Warung Kita, Sensasi Rindu Nusantara

foto : sepiring mie Aceh dari Warung Kita 
Ahmad Yani baru saja menghabiskan sepiring Mie Aceh dalam sekejap mata, saya tidak tahu apa ia menghabiskannya karena sedang kelaparan tidak makan berhari-hari atau ada rasa istimewa yang tersembunyi sehingga ia begitu lahap menyantapnya.

Tak mau berhenti disitu, sesaat setelah mie tak lagi bersisa ia mulai melirik nasi goreng yang tergeletak di samping lalu melahapnya. "watee tapajoeh bu goreng nyoe, langsong teu ingat u gampong. Mangat". (waktu kita makan nasi ini, langsung teringat kampong. Enak rasanya).

Begitulah ucap Ahmad Yani sekejap setelah mencicipi lezatnya Mie Aceh plus nasi goreng yang baru saja dibeli di sebuah rumah makan.

"Siapa yang bilang enggak enak, tapi ingat kawan juga dong. Jangan merusak nafsu makan oranglah. Kalau kau makan seperti itu, aku kan pingin juga pesan dua bungkus tadi," ujarku. Ia tertawa sekejap lalu kembali fokus pada piring nasi.

Malam ini kami baru saja pulang dari Warung Kita. Kami memesan empat porsi Mie Aceh dan dua porsi nasi goreng untuk kawan di rumah dari warung makan itu. Makanan yang masih hangat ini dengan cepat menarik peminat penghuni rumah yang memang tengah dalam kondisi lapar.

"Makanan yang enak, makannya harus begini sob. Menikmati. Kita sedang tidak ikut olimpiade lomba makan malam ini tahu," ujarku sambil menunjukkannya caraku memasukkan nasi goreng secara perlahan ke mulut.

Kupejamkan mataku dan kubuka mulut lebar-lebar. "Baaahhhh, meleleh. Pecah enaknya..."

"Enak sih enak, tapi nggak lebay juga cara makannya," ujar Yani menyindir.

Bukan hanya itu, warung ini dilengkapi fasilitas ruangan khusus untuk wanita dan juga menyediakan akses wifi gratis. Beberapa menu menarik yang disajikan Warung Kita juga makin menambah daya tarik, salah satunya Mie Aceh. Mie yang sudah menjadi salah satu identitas kuliner Aceh ini memang harus dicicipi kalau singgah di warung ini. Rasanya khas. Aroma rempah dan rasa pedasnya pas di lidah dan bagi yang tidak suka pedas bisa memesan yang agak manis sesuai selera.

Selain Mie Aceh, warung ini juga menghadirkan beberapa variasi menu makanan dan minuman nusantara yang pastinya cocok di lidah perantau Indonesia dan Melayu. Banyak pilihan menu menarik yang sayang kalau tidak dinikmati. Sebut saja ayam bakar, ayam gepuk, pecal lele, tom yam dan aneka menu lainnya. Rasanya yang nikmat ditambah dengan harga yang bersahabat dengan isi kantong mahasiswa, tentu tidak akan membuat pelanggan kecewa.

Lazimnya sebuah warung, rumah makan yang baru tentu membutuhkan start yang bagus. Gencarnya promosi yang dilakukan oleh karyawannya sepertinya membuahkan hasil. Ini terlihat saat kami baru tiba di warung, beberapa akhwat sedang menunggu pesanan mereka. Mereka juga sedang memesan Mie Aceh. Namun, tidak seperti mereka yang memilih makan di tempat, kami memilih dibungkus untuk dibawa pulang ke rumah.

Tidak sulit menemukan alamat warung makan yang buka setiap hari (kecuali hari sabtu) ini. Warung ini terletak di Imarah 5, Syaqoh 2 Komplek Hayyu 'Asyir dan bertetangga langsung dengan komplek apartemen milik mahasiswa Pahang Malaysia.

Bagi yang tinggal di daerah Hayyu 'Asyir hanya perlu beberapa menit berjalan kaki hingga tiba di Warung Kita. Warung makan yang mengepulkan asap pada pukul 12 siang hingga pukul 9 malam ini dikomandoi Bang Jack dan Bang Doel di bagian dapur.

Kolaborasi keahlian mereka berdua dalam meracik bumbu dan rempah inilah yang kemudian menyebabkan warung ini spesial dan layak dikunjungi. Kelihaian kedua pemuda tampan ini dalam menyatuan beragam rempah-rempah yang sempat membuat Portugis dan Belanda gelap mata dalam satu wajan patut diacungi jempol.


Hasilnya adalah sebuah makanan dengan rasa luar biasa, seakan menyatakan kembali rindu akan nusantara tepat pada gigitan pertama. Persis seperti komentar Ahmad Yani, "Tapajoh bu goreng nyoe langsong teuingat u gampong. Mangat". Kalian harus mengunjunginya. (FJ)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top