Awal Mula Berdirinya Daulah Abbasiyah



Oleh: Ahmad Qusyairi*
Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 132-656 H, kekuasaan dinasti ini berlangsung sekitar 5 abad. Daulah Abbasiyah dinisbatkan kepada Abbas bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad Saw. Beliau sangat bersimpati kepada Nabi Muhammad Saw. dalam perjalanan dakwah Rasulullah menegakkan Islam. 


Menurut para sejarawan beliau lahir  tiga tahun sebelum Tahun Gajah, saat pasukan bergajah hendak menghancurkan Baitullah di Makkah, dan ia merupakan saudara termuda ayahnya Rasulullah. Ibunya Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah wanita Arab yang pertama mengenakan kelambu sutra pada Bait Al-Haram.  Anaknya yang paling masyhur Ibnu Abbas lebih lengkapnya Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib lahir di Makkah awal masa kenabian dan wafat pada tahun 67 H, serta telah meriwayatkan 1660 hadis.  


Dan kemudian putranya, Ali bin Abdullah bin Abbas yang lahir pada hari terbunuhnya Ali bin Abi Thalib  adalah seseorang yang mulia yang sangat meniru atau mencontohi perilaku Ali bin Abi Thalib. Beliau juga merupakan seorang ahli ibadah yang wara’.


Daulah Abbasiyah berdiri setelah melalui beberapa fase. Fase pertama pada awalnya Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas menjalankan kampanye untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan dari tangan pemerintahan Umayyah  kepada keluarga Bani Hasyim, pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada masa ini sistem pemerintahan masih sangat kokoh. Fase pertama ini lebih dikenal dengan fase rahasia. Selanjutnya fase kedua pada masa Marwan ll, saat itu terjadi pertentangan secara terbuka dan memuncak.


Sebelum berdirinya Dinasti Abbasiyah terdapat 3 tempat permulaan dakwah mereka Humaimah, Kufah, dan Khurasan. Kufah menjadi pusat dakwah di mana propaganda disusun dengan sangat rapi dan strategi yang cukup matang dicanangkan. Akan tetapi gerakan salah seorang pemimpin dakwah yang lebih dikenal Imam Ibrahim pemimpin Abbasiyah  diketahui oleh Marwan II.
 

Ibrahim tertangkap dan dipenjarakan di Haran sebelum akhirnya dieksekusi. Sebelumnya Ibrahim sempat berwasiat kepada adiknya Abu Abbas (Abu Abbas Abdullah Saffah 132-136 H) dan memerintahkannya untuk pindah ke Kufah. Lalu kekuasaan Umayyah di Kufah berhasil ditaklukkan oleh Abbasiyah. Selanjutnya Abu Salamah tokoh propaganda Abbasiyah menetap di sana, ketika sistem pemerintahan di sana telah di ambil alih oleh Abbasiyah. 


Kemudian Abdullah bin Ali (paman Abu Abbas Abdullah Saffah) diperintahkan untuk  mengejar khalifah Umayyah yang terakhir, Marwan ll (Marwan bin Muhammad), bersama pasukannya yang melarikan diri hingga berjumpa kedua pasukan di  Zab Mausul ( زاب الموصل  dengan kekalahan dari pihak Marwan II. 


Kemudian melarikan diri bersama pasukannya dan diikuti oleh Paglima Shalih bin Ali  sampai ke Fustat di Mesir dan akhirnya terbunuh di wilayah Busir Al-Fayyum tahun 132 H di bawah pimpinan Shalih bin Ali. Dengan demikian tumbanglah kekuasaan Umayyah yang bertahan hampir seabad dan digantikan dengan Dinasti Abbasiyah. Dan yang menjadi khalifah pertama adalah Abu Abbas Abudullah Shafah (132-136 H). Pada masa ini juga peletakan  pertama wazir (menteri) membantu roda pemerintahan khalifah.


Pada masa inilah banyak pembukuan-pembukuan buku, penulisan, penerjemahan sehingga muncul cendekiawan-cendekiawan muslim yang sangat hebat. Kebebasan berpikir yang di akui sepenuhnya sebagai hak asasi, akal dan pikiran benar-benar dibebaskan. Pada masa Abbasiyah pula awal terlahirnya mazhab 4: Imam Hanafi (80-150 H), Imam Malik (93-179 H), Imam Syafi’i (150-204 H), Imam Ahmad Hambali (164-241 H).

Kemajuan dalam berbagai ilmu, ilmu agama maupun ilmu sains yang menjadikan masa ini masa keemasan Islam.





مراجع:
  •  د. أحمد مجاهد مصباح, مصر في ظلال العابسين, ص 46

  •   البداية و النهاية في التاريخ , ص 293

  • أخبار العباس و ولده ,ص135

*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah, Universitas Al-Azhar, Kairo.






Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top