Biografi Saiyyidah Fatimah Az-Zahra Dalam Kajian Keputrian Kita

Ash-Shahabiat Hawla Ar Rasul
Seorang perempuan yang keridhaannya adalah keridhaannya Rasulullah Saw. dan kemarahannya adalah kemarahan Rasulullah. Seorang perempuan yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. sebagai Saiyyidat Al ‘Alamin. Yang mana jalannya, parasnya sangat mirip dengan Rasulullah bahkan sangat dicintai oleh Rasul, beliau adalah Fatimah Az-Zahra bintu Muhammad Saw.

Hadirnya Saiyyidah Fatimah lima tahun sebelum Rasulullah Saw. diangkat sebagai rasul. Maka siapakah yang lebih hebat dibandingkan Fatimah yang ayahnya adalah ahsanul basyar (sebaik-baiknya manusia) dan ibunya seseorang yang digelar At-Thaahirah. Sebuah kebanggaan yang sangat mendalam dirasakan oleh Fatimah Az-Zahra ketika Rasulullah Saw. mengatakan kepadanya "Anti Saiyyidah nisaak ahlil jannah".

Saiyyidah Fatimah adalah seorang penyangga dakwah ayahnya yang memang telah Allah persiapkan, dari kecil beliau mendapatkan tarbiyah yang luar biasa bahkan, pun sejak kecil beliau menyaksikan bagaimana orang-orang Quraisy menarik kerah baju nabi. Beliau juga yang melihat bagaimana orang-orang jahiliyah meletakkan kotoran di atas pundak Rasulullah Saw. pada saat sedang sujud di depan Ka’bah sehingga Fatimah datang kemudian membersihkan bersihkan kotoran itu.

Setelah pemboikotan kota Mekkah terhadap Bani Hasyim yang mana Saiyyidah Fatimah pun ikut serta dalam hal tersebut. Pada saat itu pula wafat ibunda Khadijah bintu Khuwaylid pada tahun 10 ke-nabian. Setelah itu seluruh kebutuhan Rasulullah Saw. di urusi oleh Saiyyidah Fatimah sehingga beliau digelar sebagai "Ummu Abiha".

Ketika Rasulullah pindah ke kota Madinah, pada saat itu Rasulullah Saw. pergi bersama Abu Bakar. Setiba mereka di Madinah di utus sebuah rombongan untuk menjemput Saiyyidah Fatimah yang mana pada saat itu beliau berumur hampir 18 tahun. Para orientalis melembarkan sebuah shubhat (tuduhan) terhadapnya. 

Bahwa "Tidak adanya kecantikan atau paras dan pendeknya akal yang menyebabkan dirinya telat menikah”. Lalu di bantah oleh para mu’arrifin bahwasanya zuhudnya Sayyidah Fatimah dan kuatnya keinginan beliau sebagai penompang perjuangan Rasulullah Saw. itulah yang menyebabkan telatnya beliau dalam menikah.

Umur 18 tahun Saiyyidah Fatimah menikah dengan Saydina Ali Ra., dikatakan pada saat itu Ali berumur empat tahun lebih tua dari dirinya. Khitbah ini terjadi sesaat setelah perang badar. Sebelum Saydina Ali meminang Fatimah Az-Zahra, Abu Bakar sudah pernah maju, Usman pun sudah pernah maju. Tetapi, Rasulullah Saw. menolak mereka dengan tolakan yang sangat lembut dan bijak.

Pernah suatu ketika Fatimah menanti kedatangan ayah dan suaminya dari suatu peperangan, beliau membuat anting-anting, kalung dan di pasangkan sitar yang indah dirumahnya yang bertujuan agar ayahnya tidak selalu melihatnya dalam kesusahan. Kebiasaan setelah pulang dari peperangan, rumah Fatimahlah yang menjadi rumah pertama yang di ziarahi oleh Rasulullah Saw. 

Nah, pada hari itu Rasulullah Saw. keluar dari rumah anaknya dalam keadaan marah dan kemudian naik ke atas mimbar dan mengatakan “Kalaulah di dunia ini ada kebaikannya(dunia) walaupun hanya sebelah ekor nyamuk maka Allah akan memberikan seteguk air bagi orang-orang kafir”. Maksudnya tidak ada kebaikannya di dunia ini,makanya Allah berikan kenikmatan yang banyak bagi orang kafir Quraisy pada saat itu.” Dan aku tidak izinkan keindahan dunia ini masuk kedalam dirinya dan dalam diri keluarganya”.

Maka kemudia Fatimah mengirimkan semua perhiasan yang beliau pakai untuk ayahnya dan mengatakan bahwa dirinya bersadaqah di jalan Allah. Barulah Rasulullah Saw. tersenyum melihat bahwa putrinya memahami apa yang di inginkan oleh ayahnya.

Saiyyidah Fatimah adalah seorang istri yang sangat qanaah, hemat dan rajin. Dengan segala keterbatasan yang diberikan oleh suami padanya tetap beliau syukuri dan dijalani dengan semestinya. Ketegarannya dan kesederhanaanya dalam berumah tangga sehingga tidak menuntut apapun pada suaminya, beliau bersabar dan mendidik anak-anaknya sehingga dunia pun tak masuk dalam kehidupan beliau.

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwasanya suatu bukti kecintaan Rasulullah Saw. terhadap Fatimah adalah ketika datang ke rumah ayahnya. Rasulullah  bangun dan mencium Fatimah begitu pula dengan Fatimah. Kecuali disaat Rasulullah sedang sakit parah. Pada saat itu seluruh istri-istri Rasulullah datang dan Sayyidah Fatimah duduk disebelah kanan dan dibisikkan kepadanya “Bahwasanya malaikat Jibril biasanya mengkhatamkan hafalannya sekali dalam setahun tapi, pada tahun ini sebanyak dua kali dan ini menandakan bahwasanya ajal ku sudah dekat.” Sehingga Fatimah menangis mendengar berita itu. Dan tak lama kemudian di bisikkan kepadanya bahwanya dirinya yang paling cepat menyusul Rasulullah Saw. dari ahlinya maka mulailah Fatimah tersenyum.

Tak lama hanya berselang 6 bulan setelah Rasulullah wafat, Fatimah pun jatuh sakit. Bahkan dikatakan setelah Rasulullah Saw. wafat tidak ada senyuman lagi di wajahnya sampai pada hari yang mana ia merasa bahwasanya Allah akan memanggilnya. Pada saat itu ia mandi dengan sesempurnya dan meminta kepada Zainab bintu ‘Umaisy untuk memakaikan pakaian yang bagus sehingga setelah itu Fatimah tak perlu untuk dimandikan lagi. Kemudian Ali memakamkannya di baqi’. Wallahu A'lam [NR]

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top