Ilmu Saja Tidak Cukup
Syekh Said Ramadhan Al-Buthy |
Oleh: Khalid Muddatstsir*
Dikisahkan oleh Syekh Said
Ramadhan Al-Buthy bahwa pada abad ke 5 Hijriah
ada seorang ahli fiqih yang bernama
Ibnu As-Saqa. Suatu hari Ibnu Al-Saqa dan kedua temannya, Ibnu
Ashrun dan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, berniat mengunjungi seorang
ulama besar pada masa itu, seorang wali shaleh yang bernama Syekh Yusuf Al-Hamzani.
Didalam perjalanan, mereka berbincang bincang mengenai
tujuan mereka masing-masing ketika menjumpai Syekh Yusuf nanti. Ibnu As-Saqa berkata, "Niatku
mengunjungi Syekh untuk menguji keilmuannya dan mengumumkan kebodohannya kepada
khalayak." Ibnu Ashrun juga menimpali,
"Saya ingin meminta beliau untuk mendoakan saya supaya menjadi kaya dan diberikan harta yang banyak."
Sementara Syekh Abdul Qadir
Al-Jilani ikut
berkomentar,
"Sedangkan saya, banyak kabar yang saya terima mengenai keshalehan dan kealiman beliau. Makanya saya ingin menziarahi beliau untuk
keberkahan dan meminta beliau mendoakan
kebaikan buat saya."
Singkat cerita tiga
sekawan ini tiba di kediaman Syekh Yusuf. Ketika mereka masuk ke rumah Syekh, Syekh Yusuf melihat kearah Ibnu As-Saqa dan langsung berkata, "Aku melihat kekufuran di kedua matamu." Beliaupun menjawab pertanyaan yang tersimpan dalam hati Ibnu As-Saqa yang
dipersiapkan untuk menguji
Syekh tadi.
Padahal Ibnu As-Saqa sendiri belum mengutarakan pertanyaannya.
Syekh Yusuf lalu melihat ke arah Ibnu
Ashrun dan berkata, "Harta itu akan datang kesini." Sambil menunjuk
kedada Ibnu Ashrun.
Kemudian Syekh Yusuf berkata kepada Abdul Qadir Jilani,
"Telapak kakimu berada di
leher semua auliya
di zamanmu." Yang artinya beliau akan jadi tuannya
para wali di zamannya.
Tepat seperti yang dikatakan Syekh Yusuf, Ibnu Saqa dan Ibnu Ashrun mendapatkan keinginan
mereka. Ibnu Ashrun diberikan rezeki yang melimpah sehingga menjadi orang yang
terkaya di zamannya. Sebuah kota di Damaskus bahkan
dinisbahkan kepada kepada beliau, kota Ashruniyah.
Sedangkan Ibnu As-Saqa, Ia
menjadi murtad dengan pindah ke agama Kristen. Ia
tertipu dengan muslihat raja Kristen yang mengiming-iminginya dengan kecantikan
putri raja dan memintanya pindah agama. Ketika Ibnu As-Saqa bersedia pindah agama, raja Nasrani pun
urung menikahkan putrinya denan Ibnu Saqa.
Bagaimana dengan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani? Kami rasa semua pasti tahu akan derajat kewalian
beliau. Ulama yang menggabungkan antara ilmu
syariat dan hakikat yang perjalanan spiritualnya sangat diagungkan. Seperti doa Syekh Yusuf, Sidi Abdul Qadir menjadi seorang ulama panutan
di zamannya, bahkan hingga hari ini. Syekh Abdul Qadir memang dikenal ulama yang zuhud, akhlaknya
yang sangat mulia, dan ahli ibadat. Rahimahullah.
Hakaza...
Ilmu agama yang luas tidak dapat menghindarkan manusia
dari hawa nafsu dan godaan kenikmatan dunia. Seorang yang memiliki segudang
ilmu agama sekalipun juga bisa terjerembab ke kubangan hawa nafsu apabila rasa
cinta kepada Allah telah musnah dari hatinya. Ilmu tanpa cinta kepada Allah dapat
membinasakan. Berilmu tanpa cinta kepada Allah, ibarat mau terjun ke medan
perang dengan membawa pedang tajam tapi ia lupa bagaimana menghunuskannya.
(Disarikan
dari Buku Al-Hubb fi Al-Qur’an karya Syekh Ramadhan Al-Buthy)
*Mahasiswa Jurusan Akidah dan Filsafat
Universitas Al-Azhar.
Posting Komentar