah yang dilakukan selama ini. 
 
Bagi seorang mukmin, mungkin jika menjaga ibadah semata tidaklah terlalu berat. Salat jamaah bisa saja tidak pernah putus kecuali ada udzur syar’i yang menghalangi. Banyak orang yang ibadah puasanya tidak diragukan lagi. Jangankan ibadah Ramadhan, puasa sunnah di setiap waktu yang disunnahkan pun selalu terjaga jika ia mau. Dengan harta berlebih, ibadah haji bisa dilakukan setiap ada peluang, ditambah lagi dengan umrah yang bisa dijadwalkan setiap tahunnya.

Namun apakah benar jika seseorang seperti yang digambarkan di atas memang sudah benar-benar menjadi seorang mukmin yang diharapkan oleh Allah? Apakah memang ibadah yang diperintah dalam hidup cukup pada salat, puasa, haji dan umrah saja?

Inilah permasalahan yang banyak sekali disalahartikan oleh kebanyakan orang. Kesalahpahaman seperti ini membuat orang lalai dengan dirinya, sehingga merasa amalan sudah banyak, amalan tercukupi, maka tidak lagi perlu memperhatikan perintah Allah yang lainnya.

Perlu diketahui bahwa Islam ini adalah agama Allah yang dibawa oleh Rasulullah kepada umat manusia di seluruh belahan dunia. Islam bukan hanya agama ritual saja, Islam bukan hanya agama amalan saja. Bukan hanya hubungan dengan Khaliq yang ditekankan, tapi juga dengan makhluk. Ibadah di dalam agama ini sangat erat kaitannya dengan silaturrahim, baik itu dengan saudara, kerabat, tetangga, ataupun silaturrahim dengan sesama muslim yang lainnya.
 
Silaturrahim inilah ibadah yang sering dianggap sepele oleh banyak orang. Mungkin disebabkan kurangnya ilmu akan pentingnya silaturrahim, atau memang ia tidak tahu sama sekali kalau silaturrahim itu juga sebagai ibadah kepada Allah.

Padahal kerugian tidak menyambung tali silaturrahim itu sangat besar dampaknya di dunia maupun di akhirat, bila dibanding dengan kerugian tidak melaksanakan ibadah haji, dan umrah sekalipun.

Bila seorang mukmin telah mampu untuk melaksanakan ibadah haji, kemudian dia tidak menunaikannya dengan alasan sebagian uang itu ia berikan bantuan kepada sebagian keluarga, atau kerabatnya yang memang sangat membutuhkan, maka ketika itu ia tidak berdosa jika tidak menunaikannya.
 
Namun sebaliknya, bila seseorang muslim melakukan semua ibadah sangat tekun, tetapi ia tidak memperhatikan bagaimana keadaan saudaranya, tak peduli dan tidak sudi melihat bagaimana dengan keadaan kerabatnya yang lain, ketika itu secara tidak langsung ia telah memutuskan tali silaturrahim.
 
Dampak memutuskan tali silaturrahim sangat merugikan, baik di dunia maupun di akhirat. Di antaranya:

1. Tidak masuk surga.
Rasulullah bersabda:

لَايَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak masuk surga para pemutus tali silaturrahim.” (HR. Muttafaqun Alaih)

Bukankah rugi besar, ketika kita beribadah dengan mengharap rida Allah dan menginginkan balasan surga darinya, namun terhalang karena tanpa sadar telah memutuskan tali kasih sayang.

2. Rahmat tidak turun bagi para pemutus tali silaturrahim
Rasulullah Saw. bersabda:

إِنَّ رَحْمَةَ لَا تَنْزِلُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Sesungguhnya rahmat Allah tidak turun terhadap kaum yang di dalamnya ada pemutus silaturrahim.”(HR. Bukhari)

Seorang muslim itu mestinya memperhatikan sanak saudara dan kerabatnya, dan mereka lebih di utamakan ketimbang orang lain. Karena silaturrahim harus dijaga mulai dari yang terdekat. Allah memerintahkan untuk menjaga diri dari api neraka, kemudian menjaga keluarga darinya. Tidak mustahil hal itu juga berlaku ketika kita di perintahkan untuk menjaga tali silaturrahim dari keluarga terdekat.
 
Bersambung...

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top